Kini mereka semua sudah berada di rumah sakit. Mereka menunggu Jung In yang sedang di tangani oleh dokter. Enam pemuda tampan itu duduk secara berpisah. Mereka memeluk lutut mereka sendiri. Hanya keheningan yang ada di sana. Semuanya terasa sangat canggung untuk mereka.
Sebelumnya, setelah Jung In di bawa masuk keruang UGD, enam pemuda itu bertengkar dan saling menyalahkan. Bahkan Chan Bin dan Jun Myeon tidak bisa berbuat apa-apa untuk meredam amarah mereka.
"Maaf." Ucap Yoon Jae memecahkan keheningan yang terjadi akibat pertengkaran mereka tadi
"Aku yang salah. Nggak seharusnya aku nyalahin kalian atas apa yang terjadi sama Jung In. Jadi aku lah yang harusnya minta maaf." Sahut Jin Gu
Empat pemuda lainnya tersenyum.
"Aku juga mau minta maaf sama kalian." Sahut In Seok
"Aku juga. Harusnya aku bisa berpikir dewasa dan melerai kalian bukan malah ikut bertengkar sama kalian." Sahut Joon Oh
"Aku juga minta maaf. Pertengkaran ini terjadi karenaku." Sahut Min Gi
"Aku juga minta maaf." Sahut Tae Oh
Jun Myeon, Min Hoo, Chan Bin, Baek Ho, Kyung Ji, dan Yi Xing berdiri dari duduknya dan menarik Yoon Jae, Jin Gu, In Seok, Joon Oh, Min Gi dan Tae Oh untuk mendekat.
"Nah gini dong. Kalian kan bersahabat, nggak seharusnya kalian bertengkar seperti tadi." Sahut Jun Myeon
"Dalam keadaan seperti ini seharusnya kalian saling menguatkan dan mendukung serta mendoakan bukannya malah bertengkar yang membuat persahabatan kalian renggang." Sahut Baek Ho
Mereka semua menganggukkan kepalanya dan saling berpelukan. Yang lainnya hanya tersenyum melihat enam temannya itu saling berpelukan. Mereka juga pernah berada di posisi enam temannya itu, bertengkar dan saling menyalahkan karena harus kehilangan salah satu di antara mereka semua. Jadi mereka bisa merasakan apa yang enam temannya rasakan.
"Ngeliat mereka, membuat aku jadi kangen ama Lu Xi." Sahut Baek Ho
"Aku juga. Tapi dia udah tenang di sana." Sahut Min Hoo
Tidak lama kemudian, pintu terbuka. Mereka segera menghampiri dokter yang memeriksa Jung In.
"Dokter, bagaimana keadaan Jung In?" Tanya Jin Gu
"Siapa keluarga pasien?" Tanya sang Dokter
"Saya sepupu Jung In." Min Gi angkat tangan
"Baiklah. Sepupu anda baik-baik saja. Kami berhasil menyelamatkannya, hanya saja dia sekarang sedang koma. Saya tidak tahu kapan dia bisa bangun dari komanya." Ucap sang dokter
"Bolehkah kita melihatnya?" Tanya Tae Oh
"Boleh. Tapi hanya tiga orang saja. Kalau tidak ada pertanyaan lagi, saya permisi dulu." Ucap sang dokter
Mereka memberi jalan untuk sang dokter. Min Gi, Yoon Jae, dan Tae Oh memasuki ruangan tempat Jung In di rawat. Sementara yang lainnya hanya menunggu di luar.
"Psstt... Baek Ho."
"Baek Ho."
"Byun Baek Ho!"
Baek Ho yang asik dengan ponselnya langsung kaget mendengar seseorang memanggilnya.
"Sialan. Ngagetin aja sih Jung! Untung aja hpnya nggak kenapa-kenapa." Ucap Baek Ho sambil mengelus dadanya
"Lagian. Aku panggilin juga dari tadi. Kamu malah diem aja." Sahutnya
"Jung? Jung In maksudnya?" Tanya Joon Oh memastikan kalau dia tidak salah dengar Baek Hoo memanggil 'Jung'
"Iya. Dia ada di samping kiriku sekarang." Sahut Baek Ho
"Jung In bukannya di dalem yah lagi di rawat?" Tanya Jin Gu
"Baek Ho memiliki indera keenam. Dia bisa melihat apa yang tidak bisa kita lihat." Sahut Kyung Ji yang membuat Jin Gu, Joon Oh, dan In Seok membulatkan matanya
Tiba-tiba pintu kamar rawat Jung In terbuka.
