Kartika Sari menutup mulutnya, sementara Andi Pratama menatap tidak percaya isi paket tersebut. Matanya membola, mulutnya terbuka lebar.
Yang tampak tenang, atau setidaknya wajah yang ditampakkannya terlihat tenang, hanya Andi Nugraha.
Wilma Herdian tampak memucat, diliriknya Andi Nugraha yang wajahnya tenang, setenang aliran sungai dari hulu ke hilir.
"Ini barang mahal, kau kenal dengan siapa, Wil? Bisa dapetin barang mahal. Ini new and special edition, lho." Andi Pratama membuka suara selepas rasa terkejutnya hilang. Wajahnya tampak berseri sekaligus iri.
Tangannya sempat terulur ingin menyentuh benda pipih itu. Namun, urung. Mengingat, benda pipih berukuran 146,7 x 71,5 x 7,4 mm berwarna ungu itu, seharga setidaknya dua belas bulan gaji pertamanya, itu pun jika ia bertahan hingga satu tahun penuh di TTO Bogoria.
Kartika Sari memandang Wilma Herdian dan Andi Nugraha bergantian, tangannya otomatis menyentuh pundak rekan kerjanya itu.
"Wil, kamu baik-baik aja, kan?" Kartika Sari, mendapat keyakinan, teman dekat terbarunya dan Andi Nugraha memiliki hubungan lebih dari sekadar teman masa kecil, apalagi hubungan seperti kakak dan adik. Seperti yang selalu Wilma Herdian ucapkan. Meski, mungkin ada benarnya.
Kartika Sari melihatnya, sebulan lalu, saat Wilma Herdian mendapat pesta kejutan di hari kelahirannya yang ke 19. Lagu yang Andi Nugraha nyanyikan berdua dengan Wilma Herdian, bukan hanya sekadar lagu percintaan biasa. Ada makna di balik lagu itu. Entah Wilma Herdian menyadari hal itu atau tidak.
Sejak saat itu, Andi Nugraha selalu mengantar jemput Wilma Herdian berangkat dan pulang dari kantornya. Bahkan di saat hujan turun pun, Andi Nugraha tetap menjemputnya, menggunakan mobil milik sang ayah. Apa pun dilakukannya demi kenyamanan bagi Wilma Herdian.
Perhatian yang begitu besar, tidak mungkin tidak memercikan sesuatu di lubuk hati mereka berdua, atau setidaknya salah satunya.
Dan kini, di hadapan mereka, sebuah paket misterius terpampang secara jelas. Bisa ditebak, siapa pengirimnya. Mungkin saja bakal ada persaingan cinta di TTO ini.
Kedatangan paket misterius bisa jadi baru awal dari persaingan cinta. Antara Andi Nugraha dan William Lee. Siapa yang akan memenangkan hati Wilma Herdian?
Kartika Sari, sempat mendengar rumor terkait William Lee, sang CEO dingin, arogan, namun memiliki pesona yang bisa membuat wanita yang dia inginkan bertekuk lutut. Berganti-ganti wanita sesukanya, yang kesemuanya adalah wanita-wanita dewasa dengan kecantikan bak Dewi Khayangan. Beberapa ada yang berasal dari model papan atas di Indonesia, bahkan artis di ibukota. Dan, kini, sang CEO melirik Wilma Herdian.
Sedikit heran, tentu saja. Seperti Rudi Setiawan, apa yang William Lee lihat dari seorang Wilma Herdian? Bukan merendahkan dirinya. Hanya saja, selera William Lee sepertinya berubah.
Wilma Herdian, meski tidak dianugerahi kelebihan fisik sebagaimana selera yang ditunjukkan oleh William Lee, ia memiliki hati yang baik. Lihat saja, saat Andi Pratama sering kali menggodanya, bahkan hingga membuat Wilma Herdian kesal, ia dapat dengan mudah memaafkannya, kala Andi Pratama meminta maaf.
Rasanya hal yang mustahil jika William Lee sekarang memilih inner beauty untuk menjadi target cintanya. Apakah pria pelontos itu benar-benar jatuh hati pada kebaikan Wilma Herdian? Mereka bahkan baru berkencan satu kali, yang berkali-kali pula disanggah oleh Wilma Herdian. Ia tidak mengakui bahwa hari itu adalah kencan pertamanya dengan sang CEO.
"Hei, lihat, ada kartu ucapan 'Selamat Ulang Tahun' di dalam sini." Andi Pratama benar-benar sudah melewati batas. Berani menyentuh barang milik orang lain tanpa ijin.
