Keesokkan paginya mereka langsung menghampiri meja Chan Bin dan Se Joon untuk meminta klarifikasi apakah benar malam itu adalah Chan Bin.
"Chan, kamu semalam ada ke sekolah ini nggak?" Tanya Yoon Jae tanpa basa-basi
"Ngapain aku kesekolahan ini?" Tanya Chan Bin bingung
"Kamu ada kesini nggak semalam?" Tanya Joon Oh sekali lagi
Chan Bin menggelengkan kepala. "Aku nggak ada kesini semalam." Sahut Chan Bin
"Terus semalam kamu ada dimana?" Tanya In Seok
"Aku nginep di rumahnya Jong Min bareng Se Joon dan Baek Ho. Kalau tidak percaya tanya aja mereka." Sahut Chan Bin
"Iya. Semalam kita main game bareng di rumahnya Jong Min. Kenapa?" Tanya Baek Ho
"Semalem aku melihat orang yang mirip Chan Bin di dekat koridor berdarah itu." Sahut Jung In
"Ngapain kalian ada di sana?" Tanya Jun Myeon
"Tidak apa-apa sih, cuma penasaran aja." Sahut Min Gi berbohong karena mereka nggak mungkin nyeritain pada teman-temannya kalau mereka sedang menyelidiki kasus kematian kakak kelas mereka, yang ada kalau mereka ceritain mereka akan dilarang untuk menyelidikinya
"Orang yang mirip Chan Bin, si Richard kali." Celetuk Dae Hyun
"Nggak mungkin si Richard, orang dia aja beda sekolah sama kita." Sahut Min Hoo
"Richard? Siapa dia?" Tanya Tae Oh
"Kembarannya si Chan Bin." Sahut Se Joon
"Aku baru tahu kalau Chan Bin punya kembaran." Sahut Min Gi
"Mama Park hamil kembar, Chan Bin dan Richard. Nah yang mirip sama Chan Bin itu ya kembarannya si Richard. Siapa lagi coba yang mirip sama Chan Bin selain kembarannya? Tapi kayaknya nggak mungkin deh tuh anak yang dateng malam-malam ke koridor itu." Sahut Baek Ho
"Tapi kan tuh anak ajaib, Baek. Bisa aja itu dia. Kalian inget nggak waktu kita JHS dulu? Bukankah dia pernah hampir menjadi tersangka pembunuhan kak Yuri gara-gara dia berada di tempat kejadian?" Sahut Jun Myeon
"Aku ingat. Waktu itu kita juga beda sekolah sama Richard dan dia hampir menjadi tersangka pembunuhan kak Yuri gara-gara dia berada tempat kejadian. Bahkan dia tidak menjelaskan alasan dia berada di tempat itu, tapi untungnya dia nggak bersalah." Sahut Jong Min
"Bentar, aku hubungin Richard dulu." Sahut Chan Bin
"Nanti aja, Chan. Takut ganggu dia belajar." Sahut Joon Oh
"Nggak kok. Dia bilang lagi free class juga." Sahut Chan Bin
Chan Bin menghubungi Richard dan meloadspeker.
"Iya, Chan?"
"Aku tidak akan basa-basi. Kamu ada ke sekolahanku nggak semalam?"
Hening selama beberapa menit.
"Ada."
"Ngapain kamu ke sekolahanku semalam?"
"Kan kamu yang ngehubungin aku buat menuin kamu di koridor dekat kelas 3A sekolahanmu? Gimana sih?!"
"Kan kamu tahu sendiri aku nginep di rumah Jong Min. Lagian kapan aku ngehubungin kamu? Gimana sih? Terus ngapain aja kamu di sana?"
"Awalnya sih aku pengen mencarimu, tapi aku melihat beberapa orang yang mencurigakan sedang berada di sebuah ruangan dan aku ikutin aja eh aku malah nginjek ranting dan aku langsung sembunyi tapi orang itu melihatku jadi langsung aja aku kabur. Aku tidak mau lagi dituduh yang tidak-tidak seperti waktu dulu."
Mereka semua saling lempar pandang. Sekarang mereka yakin kalau itu adalah Richard, kembarannya Chan Bin.
"Yang kamu lihat semalam itu temen-temenku, bukan orang mencurigakan yang pengen menjebakmu kayak waktu kejadian JHS dulu."
"Oh begitu. Tapi ngapain mereka malam-malam di sana? Kayak maling aja."
"Suka-suka mereka lah. Kepo aja kamu. Oh iya, kalau kamu dapet pesan lagi yang mengatakan itu adalah aku dan memintamu buat menemuiku di sekolahan, jangan pernah kamu turutin. Kamu bisa tanyain langsung ke aku atau kamu hubungin dulu nomor yang mengatakan kalau itu gue. Biar kamu tidak kejebak lagi kayak waktu JHS dulu. Ngerti?"
"Iya, aku ngerti. Maaf deh. Tidak akan aku ulangin lagi. Aku tutup dulu yah. Aku pengen ke kantin. Bye Chan."
"Bye."
Richard mematikan panggilannya sepihak.
"Sekarang jelas kan kalau yang kalian lihat itu memang dia?" Tanya Chan Bin
"Iya. Tapi kok kayak ada sesuatu yang aneh yah dari ucapan kembaranmu tadi?" Sahut Jung In
"Seperti apa?" Tanya Chan Bin bingung dengan maksud Jung In
"Kok dia mudah banget percaya nomer yang masuk itu adalah nomermu? Apa dia tidak menyimpan nomermu?" Tanya Jung In
"Mustahil mereka nyimpen nomor ponsel masing-masing, paling juga nomer orang tuanya doang yang mereka simpen." Sahut Baek Ho
"Aku tidak menyimpan nomer dia. Tadi aja aku menghubungi dia lewat line." Sahut Chan Bin sambil cengengesan
"Pantes." Sahut Yoon Jae dengan wajah datarnya
"Tapi kok aku merasa tetep ada yang aneh yah sama kembarannya Chan Bin?" Sahut Jung In
"Jangan berburuk sangka dulu. Tidak baik." Sahut Min Gi dan Jung In hanya menganggukkan kepalanya
Jung In yakin kalau ada alasan lain kenapa Richard datang ke sekolahan mereka. Tapi Jung In tidak tahu itu apa, dan Jung In juga yakin kalau Richard pasti ada hubungannya dengan semua ini.
Jung In tidak tahu kenapa dia bisa berpikiran seperti itu dan firasatnya tentang hal itu sangatlah kuat, tapi dia tetap tidak boleh berburuk sangka dengan orang lain. Siapa tahu kan firasatnya yang kali ini salah? Tapi bagaimana jika firasatnya itu nantinya terbukti benar?
bersambung...