"Loh? Jung In?" Tanya Yoon Jae
"Iya. Ini aku." Ucapnya sambil tersenyum
"Jadi beneran Jung In ada di sini?" Tanya In seok
"Iya. Dia lagi berdiri di depanku." Sahut Yoon Jae
"Ayo kita pulang." Ajak Jung In
"Tapi kamu tidak ada yang ngejagain, In." Sahut Yoon Jae
"Nanti juga orangtuaku dateng buat menjagaku." Sahut Jung In
"Tapi—Ayo!" Ucapan Yoon Jae terpotong oleh Jung In
Tidak lama setelah itu kedua orang tua Jung In datang, buat menjaga anak mereka yang sedang terbaring lemah di ranjang rumah sakit.
"Ayo kita pergi. Mumpung orangtuaku sudah dateng buat menjagaku." Sahut Jung In semangat
"Bener-bener yah kamu, In." Sahut Yoon Jae sambil menggelengkan kepalanya melihat betapa semangatnya Jung In buat pulang
Sementara Jung In hanya menyengir lebar.
Mereka semua langsung keluar dari rumah sakit. Tiba-tiba saja Hyuna muncul di depan Yoon Jae.
"Malam pangeran~" Ucapnya
"Hm." Sahut Yoon Jae
"Mau kemana?" Tanya Hyuna
"Pulang." Sahut Yoon Jae
Hyuna yang melihat Jung In hanya tersenyum.
"A-aku du-duluan yah pangeran." Ucap Hyuna yang tiba-tiba menghilang
"Aneh banget tuh setan, biasanya juga nempelin aku." Gumam Yoon Jae
"Siapa? Hyuna maksudnya?" Tanya In Seok ketika mendengar gumaman Yoon Jae
"Ciee yang ngarep ditempelin, Hyuna~" Goda Jin Gu
"Aku tidak ngarep di tempelin tuh setan genit. Tapi aku hanya merasa aneh aja dengan tuh setan." Sahut Yoon Jae
"Bilang aja kangen Hyuna apa susahnya sih." Goda Joon Oh
"Kalau nggak percaya ya sudah." Sahut Yoon Jae mendahului yang lainnya
Mereka semua hanya cekikikan melihat Yoon Jae yang sepertinya kesal karena terus di goda.
Sementara Jung In terus mengikuti Yoon Jae. "Siapa cewek tadi? Apakah dia kekasihmu?" Tanya Jung In sama Yoon Jae
Yoon Jae mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan Jung In.
"Kamu benar-benar nggak kenal sama dia?" Tanya Yoon Jae memastikan
Jung In menggelengkan kepalanya.
"Apa kamu... amnesia?" Tanya Yoon Jae sedikit ragu
"Eum... yeah... sepertinya begitu." Sahut Jung In menjawab pertanyaan Yoon Jae
*****
Kini mereka semua sudah berada di dalam Apartement. Yoon Jae merasa Apartement itu terlalu sunyi. Biasanya saat mereka pulang, Yoon Jae selalu melihat Hyuna terbang melingkar di atap karena bosan tapi sekarang, dia tidak melihat hantu itu terbang melingkar di atap saat mereka pulang.
Yoon Jae berusaha berpikir positif, mungkin saja tuh setan sudah pulang ke Busan karena menyerah mendapatkannya.
Yoon Jae tidak mau mengambil pusing, dia langsung memasuki kamarnya dan pergi tidur. Begitu juga dengan yang lainnya.
Waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam. Jung In membuka matanya yang berubah menjadi hitam pekat. Jung In bangun dari tidurnya dan duduk di tepi ranjang. Matanya melihat kearah pintu yang tertutup. Jung In berdiri dan berjalan menuju pintu itu.