Setiap wajah yang berada di ruangan itu, serentak berpaling dan menatap Andi Pratama.
"Maaf, aku hanya penasaran dengan pengirimnya." Andi Pratama menyodorkan amplop berwarna lembayung ke hadapan Wilma Herdian.
Wilma Herdian menerima amplop itu dan mengeluarkan isinya. Ia mendapati ucapan 'Selamat Ulang Tahun ke 19' dan ucapan 'Hope you like it' serta inisial nama WL.
Tidak hanya itu, ada pesan yang ditulis tangan oleh inisial WL. Tulisan dengan garis dan penekanan huruf demi huruf yang tegas.
'Nyalakan ponsel ini setelah kau menerimanya, Wilma Herdian. Kuharap kau menerimanya dan aku tidak menerima retur.'
Selepas membaca pesan itu, Wilma Herdian mendongak, dan mendapati kursi di depannya telah kosong.
Andi Nugraha, sesaat lalu baru saja kembali ke kasir, menyelesaikan urusannya, dan keluar dari TTO. Tidak berpamitan pada Wilma Herdian, sebagaimana biasanya.
Kenapa lagi orang ini? Gerutu Wilma Herdian dalam hati.
Ia lekas beranjak dari kursinya dan setengah berlari hendak mengejar Andi Nugraha. Namun sayang, begitu langkah Wilma Herdian tiba di luar, Andi Nugraha sudah melesat dari lahan parkiran.
Seketika hati Wilma Herdian terasa berat. Apakah Andi Nugraha marah?
Bukan keinginannya mendapatkan hadiah semahal itu dari seseorang berinisial WL yang Wilma Herdian tebak adalah William Lee, CEO dingin dan aneh.
Ya, aneh, menurut Wilma Herdian. Sebulan lamanya tanpa kabar, tiba-tiba saja, pria pelontos itu mengirim paket misterius tanpa nama pengirim di luar paketnya.
Paket yang membuat orang-orang di sekitarnya tercengang, termasuk dirinya sendiri.
Hadiah ulang tahun yang menurut Wilma Herdian terlalu berlebihan. Mengingat, tidak ada hubungan yang spesial di antara mereka selama sebulan terakhir lalu. Hanya sekali menemaninya makan siang.
Tiba-tiba saja Wilma Herdian mendapat pemahaman lain. Pemahaman yang membuat bulu kuduknya berdiri.
Wilma Herdian menemani makan siang seorang CEO kaya raya, kemudian mendapatkan hadiah mahal, apalagi yang bakal ada di benak orang-orang, terutama Andi Nugraha. Selain pemikiran bahwa Wilma Herdian telah menjual dirinya kepada CEO casanova itu, meminjam istilah yang digunakan Andi Nugraha tempo hari lalu.
Wilma Herdian kembali ke TTOnya dengan langkah gontai. Sekarang, mungkin orang-orang di dalam sana, memiliki pemikiran yang buruk tentangnya.
Ia harus segera mengembalikan hadiah itu. Ya! Wilma Herdian harus mengembalikannya bagaimana pun caranya. Wilma Herdian sudah bertekad. Meski sang CEO tidak akan mau menerimanya. Meski William Lee akan marah padanya. Wilma Herdian tidak peduli. Yang ia pedulikan reputasinya, sebagai wanita baik-baik. Bukan wanita yang menjual tubuhnya demi mendapatkan barang-barang mewah.
Wilma Herdian kembali duduk di tempatnya, menjalankan tugasnya dengan baik, hingga malam nanti.
Hadiah pemberian William Lee, ia campakkan begitu saja ke dalam tasnya. Mengabaikan pesan di kartu ucapannya itu.
Wilma Herdian khawatir, jika ia menuruti pesan yang ditinggalkan pria kaya itu, ia akan terjerat, dan tidak akan mampu lagi menghindar.
Selama sebulan ini, William Lee menghilang dari peredaran di TTOnya, bahkan asistennya, Ronald Nasution pun tidak pernah terlihat. Wilma Herdian pikir, William Lee tidak akan berulah kembali. Ternyata ia salah.
Bahkan Andi Nugraha menjadi salah paham padanya. Itu sangat menyakitkan. Mereka dekat sejak kecil. Andi Nugraha tipe pria yang tidak mudah mengungkapkan apa yang dipikirkannya. Jika ia marah atau kesal, akan memendamnya. Seperti saat ini.