Chereads / Bukan Hanya Aku / Chapter 4 - Bukan Hanya Aku

Chapter 4 - Bukan Hanya Aku

Pagi ini tak sedingin biasanya apa karena cuacanya atau karena dia ?. Ku lihat wajah tampannya di pagi hari, saat tidur dia terlihat sangat manis. Hidungnya yang mancung, bulu mata yang panjang garis rahang yang tegas membuatku terkagum-kagum olehnya. Belum lagi tangan yang melingkar di tubuhku, aku baru menyadarinya tangannya sangat berotot dan besar bahkan urat-uratnya sampai terlihat. Lucas benar-benar tak mempunyai celah baik fisik maupun materi dia lebih muda dariku tapi dia sudah sangat mapan. Ahh aku sangat iri padanya bila saja aku seorang laki-laki aku juga ingin memiliki hidup sepertinya, muda tampan dan kaya tentu aku sangat senang memilikinya. Iya sekarang aku memilikinya, pria tampan yang berada di atas kasur ini sekarang miliku. Ku peluk tubuhnya, ku mainkan telapak tangannya yang besar. Aku suka, sangat suka  padanya tak pernah aku menyukai seseorang seperti ini. Tapi kenapa semalam dia menghentikan permainannya apa ada yang salah?, ataukah dia bukan pria yang seperti itu ?. Di tengah pemikiranku sendiri aku tak menyadari Lucas yang menatapku, rupanya dia sudah bangun sedari tadi.

"Pagi honey" Lucas menyapa sambil memberikan senyum lalu mencium punggung tanganku

"Pagi..." jawabku malu-malu dan segera bangun mengingat aku harus menyiapkan sarapan pagi. Tapi baru saja aku akan bangkit tubuhku di tarik kembali ke pelukannya

"Mau kemana sekarang kan hari minggu. Kamu pasti libur kan" suara Lucas yang manja membuatku merasa geli dan terkekeh

"Emang kamu nggak mau sarapan? Sekarang juga kayaknya udah agak siang kalau di bilang sarapan"

"Hmmmp, aku aja yang nyiapin sarapan kamu liatin aku masak aja" Lucas malah ingin membuatkan aku sarapan

"Iya deh, tapi yang enak iya. Aku mandi dulu boleh ?"

"Hmmmp mandinya bareng aja gimana?" Bagaimana Lucas bertanya seperti itu dengan wajah polos

"Nggak mau...!" Jawabku sambil bergegas meninggalkannya

"Kenapa? Iya udah deh nggak apa-apa lain kali aja" goda Lucas padaku, sedangkan aku sudah berlari ke kamar mandi. Ku sandarkan punggungku dipintu kamar mandi sambil ku kunci pintunya. Rasanya lucu sekali baru saja kemarin aku ingin menyerah untuk mendapatkan Lucas tapi pagi ini bahkan kami bangun dari kasur yang sama. Wajah yang terus tersenyum mengingat kejadian semalam terpantul di kaca yang berada di kamar mandi membuatku yang melihat pantulan bayanganku sendiri merasa malu. Ahh bagaimana aku menyembunyikan bekas kiss mark yang ada di leher ku ini bahkan bekasnya sampai ada di dada, apa besok akan hilang pikirku. Aku mulai melepaskan bajuku dan segera mandi untuk menyegarkan badan yang letih. Setelah selesai mandi ku keringkan badan dan ku pakai baju bersih yang tadi kutemukan di keranjang pakaian. Untungnya aku tadi bergerak cepat jadi bisa mengambil pakaian ini kalo tidak aku harus keluar menggunakan handuk mandi dan mengambil dulu pakaian di lemari. Tentunya Lucas akan melihatnya dan aku akan merasa malu. Harum aroma roti panggang menyeruak begitu aku keluar kamar mandi. Ku lihat Lucas menyiapkan sarapan yang terlihat enak di meja makan. Melihat aku keluar kamar mandi dia kemudian tersenyum dan melambaikan tangannya mengisyaratkan agar aku cepat kesana.

