Chereads / Ghost Hunter: The Blood and River / Chapter 17 - Memburu Hantu (2)

Chapter 17 - Memburu Hantu (2)

At 10.30 PM KST

Kini lima pemuda itu berkumpul di apartement milik senior mereka dengan alat-alat memburu hantu milik Hwang Bin.

"Apa kita akan melakukannya malam ini juga?" Tanya Tae Oh

"Tentu. Semakin cepat kita menangkapnya semakin baik." Sahut Hwang Bin

"Tunggu apa lagi? Ayo kita lakukan sekarang juga!" Seru Joon Oh

Mereka semua mengangukkan kepalanya. Mereka langsung mengambil alat-alat itu.

"Tunggu!" Seru Hyuna

"Ada apa?" Tanya Jung In

"Aku mau ikut." Sahutnya

"Kalau begitu, ayo." Sahut Jung In

"Kamu sudah gila? Ngapain kita ngajak dia?" Tanya Yoon Jae

"Karena dia bisa kita jadikan umpan untuk menangkap hantu perempuan itu." Sahut Jung In sambil berbisik

"Maksudnya?" Tanya Yoon Jae masih tidak mengerti

"Kamu inget nggak waktu pertama kali kita ngajak dia ke sekolah kita? Dia bisa membuat hantu perempuan itu bicara dan mungkin dia bisa juga bisa membuat hantu perempuan itu mendekat dan kita akan menangkapnya." Jawab Jung In

Yoon Jae menyeringai. "Good idea." Sahut Yoon Jae

"Ngapain sih kalian berdua bisik-bisik?" Tanya Min Gi

"Tahu. Kalau mau ngomong jangan bisik-bisik, kita kan nggak bisa denger." Sahut Jin Gu

Yoon Jae dan Jung In cengengesan. "Nggak kok. Nggak ada." Sahut Jung In

"Tunggu apa lagi. Ayo jalan." Ajak Tae Oh

Mereka langsung keluar apartement dan menuju sekolahan mereka. Ketika mereka sudah tiba di depan gerbang, mereka mencari cara untuk bisa masuk ke dalam sekolahan itu.

"Gimana nih? Gerbangnya ke kunci?" Tanya Jin Gu

"Bentar, aku coba telepon Min Jae dulu." Sahut Hyun Gi

"Ngapain kamu nelepon, Min Jae?" Tanya Beom Gi bingung

"Dia kan sering telat masuk tapi dia tidak pernah kena hukuman. Kamu tahu kenapa? Karena dia menemukan jalan rahasia buat bisa masuk ke dalam sekolah tanpa di ketahui oleh guru. Karena sekolahan kita terhubung sama Kyunghee Senior High School, maka kita bisa masuk lewat sekolah kita." Jawab Hyun Gi

"Ide kamu bagus juga. Cepetan kamu hubungin tuh anak." Sahut Daniel

Hyun Gi mulai menghubungi Min Jae. Setelah menunggu hampir satu menit, panggilannya ada yang menjawab.

"Ada apaan kamu nelepon aku malem-malem?"

"Aku mau tahu jalan rahasia yang sering kamu lewatin ketika kamu telat datang ke sekolah."

"Wooaah... apakah sekarang kamu mau ngikutin jejakku? Bagus. Bagus. Kamu ngikutin orang yang tepat."

"Sialan. Aku bukannya mau ngikutin jejakmu. Ini buat jaga-jaga jika besok aku telat bangun dan terlambat masuk ke kelas jadi aku bisa masuk dengan mudah."

"Santai, bro. Kamu nggak usah ngumpat juga kali."

"Banyak ngomong! Cepetan kasih tahu jalannya!"

"Iya. Iya. Sabar kenapa sih. Jadi gini, kamu dari gerbang sekolah kita jalan aja ke sebelah kiri. Di sana kamu bakalan nemuin gang kecil, kamu masuk aja ke gang itu. ketika kamu udah sampai ujung, kamu bakalan nemuin sebuah pintu berwarna coklat yang udah rusak. Kamu buka aja itu pintu, tapi jangan lupa tutup lagi pintunya biar nggak ada yang curiga. Nah kamu sampai di gudang. Setelah itu kamu keluarnya lewat jendela. Nah selesai. Kamu ngerti kan?"

"Iya, aku mengerti. Thanks, bro."

"Yoi, bro. Sama-sama. Kita teman, udah sepatutnya saling membantu."

"Ya udah aku tutup dulu. Aku mau tidur. Bye."

"Bye."

Panggilan terputus. Hyun Gi segara memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celananya.