Suara pintu kamarnya terbuka sendiri tanpa di sentuh olehnya. Jung In berjalan menuju kamar In Seok. Dia perlahan membuka pintu kamar In Seok.
Jung In melihat In Seok yang tengah tertidur pulas. Jung In berjalan mendekati In Seok yang sedang tertidur. Mata Jung In melihat kearah kuku jarinya yang tiba-tiba memanjang.
Jung In mengangkat satu tangannya dan bersiap mencakar tubuh In Seok menggunakan jari-jarinya yang memanjang dan tajam.
In Seok yang menyadari perubahan hawa di sekitarnya dari hangat menjadi sangat dingin. Dia tetap tidak mau bangun, karena pikirnya dia menyalakan AC kamarnya sehingga menjadi sangat dingin, padahal dia sebenarnya dia sudah mematikan AC nya dan menyalakan penghangat ruangan. Suanana di kamar In Seok menjadi sangat mencekam.
Perlahan Jung In menggoreskan jari-jari tangannya yang tajam ke dada In Seok hingga menimbulkan goresan yang sangat panjang dan mengeluarkan darah.
In Seok merasakan sakit luar biasa di dadanya, dia mau membuka matanya tapi tidak bisa. Entah apa sebabnya, tapi dia benar-benar tidak bisa membuka matanya. Dia juga ingin berteriak minta tolong karena sakit yang dia rasakan sangat luar biasa tapi mulutnya tidak mau terbuka dan suaranya tertahan di tenggorokkan. Di dalam hati, In Seok terus menerikan minta tolong.
Sementara Jung In masih mencakar tubuh In Seok. Karena merasa banyak kehilangan darah, In Seok merasa pusing dan menjadi tidak sadarkan diri.
Setelah Jung In yakin In Seok sudah meninggal, dia pergi ke kamar Tae Oh dan membuka kamarnya. Dia melihat Tae Oh yang tengah tidur dengan selimut yang menutupi tubuhnya. Jung In menyingkap selimut itu dengan matanya. Ketika selimut itu tersingkap, Tae Oh segera menarik lagi selimutnya dan Jung In membukanya lagi tapi Tae Oh menarik selimutnya lagi tapi Jung In membukanya lagi. Sampai Tae Oh kesal sendiri, akhirnya dia membuka matanya dan melihat siapa orang yang berani mengganggu tidurnya. Matanya membulat melihat Jung In memasuki kamarnya yang saat ini tampak menyeramkan dimatanya. Tae Oh berusaha mengeluarkan suaranya untuk meminta tolong tapi tidak bisa. Jung In mengeluarkan smirknya.
Tae Oh menggelengkan kepalanya saat Jung In mengangkat satu tangannya. Tubuh Tae Oh rasanya kaku, dia tidak bisa bergerak hanya kepalanya saja yang bisa bergerak. Jung In memegang leher Tae Oh dengan jari-jari tangannya yang tajam. Lalu perlahan mencekik leher Tae Oh.
Sementara di tempat lain, Baek Ho benar-benar terganggu tidurnya karena ada seseorang yang mengusilinya dan mengganggu tidurnya.
Baek Ho akhirnya mau tidak mau membuka matanya dan melihat seorang perempuan duduk di tepi ranjangnya.
"Siapa kamu?" Tanya Baek Ho
"Aku Ahn Hyuna. Temennya Jung In sekaligus calon istri dari Min Yoon Jae." Sahutnya memperkenalkan diri
"Ck. Kalau kamu bilang temennya Jung In aku percaya. Tapi kalau kamu bilang calon istrinya Yoon Jae, aku tidak percaya." Sahut Baek Ho
"Kenapa?!" Tanya Hyuna sewot
"Mana mau dia sama hantu." Sahutnya
"Kamu tahu aku hantu?" Tanya Hyuna
"Ya iyalah. Kamu pikir aja, mana ada manusia yang bisa nembus pintu yang udah di kunci apalagi pintunya besi. Kalo bukan hantu siapa lagi, hah?" Sahut Baek Ho
Hyuna langsung nyengir.
