Sudah sebulan sejak Lucas pergi ke luar kota, dan sejak itu pula dia tak memberi kabar. Aku merasa seperti fansnya yang terus-terusan mengiriminya pesan walau tak di balas aku terus saja mengiriminya pesan, bukankah aku pacarnya?. Apa aku di campakan ? Apa dia sudah bosan padaku ?. Meski dia bersikap begitu padaku, aku masih saja merindukannya. Bodoh ? Iya aku pikir memang sepertinya aku menjadi bodoh karena sudah jatuh cinta padanya. Dan dengan kebodohan itu aku datang setiap hari ke kafenya berharap bisa bertemu dengannya walau nihil tetap saja aku kesana bertanya kepada para pegawai disana kapan Lucas akan kembali. Kenapa aku tidak pergi ke kafe Lucas yang baru saja dia buka di luar kota? Tentu aku sudah kesana dan pegawai disana bilang Lucas sudah pulang ke rumahnya, dia hanya disana sekitar 3 hari. Kenapa aku tidak kerumahnya ? Bukan aku tak mau pergi ke rumahnya tapi aku tidak tahu dimana dia tinggal. Konyol bukan padahal dia sering menginap di rumahku dan mengahabiskan waktu denganku tapi aku bahkan tidak tahu dimana dia tinggal. Rasanya benar-benar sesak saat aku pulang ke rumah, disana terlalu banyak kenanganku bersama Lucas. Setiap malam tanpa sadar aku sering menangis, tapi pria yang ku tangisi mungkin tidak perduli dengan perasaanku. Seharusnya aku berhenti saat masih sempat, tapi aku terlalu percaya diri akan membuat Lucas jatuh cinta padaku. Bila Lisa tahu bahwa aku putus dengan Lucas mungkin dia akan memarahiku habis-habisan. Aku sengaja tak memberitahukan masalahku pada Lisa karena aku tahu akan seperti apa reaksinya. Lebih baik aku tak memberitahunya saja, itu yang terbaik.
--------------
Kantor hari ini sangat sibuk aku bahkan sampai kesusahan. Jam istirahat benar-benar terasa sangat cepat, karena walau jam istirahat ponselku terus saja berdering menerima panggilan dari bos ku. Rasanya lelah sekali tapi aku juga merasa sedikit lega bila sibuk seperti ini. Sibuk membuatku melupakan sejenak soal Lucas, akhir-akhir ini aku memang jadi sering lembur. Bukan hanya karena pekerjaan yang banyak tapi aku hanya enggan pulang ke rumah. Waktu menunjukan sudah pukul 9 malam, aku dan teman sekantorku akhirnya bisa pulang karena pekerjaan sudah selesai. Kami saling berpamitan dan berpisah di jalan, aku memutuskan pulang menggunakan taxi online mengingat sekarang sudah cukup malam. Tak sampai 10 menit ada mobil yang berhenti di depanku tapi aku merasa sedikit aneh karena mobilnya terlalu mewah untuk di jadikan sebuah taxi. Mobil sport berwarna merah terlihat begitu mencolok bahkan supirnya pun terlihat terlalu mewah karena sangat tampan.
"Kamu Mela bukan?" Pertanyaan supirnya sedikit aneh karena biasanya supir akan mengatakan 'atas nama Mela' lalu mereka akan memperlihatkan profil kita yang ada di ponselnya. Tapi supir ini terlihat begitu santai dan terkesan arogan, ku memicingkan mataku sambil terus memperhatikan pria tersebut. Aku berpikir apa dia jangan-jangan orang yang berniat jahat mengingat ini sudah cukup malam. Saking terhayutnya aku dalam pikiranku sendiri sang supir mulai terlihat kesal
"Kamu Mela kan? Mantannya Lucas? Aku Adwin pacar.... atau mungkin cuman temennya Lucas" mendengar perkataan pria tersebut membuatku kaget sekaligus bingung. Mau apa dia menemui ku ? Dan lagi dimana taxi online yang ku pesan kenapa belum datang ?
"Jadi kamu bukan taxi yang aku pesen ?"
"Bukanlah, mana ada taxi pake mobil sport kayak gini"
"Oh..., terus kamu mau apa ? Kalo mau nanya soal Lucas aku nggak tahu dia dimana dan juga aku udah nggak ada kontak sama dia"
"Lucas ada sama aku, naik dulu nanti aku jelasin" jawaban dari Adwin membuatku sakit hati tapi juga membuatku penasaran, dan lagi aku menjadi bodoh karena penasaran soal Lucas. Bukankah seharusnya aku berhati-hati pada orang asing ? Iya kalau aku sedang berpikir jernih mungkin aku tak akan naik ke mobil itu, tapi sekarang aku sedang sangat kalut. Tanpa pikir panjang aku langsung saja masuk ke dalam mobil, dan tak memikirkan kemungkinan yang terjadi. Mobil pun mulai bergerak ketika aku sudah selesai menggunakan sabuk pengaman.