"Kalian sudah dengar kan apa yang dibilang Min Jae?" Tanya Hyun Gi

"Iya. Ayo sekarang kita pergi ke sana." Sahut Hwang Bin

Mereka mulai berjalan ke arah sekolahan Kyunghee Junior High School yang letaknya gerbangnya lumayan jauh dari sekolahan High School nya.

Ketika mereka sampai di gerbang depannya, mereka langsung berjalan ke arah kiri dan benar saja. Ada gang kecil di sana. Gang itu sangat gelap dan sempit hanya bisa di masuki oleh dua orang. Min Gi dan In Seok yang berada di barisan paling depan, langsung menyalakan senter ponselnya. Mereka menyusuri gang sempit itu. Ketika sudah sampai ujung, mereka melihat sebuah kayu berwarna coklat. Kayaknya itu pintu yang dimaksud oleh Min Jae. Mereka segera membuka pintu itu dan masuk ke dalam. Joon Oh dan Jin Gu yang berada di barisan paling akhir langsung menutup pintu kayu berwarna coklat itu.

Kini mereka sudah berada di dalam gudang. Mereka langsung menuju pintu tapi terkunci. Lalu pandangan mereka melihat kearah jendela yang berada di atas. Ada satu jendela yang hanya tertutupi oleh kardus.

"Kayaknya itu deh jendela yang dimaksud oleh Min Jae." Sahut Andrew

"Gimana caranya kita naik?" Tanya Beom Gi

Jung In melihat kesekitar, mencari cara sekiranya mereka bisa naik buat keluar lewat jendela itu.

"Kita susun kardus-kardus yang ada di sana itu menjadi tangga lalu kita buka jendelanya dan kita keluar." Sahut Jung In

Mereka mulai melancarkan aksi mereka buat nyusunin kardus-kardus itu menjadi sebuah tangga. Lalu mereka satu persatu naik dan keluar dari gudang itu. Beruntungnya, di depan gudang itu ada sebuah bangku panjang jadi saat mereka turun, mereka tidak terlalu sulit juga mereka bisa menutup kembali jendela itu dengan kardus seperti semula.

Mereka langsung menuju kantin sekolahan yang merupakan penghubung antara Kyunghee Senior High School dengan Kyunghee Junior High School.

Ketika mereka tiba di sekolah Kyunghee Senior High School, mereka langsung menuju ruangan kelas 3A.

"Hyun, coba kamu ke kelas itu duluan. Siapa tahu tuh hantu mau keluar." Ucap Jung In

"Wahh... kamu mau ngejadiin aku tumbal, Jung? Tega banget sih kamu." Ucap Hyuna dengan wajah dibuat-buat sedih

"Jangan banyak bacot. Cepetan kamu pergi ke sana." Sahut Yoon Jae

"Siap, pangeran." Ucap Hyuna dan langsung menghilang

Jung In yang melihatnya melongo tidak percaya. Saat dia memerintahnya buat pergi ke sana, Hyuna malah protes tapi giliran yang merintah Yoon Jae dia malah langsung menghilang gitu aja. Orang jatuh cinta memang beda.

Dua belas pemuda itu langsung bersembunyi. Dia melihat Hyuna duduk di depan kelas 3A tidak lama dari itu, muncullah hantu perempuan yang mengeluarkan aroma mawar yang diketahui bernama Kim Ji Yeon.

Jung In langsung mengarahkan pistolnya kea arah hantu itu dan hantu itu sudah terikat oleh tali gaib. Hantu itu berusaha berontak tapi ikatan itu terlalu kuat. Hantu itu memandang Hyuna tidak percaya.

"Maafin aku. Aku janji kali ini bakalan sebentar saja dan aku bisa jamin kamu nggak bakalan kenapa-kenapa. Aku sama temen-temenku cuman membutuhkan informasi lengkap darimu." Ucap Hyuna

Hantu perempuan itu menghembuskan nafas berat. "Baiklah. Aku percaya sama kamu dan temen-temen manusiamu." Ucapnya

Senyum Hyuna langsung mengembang. "Terima kasih, Bibi Ji Yeon." Ucapnya

"Hei! Bocah sialan. Berani-beraninya kamu manggil aku Bibi! Awas kamu yah!" Sahut Ji Yeon

Hyuna hanya cengengesan. "Maaf." Sahutnya

Ji Yeon menghembuskan nafasnya dengan kesal dan menatap tajam Hyuna yang tengah cengengesan padanya.

