Mereka memutuskan untuk jalan-jalan di Ichon Hangang Park sambil bersepeda, tentu saja mereka terlebih dulu menyewa sepeda itu. Semenjak mereka menginjakkan kaki mereka di Seoul, mereka belum pernah jalan-jalan.
"Ngapain kamu duduk di sini?!" Tanya Yoon Jae
"Karena aku juga mau ikut naik sepeda, beb."Jawab Hyuna
"Maksudku ngapain kamu ikut aku?! Sana. Kamu ikut siapa kek gitu!" Sahut Yoon Jae
"Nggak mau. Aku maunya sama bebeb Yoon Jae aja." Sahut Hyuna
"Jung In. Tukeran sepeda, yuk." Ucap Yoon Jae
"Boleh." Sahut Jung In
Jung In turun dari sepeda yang di pegang lalu menuju Yoon Jae. Yoon Jae langsung menuju sepeda yang tadi Jung In pegang.
"Ish. Kok bebeb malah tukeran sepeda sama Jung In sih?!" Kesal Hyuna
"Kalau kamu mengikutiku, aku akan benar-benar musnahin kamu." Ancam Yoon Jae ketika Hyuna hendak turun menghampirinya
Hyuna langsung memasang wajah cemberut dan duduk lagi. Mereka semua mengayuh sepeda mereka secara bersamaan.
"Oh iya, setelah ini kita makan yuk. Aku laper soalnya." Ucap In Seok
"Boleh. Aku tahu tempat makan terdekat dari sini." Sahut Jin Gu
"Aku juga laper. Gimana kalau kita makannya saat jam makan siang aja? Tanggung soalnya jamnya udah jam 11 an ini." Ucap Joon Oh
"Boleh." Sahut Tae Oh
"Aku minta maaf. Gara-gara aku telat bangun, aku jadi nggak masak buat sarapan pagi dan akhirnya kita nggak sarapan." Sesal Jin Gu
"Bukan salah kamu, kok. Kita juga telat bangun." Sahut Joon Oh
"Iya. Kasusnya benar-benar membuat kita kelelahan sampai kita semua bangun siang kayak gini." Sahut In Seok
Jin Gu tersenyum mendengarnya. Suasana kembali hening. Mereka benar-benar menikmati hari ini. Kebetulan sekali harinya sangat cerah.
Mereka terus mengayuh sepeda mereka. Ketika jam sudah menunjukkan pukul 11.30, mereka berhenti dan mengembalikan sepeda yang mereka sewa.
Hyuna kembali menempeli Yoon Jae. Dia sangat senang ketika berada di samping pemuda putih pucat itu.
"Oh iya, nanti akan di adakan acara pensi di bulan Maret. Setiap kelas wajib mempersembahkan sesuatu. Aku sudah bicara sama Jackson, apa yang harus kita tampilkan buat pensi nanti." Ucap Joon Oh
Saat ini mereka sedang duduk di rerumputan hijau.
"Terus apa katanya?" Tanya Jung In
"Kelas kita bakal nampilin dance. Orang-orang yang bakal tampil dalam dance nanti udah dipilih." Sahut Joon Oh
"Emang siapa aja yang tampil?" Tanya Jin Gu
"Min Seok, Se Joon, Jong Min, June, Min Gi, In Seok, dan Jung In." Jawab Joon Oh
Min Gi, In Seok, dan Jung In yang lagi minum langsung menyemburkan minumannya karena kaget.