"Oh iya, untuk apa kamu ke sini?" Tanya Baek Ho
"Aku mau minta tolong sama kamu." Sahut Hyuna
"Apaan?" Tanya Baek Ho
"Kamu mau nggak nolongin aku?!" Desak Hyuna
"Iya aku mau tapi apaan dulu?" Sahut Baek Ho
"Kalau begitu ayo! Sebelum terlambat!" Sahut Hyuna
"Maksudnya?" Tanya Baek Ho tidak mengerti
"Nanti juga kamu tahu sendiri. Cepat kita pergi." Sahut Hyuna
"Kemana?" Tanya Baek Ho
"Apartement yang ditinggali Joon Oh, In Seok, Jung In, Yoon Jae, Tae Oh, Min Gi, dan Jin Gu." Sahut Hyuna
"Ngapain ke sana?" Tanya Baek Ho tidak mengerti
"Banyak bacot kamu. Buruan!" Desak Hyuna
"Iya... iya... nggak sabaran amat sih jadi setan." Sahut Baek Ho
Mau tidak mau Baek Ho bangun dari tidurnya dan segera berangkat ke Apartement tujuh temannya. Setibanya di sana, dia melihat lima adik kelasnya yang berada di dalam ruangan tujuh temannya. Baek Ho masuk tanpa perlu mengetuk pintu atau membunyikan bel, karena pintunya masih rusak akibat mereka yang mendobrak paksa pintu Apartement itu.
"Kalian ngapain di sini?" Tanya Baek Ho
"Ini sunbae, kita nyari kak Joon Oh, kak Jin Gu, kak Yoon Jae, kak In Seok, kak Min Gi, kak Tae Oh dan kak Jung In tapi tidak ada. Pintu kamar mereka juga terkunci semua. Kita ketuk berkali-kali tidak ada yang menyahut." Jelas Beom Gi
"Masa?" Tanya Baek Ho
"Iya." Sahut Daniel
Baek Ho berlari kearah kamar paling ujung yaitu kamar In Seok. Dia mengetuk pintu berkali-kali tapi tidak terbuka. Bahkan Baek Ho berteriak tapi tidak ada yang menyahut. Akhirnya dia mendobrak paksa pintu kamar itu melihat In Seok tidak sadarkan diri dengan darah yang mengalir di tubuhnya. Mata Baek Ho membulat. Dia mendekati In Seok, dan memeriksa pernafasan In Seok. Ternyata In Seok tidak meninggal, hanya saja nafasnya lemah.
Baek Ho berteriak meminta tolong. Akhirnya lima adik kelasnya datang dan melihat keadaan kakak kelas mereka dalam keadaan penuh darah.
"Sebagian berada di sini untuk menelepon ambulance dan sisanya ikut aku buat cek kamar lain." Sahut Baek Ho
"Baik, kak Baek Ho." Sahut Daniel
Akhirnya Beom Gi menelepon ambulance dan sisanya mengikuti Baek Ho.
Baek Ho pergi ke kamar samping In Seok ada kamar Tae Oh. Dia mendobrak paksa kamar Tae Oh dan melihat Tae Oh bersimbah darah.
"Tae! Apa yang terjadi?" Tanya Baek Ho panik melihat keadaan Tae Ho yang penuh dengan darah
"Ju-Jung In. Di-dia y-yang me-mela k-kukan se-semua i-ini." Sahut Tae Oh lemah
Mata Baek Ho membulat. "Nggak mungkin. Nggak mungkin Jung In yang melakukannya. Dia pasti bukan Jung In. Aku yakin. Karena Jung In nggak mungkin nyakitin sahabatnya sendiri." Sahut Baek Ho
"Ce-cepat pe-pergi ke-kekamar Mi-Min Gi." Ucap Tae Oh lemah
Daniel dan Hwang Bin segera berlari menuju kamar Min Gi dan diikuti oleh Baek Ho. Mereka juga mendobrak paksa pintu kamar Min Gi.
Mereka melihat Min Gi juga penuh dengan darah. Baek Ho berlari memeriksa kamar yang lain. Keadaan mereka juga sama dengan keadaan In Seok dan Tae Oh.