"Cepat masukin dia ke dalam botol!" Seru Beom Gi

"Jangan!!" Teriak Hyuna mencegah Jung In ingin memasukkan Ji Yeon ke dalam botol

"Nggak apa-apa. Setidaknya di dalam botol aku bisa bergerak bebas nggak ke iket kek gini. Sakit tahu nggak." Sahut Ji Yeon

"Beneran nih? Kamu yakin?" Tanya Hyuna

"Iya. Tapi siapin tempat tidur ukuran king size biar aku bisa tidur terus televisi biar aku nggak bosen di dalam sana juga ac biar aku nggak kepanasan di dalam." Sahut Ji Yeon

"Astaga, setannya elit amat." Sahut Beom Gi

"Iya dong. Setan zaman millenial ini." Sahutnya

"Zaman millenial apaan. Kamu aja dari zaman dulu. Liat aja cara pakaianmu itu, jadul banget. Setan zaman millenial tuh seperti aku nih (Hyuna berputar-putar) cantik kan aku?" Sahut Hyuna

"Sok cantik kamu. Muka bekas oplas juga bangga. Muka aku nih nggak oplas." Sahutnya

"Enak aja kamu bilang aku oplas! Aku cantik dari lahir yah! Aku anti oplas-oplas club ya." Sahut Hyuna dengan nada songongnya

"Udah woy. Jangan berantem kenapa sih. Kalian berdua sama-sama cantik kok. Dan kamu Ji Yeon, buruan masuk." Sahut Yoon Jae yang mulai jengah melihat perdebatan dua hantu di depannya

"Tuh pangeran aku aja bilang aku cantik." Goda Ji Yeon karena dia tahu Hyuna pasti akan marah saat dia bilang kayak gitu

Muka Hyuna langsung merah dengan tangan terkepal. "Dia pangeranku! Bukan pengeranmu! Dia aja bilang aku yang cantik bukan kamu!" Marah Hyuna

"Males ah ngeladenin kamu. Mending aku turutin aja kemauan Yoon Jaeku. Bye~" Ji Yeon langsung menghilang dan masuk ke dalam botol diikuti oleh Hyuna yang berada di dalam botol itu

"Kamu ngapain masuk ke dalam sana?!" Tanya Jung In nggak habis pikir sama tingkah Hyuna

"Aku mau gelut sama dia. Berani-beraninya dia nyebut Yoon Jae itu 'Yoon Jaeku' harusnya kan yang bilang gitu aku!" Sahutnya marah

Jung In hanya bisa melongo nggak percaya dengan omongan Hyuna. Sementara Beom Gi udah terkikik geli dan Yoon Jae yang memutar bola matanya malas.

"Apa hantunya udah masuk ke dalam botol?" Tanya Min Gi

"Udah kok. Bonus sama Hyuna yang juga masuk ke dalam botol." Sahut Jung In

"Lah ngapain tuh anak juga ikutan masuk ke dalam botol?" Tanya Min Gi bingung

"Katanya mau ngajak gelut hantu Ji Yeon yang udah berani manggil kak Yoon Jae itu dengan sebutan 'Yoon Jaeku' makanya dia marah dan ikut masuk." Sahut Beom Gi

"Astaga. Yoon Jae di rebutin dua hantu perempuan. Ppfftt..." In Seok mencoba menahan ketawanya

"Kalau mau ketawa ya ketawa aja. Nggak usah di tahan." Balas Yoon Jae kesal

"Pesona Yoon Jae memang nggak bisa di ragukan. Bahkan hantu aja sampe suka sama dia." Kagum Tae Oh

"Kamu ngejek atau muji aku, Tae?" Tanya Yoon Jae kesal

"Hehehe aku muji kamu kok." Sahut Tae Oh cengengesan

"Muji kok kayak gitu." Sahut Yoon Jae dengan nada kesal

Yang lainnya hanya cekikikan melihat wajah kesal Yoon Jae.

"Sekarang apa yang harus kita lakukan selanjutnya?" Tanya Andrew

"Nyari hantu anak kecil yang pernah kita temui tempo lalu." Sahut Joon Oh

Mereka semua menganggukkan kepalanya. Mereka langsung menuju ke arah koridor berdarah.

Sementara Hyuna dan Ji Yeon yang berada di dalam botol saling menatap tajam.

"Keluar kamu! Menuh-menuhin tempat aja!"

"Kalau bisa keluar juga, aku udah keluar dari tadi."

"Lagian kamu tadi ngapain sih ikutan masuk?! Aku nggak beneran suka juga sama Yoon Jaemu itu."

"Aku mau menanyakan sesuatu sama kamu."

"Apaan?"

"Kamu tahu siapa nama orang yang udah berhasil memecahkan setengah dari kasus ini?"

"Iya. Aku tahu. Karena aku yang sudah bantuin dia mecahin kasus itu hingga setengahnya."

"Siapa namanya?"

bersambung...