"Kok aku?!" Kesal Min Gi
"Kamu kan tahu sendiri aku tidak jago-jago banget dance!" Kesal Jung In
"Siapa sih yang milih orang-orangnya?!" Tanya In Seok
"Aku sama Jackson." Sahut Joon Oh
"Kok kamu tega milih kita? Kamu mau mempermaluin kelas kita? Kamu tahu sendiri kita nggak terlalu jago banget dance. Kan masih banyak yang lainnya yang lebih jago dance di banding kita bertiga!" Kesal Min Gi
"Jangan ngebantah. Aku sama Jackson udah melakukan riset kecil dan yang kita dapet kalau yang paling jago dance di kelas kita itu kamu, Jung In, In Seok, Se Joon, Jong Min, June, dan Min Seok. Kita dapetin datanya dari kepala sekolah dan kalian pernah juara dalam pertandingan dance tingkat nasional." Sahut Joon Oh
"Tetep aja kalian berdua main seenaknya aja buat mutusin siapa yang akan tampil saat pensi nanti." Sahut Jung In kesal sendiri
"Ngapain kalian bertiga pada ribut cuman karena tampil doang. Ini cuman pensi. Jangan terlalu diambil pusing. Kalau mau tampil ya silahkan tapi kalau nggak mau kita bisa bayar denda. Gitu aja ribet." Sahut Yoon Jae
Mereka bertiga menoleh kearah Yoon Jae. "Kenapa kalian bertiga pada mandangin aku seperti itu?" Tanya Yoon Jae heran
"Luar biasa. Idemu bagus juga. Kan ada Jun Myeon di kelas kita. Kita minta dia buat bayarin denda kalau kita nggak bakalan tampil." Antusias Min Gi
"Ide dance itu dari Jun Myeon omong-omong, jadi mustahil dia mau ngebatalinnya. Dia udah milihin musiknya dan baju yang akan kalian gunakan saat tampil pensi nanti bahkan dia nyewa make up artist agar saat kalian tampil itu lebih mempesona dan kelas kita menang juga dia udah nyewa koreografer terkenal buat kalian. Kalian semua tinggal terima beres aja. Semuanya udah di urus sama Jun Myeon. Kalau di batalin rugi besar kita." Jelas Joon Oh membuat Min Gi, Jung In, dan In Seok menatap tajam dirinya
Bukannya mereka tidak mau tampil dance buat pensi nanti, tapi mereka hanya merasa tubuh mereka sedikit kaku karena tidak digunakaan untuk latihan dance lagi. Terakhir kali mereka dance itu pas JHS kelas 2 jadi wajar jika sekarang mereka merasa ragu untuk dance lagi.
"Makan yuk. Laper nih." Ucap Tae Oh
"Ayo." Sahut Jin Gu
Mereka semua mencari restoran terdekat untuk makan. Setelah menemukan restorannya, mereka langsung memasuki restoran itu. Mereka segera memesan makanan.
Hyuna yang duduk di samping Yoon Jae hanya memandang cowok itu dengan penuh kekaguman. Bahkan senyumannya mengembang. Dia hanya berpikir, bagaimana ada manusia setampan Yoon Jae?
"Yoon Jae-ah." Ucap Hyuna
"Hm." Sahut Yoon Jae
"Aku mencintaimu." Ucap Hyuna
"...."
Yoon Jae hanya diam. Tidak menjawab pernyataan yang dilontarkan oleh Hyuna.
"Yoon Jae-ah." Ucap Hyuna lagi
"Hm." Sahut Yoon Jae
"Apa kau akan mencintaiku jika aku belum meninggal?" Tanya Hyuna
"Aku tidak tahu." Sahut Yoon Jae
"Tidak apa-apa. Aku tidak akan nyerah buat mendapatkanmu." Sahut Hyuna dengan senyumannya
Jung In ikut tersenyum melihat tingkah teman hantu perempuannya ini yang pantang menyerah.
"Yoon, bisa ikut denganku?" Tanya Jung In
Yoon Jae mengernyitkan keningnya. "Kemana?" Tanyanya
"Sebentar doang. Ayo." Ajak Jung In
Kini mereka berada di taman yang tidak jauh dari restoran itu.
"Hyuna belum meninggal."
"Maksudnya?"
"Hyuna itu teman kecilku. Dia kecelakaan mobil yang membuatnya koma sampai saat ini. Aku sering menjenguknya saat di Busan dulu. Mungkin dia tidak mengingatku tapi aku ingat sama dia. Dia juga tidak tahu kalau sebenarnya dia belum meninggal."
"Terus? Kenapa kamu bicara hal ini denganku?"
