Mentari keluar setelah mengganti jubah mandinya dengan dress polos tanpa lengan. Warna biru muda, senada dengan warna langit pagi ini. Cerahnya wajah Mentari pun secerah langit.
Tidak pernah menyangka sebelumnya, ia akan jatuh cinta pada suami kontraknya. Cinta yang awalnya terasa menyakitkan karena mengira tidak mendapat balasan akhirnya berubah menjadi rona bahagia di wajah cantiknya. Setiap kali ia teringat kejadian semalam, ia tersenyum sendiri dengan wajah yang bersemu merah.
"Astaga! Aku jadi terus berpikiran kotor karena itu," gumam Tari.
"Apa yang kau pikirkan?" tanya William di samping telinga istrinya dengan suara seperti sedang berbisik.
"Ah!" Tari memekik saat laki-laki itu tiba-tiba memeluknya dari belakang sambil berbisik. Wajahnya terasa panas karena pelukan suaminya. Meski sudah menghabiskan malam bersama, tapi Mentari masih merasa malu saat William memeluknya.
"Sudah sarapan?"
"Su … dah," jawab Tari singkat.