Tapi ketika Baek Ho memasuki kamar Yoon Jae, dia melihat hantu perempuan itu tergeletak di lantai dan wajah serta tubuhnya penuh dengan luka. Dia menangis di depan Yoon Jae yang masih tertidur. Dia mengusap pipi Yoon Jae walaupun tembus pandang.
Yoon Jae baik-baik saja, karena dilindungi oleh hantu perempuan itu.
"Apa kamu seperti ini karena karena melindungi Yoon Jae?" Tanya Baek Ho
Hyuna mengangukkan kepalanya. "Tapi aku tidak bisa ngelindungin yang lainnya. Aku datang terlambat buat nyelamatin yang lainnya" Sahut Hyuna
Dia berdiri dan menatap Baek Ho. "Kamu sudah melakukan yang terbaik. Meskipun hanya Yoon Jae yang bisa kamu selamatkan." Sahut Baek Ho
Dia berjalan mendekati Yoon Jae.
"Yoon, bangun." Baek Ho membangunkan Yoon Jae
"Dia sangat susah buat bangun." Sahut Hyuna
"Kenapa?" Tanya Baek Ho
"Karena kalau tubuhnya udah nyatu ama kasur bakalan susah buat dibangunin." Sahut Hyuna
Baek Ho memikirkan cara buat membangunkan Yoon Jae. Akhirnya dia memencet hidung Yoon Jae hingga Yoon Jae sulit bernafas tapi bukannya bangun Yoon Jae malah membuka mulutnya buat bernafas. Akhirnya Baek Ho juga menutup mulut Yoon Jae dan membuat Yoon Jae benar-benar sulit bernafas.
Yoon Jae membuka matanya dan menatap tajam Baek Ho. "Sialan. Ganggu orang tidur aja!" Sembur Yoon Jae
"Santai, bro. Aku juga membangunkanmu karena terpaksa." Sahut Baek Ho
"Kenapa emangnya?" Tanya Yoon Jae
Yoon Jae mendengar suara keributan di luar. Dia keluar kamar dan melihat teman-temannya yang penuh dengan darah dan dibawa keluar oleh orang-orang yang dari pihak rumah sakit. Kaki Yoon Jae terasa lemas dan dia terduduk di lantai.
"Kamu yang sabar yah." Sahut Baek Ho menenangkan Yoon Jae dengan menepuk punggung Yoon Jae pelan
Baek Ho menelepon teman-temannya yang lain dan katanya akan segera ke rumah sakit.
Baek Ho, Yoon Jae dan lima adik kelasnya juga dalam perjalanan menuju rumah sakit.
Selama di rumah sakit, Yoon Jae hanya diam.
"Ini tidak bisa di diamkan. Kita harus segera mencari lima hantu anak kecil itu dan memasukkannya ke dalam botol lalu kembalikan. Sebelum ada korban lagi." Sahut Chan Bin
"Aku setuju." Sahut Dae Hyun
"Kita pergi dulu. Kamu tetap di sini dan tenangin dirimu. Kalian berlima jaga Yoon Jae. Jangan sampai dia melakukan hal yang tidak diinginkan." Ucap Jun Myeon
"Baik, kak Jun." Sahut Hwang Bin
Akhirnya mereka pergi dari rumah sakit.
"Kenapa cuman aku yang selamat? Kenapa cuman aku yang tidak celaka?" Ucap Yoon Jae dengan pandangan kosong ke depan
"Karena kakak dilindungi oleh kak Hyuna." Sahut Beom Gi
"Dia tidak adil. Kalau dia bisa melindungiku, harusnya dia juga bisa melindungi yang lainnya. Kenapa cuman aku saja yang dia lindungin?" Tanya Yoon jae masih dengan pandangan kosong ke depan
"Maafin aku, pangeran. Aku terlambat buat ngelindungin mereka. Saat aku baru sampai, aku sudah menemukan mereka semua dalam keadaan banyak darah. Tapi pas aku memasuki kamarmu, dia berusaha buat membunuhmu juga tapi aku tahan." Sahut Hyuna yang muncul tiba-tiba dan duduk di samping Yoon Jae
"Dia? Siapa?" Tanya Yoon Jae
Hyuna diam selama satu menit sebelum akhirnya membuka suara. "Jung In."
bersambung...