"Sepertinya dia serius suka sama kamu. Dia cewek yang ceria dan pantang menyerah ketika menginginkan sesuatu. Aku hanya mau kamu membalas perasaannya. Dia perempuan yang baik."
"Kamu menyukainya?"
Jung In langsung menatap Yoon Jae yang ada di sampingnya dengan tatapan terkejut.
Yoon Jae tersenyum lalu menepuk pundak Jung In pelan. "Seharusnya kamu jujur sama dia kalau kamu suka sama dia. Kamu tidak perlu bilang seperti itu denganku. Jangan menyakiti perasaanmu sendiri. Coba lebih jujur sama perasaanmu sendiri dan dia."
Ketika Yoon Jae ingin kembali ke dalam, langkahnya terhenti saat mendengar suara Jung In. "Aku memang menyukainya. Aku pikir tidak ada yang tahu perasaanku. Tapi rupanya kamu tahu. Gimana caranya kamu tahu? Selama ini aku tidak pernah nunjukkin sikap kalau aku suka sama dia."
"Mulut boleh berbohong tapi mata tidak bisa berbohong. Ketika mulut mengatakan kebohongan, maka mata akan mengatakan kejujuran. Aku tahu karena tatapan matamu yang berbeda ketika bersamanya."
"Tapi dia lebih menyukaimu. Bahkan dia sendiri bilang kalau dia mencintaimu."
"Aku tidak yakin dia benar-benar mencintaiku. Menurutku dia hanya sebatas kagum. Tapi itu hanya menurutku, dia orang yang sulit ditebak."
Jung In terdiam mendengarnya.
"Ayo kita kembali ke dalam. Sepertinya mereka sudah menunggu kita."
"I-iya."
Jung In dan Yoon Jae kembali ke dalam.
"Kalian berdua kemana aja sih?!" Tanya Jin Gu yang baru melihat Jung In dan Yoon Jae kembali
"Tadi ada sesuatu yang harus kita bicarakan. Kenapa belum makan?" Tanya Jung In
"Kita nungguin kalian berdua. Ayo kita makan." Ucap Joon Oh
Mereka berdua mengangguk lalu makan dengan tenang. Selesai makan, Jung In pamit sebentar untuk ketoilet. Ketika selesai dari toilet, Jung In berniat untuk kembali tapi tiba-tiba ada Hyuna yang muncul di depannya.
"Maaf jika aku lancang nguping pembicaraan kalian tadi. Aku hanya ingin bertanya satu hal sama kamu. Apa benar kamu menyukaiku?"
"Iya."
"Sejak kapan?"
"Sejak kita tumbuh bersama menjadi remaja. Aku sudah suka sama kamu. Tapi aku pendam karena aku tidak mau merusak persahabatan kita."
"Bagaimana kamu bisa tahu kalau aku adalah teman masa kecilmu?"
"Snow white? Apa kamu inget dengan nama itu?"
Hyuna kembali mengingat-ingat masa lalunya
_flashback_
"Snow white.
"Apa kamu memanggilku?
"Iya. Aku memang memanggilmu."
"Tapi namaku Hyuna. Bukan snow white."
"Itu panggilan khususku untukmu."
"Kenapa begitu?"
"Kalena kau secantik putli salju dalam dongeng. Maka dali itu aku memanggilmu snow white."
_flashback off_
Hyuna tersenyum. Dia mengingatnya.
"Iya aku ingat. Kamu yang memberikan nama itu padaku. Tapi aku benar-benar tidak bisa membalas perasaanmu, karena aku sudah terlanjur mencintai Yoon Jae."
Jung In tersenyum. "Tidak masalah. Sebaiknya kita lupakan saja. Ayo kita kembali."
"Iya. Ayo kita kembali."
Jung In bergabung dengan teman-temannya lagi. Setelah kembalinya Jung In, mereka segara keluar dan melanjutkan jalan-jalan mereka. Hyuna masih terus bergelayut manja dengan Yoon Jae bahkan dia menatap berbinar Yoon Jae. Sekarang Hyuna yakin jika dia belum meninggal dan artinya dia masih memiliki kesempatan buat mendapatkan Yoon Jae.
bersambung...