"Wahh keliatannya enak nih, wangi banget" ku tarik kursi tak sabar rasanya ingin mencicipi makanan yang di siapkan Lucas

"Minumnya mau apa?" Tanya Lucas padaku

"Aku pengen susu hangat" jawabku semangat, tanpa sadar aku bertingkah kekanakan. Sadar akan tingkahku aku menutup wajah dengan kedua tanganku

"Kenapa ? Aku suka kok kamu keliatan imut" Lucas malah menggodaku, aku tak tahu apa dia benar-benar suka atau hanya menggodaku tapi aku senang mendengar dia mengatakan menyukainya. Akhirnya kami mulai sarapan, dan juga saling berbincang membicarakan hal-hal yang lucu. Rasanya senang sekali, tapi kesenangan di pagi hari ini harus aku akhiri karena Lucas harus membuka kafenya. Setelah beres sarapan dia kemudian mandi dan bergegas pergi untuk membuka kafe.

"Aku pergi dulu iya Honey, kamu yang baik di rumah kalo kangen dateng aja ke kafe iya" ucap Lucas sambil memeluku lalu mengecup bibirku dengan lembut kemudian melepaskan pelukanku. Rasanya seperti istri yang mengantarkan kepergian suami saat hendak bekerja. Tapi bukannya memang harus seperti itu sebelum bermalam di rumah seorang wanita bukannya harus di persunting dulu. Tentu aku tahu, tapi melihat Lucas membuatku goyah bahkan semalam bila dia bermaksud melakukannya aku mungkin akan memberikannya tanpa perlawanan.

----------

Seperginya Lucas, aku berniat memberesekan kekacauan yang ada di hadapanku. Walau sebagian telah Lucas rapikan tapi masih ada beberapa kekacauan lain. Sambil membereskan rumah aku masih saja mengingat kejadian itu. Entah bagaimana cara menghilangkan pikiran ini, sampai bunyi bel rumah terdengar. Siapa yang bertamu pagi-pagi begini pikirku apa Lucas kelupaan sesuatu ?. Ku buka pintu rumah dan betapa kagetnya aku ternyat Lisa yang ada di depan rumah.

"Kenapa pagi-pagi gini kesini ? Aku kira siapa?"

"Wahh bener iya Mel kamu tuh nggak bisa di tebak"

"Maksud kamu apa Liss?"

"Siapa cowok yang tadi keluar dari rumah kamu tadi?" Pertanyaan Lisa membuatku sedikit terkejut bagaimana cara menjelaskannya aku bingung

"Itu...ng...pacar aku" jawab ku terbata-bata

"Apa ?!, kenapa kamu pacaran sama cowok itu sih. Terus kamu udah di apain aja sama itu cowok" Lisa tampak marah tak setuju aku berpacaran dengan Lucas

"Apa sih, kita... belum ngapa-ngapain" jawabku terbata-bata

"Bener?!" Tanya Lisa lagi

"Iya bener" jawabku menundukan wajah

"Terus ini apa?" Tunjuk Lisa pada leherku yang merah bekas kiss mark yang Lucas berikan semalam. Aku kehilangan kata-kata, terlihat wajah Lisa yang frustasi dengan kelakuanku yang tak biasa

"Denger, lebih baik kamu putus sama dia. Lucas bukan cowok baik-baik Mel dia itu bajingan" seketika aku kaget mendengar Lisa yang kenal dengan Lucas bagaimana bisa ?

"Kamu kenal sama Lucas?" Tanyaku ragu

"Tahu lah dia itu brengsek, dia emang kaya ganteng tapi dia bukan cowok baik-baik. Dia itu kalo pacaran nggak pernah lebih dari 2 bulan, paling lama dia pacaran 3 bulan dan 3 bulan itu adalah rekor terlama"

"Kamu tahu dari mana soal Lucas, dia baik kok malah kayaknya dia orang baik-baik"

"Dia baik karena belum dapet apa yang dia mau Mel, aku tahu dia karena udah banyak korbannya dan aku nggak mau kamu salah satunya"

"Nggak mungkin lah, dan juga kayaknya dia berubah. Mungkin dia sekarang udah jadi cowok baik buktinya aku semalam sama dia nggak ngapa-ngapain"

"Berubah? Nggak ngapa-ngapain" Lisa menunjuk ke arah leherku

"Iya, iya tapi mungkin aja dia bakal berubah kan Liss. Aku yakin dia cowok baik, dia juga perhatian"

"Mel aku itu tahu soal Lucas bukan dari 1 atau 2 orang tapi banyak orang. Tapi terserah kamu aja, lagi pula kamu udah dewasa bisa mikir sendiri" Lisa tampak kesal dengan sikapku yang tak biasanya. Tapi aku memang tak mau putus dengannya apalagi ini baru saja sehari.

********