"Kamu tahu emang rumah aku?"
"Iya jelas tahu orang rumah kamu deket sama kafe nya Lucas"
"Oh..., kamu mau ngomongin apa?"
"Mel mau mampir ke suatu tempat dulu nggak?"
"Kemana?"
"Ke rumah Lucas" mendengar Adwin tahu alamat rumah Lucas membuatku iri, aku bahkan tak tahu di mana Lucas tapi Adwin bahkan tahu alamat rumahnya.
"Udah malem win, aku mau pulang aja. Lagi pula aku nggak mau ganggu dia"
"Ok deh kalo gitu, kalo gitu kita ke minimarket deket rumah kamu aja dulu iya"
"Iya boleh"
Akhirnya kami sampai ke minimarket dekat rumahku dari minimarket ini gedung apartemenku terlihat. Aku pun duduk di kursi yang ada di depan mini market tersebut, sedangkan Adwin membeli minuman. Tak berapa lama Adwin pun datang
"Ini buat kamu Mel"
"Makasih win, kita langsung aja kamu mau ngomong apa"
"Wah kayaknya kamu kesel iya sama aku, tapi nggak apa-apa sih aku paham"
"Nggak gitu...., cuman aku agak cape aja udah lembut beberapa hari ini"
"Iya nggak apa-apa, nggak usah di jelasin juga. Ternyata ini yang buat dia suka, aku jadi ngerti"
"Haa... apa win? Aku nggak denger"
"Ok, aku mulai dari mana dulu iya. Ohh dari awal aku ketemu Lucas aja gimana Mel ?"
"Yang pentingnya aja Win"
"Bagiku ini penting jadi aku ceritain. Awal aku ketemu Lucas itu pas SMA, dia udah ganteng dari dulu. Dia kayak sekarang juga nggak pernah serius sama cewek, karena aku suka dan penasaran sama dia aku coba deketin dia bahakan kami sampe jadian" mendengar itu dari Adwin aku hanya mengangguk dan terus mendengarkannya dia kemudian melanjutkan ceritanya
"Ohh, ternyata Lucas juga suka sama cowok begitu pikirku. Kami pun mulai berkontak fisik tapi kami tak pernah melakukannya sampai klimaks. Kami hanya saling bercumbu dan semuanya berakhir" mendengar pernyataan Adwin terdengar sama saat Lucas bersama ku, aku mulai tertarik pada cerita Adwin dan kudengarkan dengan seksama setelahnya
"Aku mulai penasaran dan kucari tahu dari mantan nya yang lain, ternyata dia memang tak pernah melakukannya sampai akhir. Bahkan banyak dari mereka setelah bercumbu Lucas menghilang dan memutuskan hubungan rata-rata Lucas menjalin hubungan hanya 2 sampai 3 bulan"
"Lalu denganmu Lucas tidak pernah putus ?" Aku penasaran bagaimana hubungan Lucas denga Adwin
"Iya kami tidak pernah putus karena aku terus bersamanya. Walau Lucas bersama gadis atau pria lain mereka hanyalah mainan bagi Lucas. Tentunya aku juga mainannya, hanya saja aku mainan yang bodoh yang terus mengikuti kemanapun Lucas pergi" mendengar penjelasan Adwin aku hampir tak bisa menahan air mata
"Lucas itu sakit, dia takut berhubungan sex atau juga jatuh cinta" semakin aku mendengarkan Adwin bicara semakin aku penasaran
"Aku tidak pernah putus dari Lucas karena aku ini dokter pribadinya. Lucas menderita Genophobia atau takut berhubungan sex, orang tua Lucas bercerai yang di sebabkan ke 2 orang tuanya saling berselingkuh dan Lucas menyaksikannya. Saat itu Lucas masih berusia 10 tahun tapi sudah menyaksikan hal yang tidak mengenakan. Itu membuatnya tidak percaya cinta dan tapi Lucas ingin sembuh dari penyakitnya ini. Tapi dengan cara yang salah dia hanya memanfaatkan orang-orang. Dia tak pernah benar-benar menyukai orang tersebut"
Sekarang semuanya masuk akal bagiku kenapa dia bersikap begitu dia hanya sedang menjadikan aku dan yang lainnya alat agar dia bisa sembuh bahkan dia tak pandang jenis kelamin
"Tapi sejak bertemu dengan gadis bernama Mela Lucas perlahan berubah" mendengar namaku di sebut Adwin membuatku sedikit terkejut
"Ahh aku iri sekali, padahal aku yang selama ini ada di dekatnya tapi malah gadis yang bernama Mela yang membuatnya sampai susah tidur bila tak mendengat suaranya. Bahkan dulu Lucas sempat mencari tahu tentangnya sampai akhirnya dia bisa berkenalan dengan gadis itu" mendengar itu aku hanya terdiam tak percaya pada apa yang ku dengar. Lucas sudah menyukai aku bahkan sebelum aku bertemu dengannya di kafe ?
*******