Saat pukul 21:00 Yerin bersiap untuk pulang, dia mulai bingung untuk pulang bersama siapa. Rekan-rekannya mulai keluar satu persatu dan tinggallah Yerin sendiri.
"Aku pulang sama Shima takut kalau Joon tiba-tiba datang," batin Yerin yang bingung mencari alasan untuk kedua orang yang mengajaknya pulang bersama.
"Kalau pulang sama Joon pasti Shima makin penasaran, anak itu nggak akan tinggal diam kalau curiga dengan sesuatu." konflik batin mulai membuat Yerin bimbang.
"Ah... Kalian berdua bikin pusing." Yerin menggaruk kepalanya walaupun tidak gatal.
Bruk....
Suara pintu di buka secara tiba-tiba membuat Yerin kaget. Dan dia melihat Shima sudah berdiri di depan pintu. "Yerin," panggil Shima dengan wajah cengegesan dan melambaikan tangan kepada Yerin. Seakan tidak memiliki salah karena mengagetkan Yerin.
"Astaga, Lo bikin jantungan. Bisa mati berdiri kalau gue satu ruangan sama Lo," Yerin masih melotot menatap Shima dengan mengelus dadanya yang bergup kencang
"Ayuk pulang!" ajak Shima dengan wajah sok polosnya.
"Iya-iya!" Yerin pasrah dan mengikuti langkah kaki Shima.
"Rin, Lo banyak hutang sama gue," ucap Shima tiba-tiba.
"Hutang apa?" tanya Yerin yang bingung dengan Shima.
"Hutang cerita yang Lo pagi-pagi keluar, di hari libur keluar. Dan yang terpenting Lo bisa di sini berkat siapa?" Yerin di cecar pertanyaan oleh Shima.
"Iya nanti kalau kita bisa libur aku ceritain." Yerin mengalah dengan menjanjikan akan bercerita semua kepada Shima.
"Yerin!" panggil seseorang dari belakang dan membuat Yerin dan Shima menoleh bersamaan.
"Ya!" sahut Yerin dengan panik karena dia tahu itu adalah Joon.
"Maaf, saya sudah jam pulang kerja. Dan saya hendak pulang bersama teman saya." Yerin mencoba memberi kode kepada Joon.
"Oh. Saya hanya ingin memastikan apa yang saya pesan tadi siang sudah di siapkan." Joon mengerti kode dari Yerin dan dia segera memberi kode balik kepada Yerin.
"Sudah," sahut Yerin dengan menyembunyikan senyumnya agar tidak di curigai oleh Shima.
"Baiklah!" Joon pergi meninggalkan Yerin dan Shima. Namun dia mengirim pesan kepada Yerin.
"Hati-hati sayang," tulis pesan Joon kepada Yerin.
Yerin yang membuka pesan dari Joon tersenyum senang. Pipinya merah hal itu menarik perhatian Shima.
"Lo baik-baik saja?" tanya Shima dengan memeriksa suhu tubuh yerin dengan telapak tangannya.
"Baik kok," jawab Yerin yang tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.
"Ah... Aku tahu. Lo senang soalnya bisa ketemu Joon ya?" tebak Shima.
Yerin hanya mengangguk dan itu sudah membuat Shima yakin.
"Sudah yok pulang." Shima menarik tangan Yerin menuju parkiran.
Mereka menaiki motor milik Shima, dan sepanjang perjalanan yerin masih memegangi ponselnya yang masih menunjukan pesan dari Joon.
"Yerin!" panggil Shima dengan keras. karena dia tidak mendapatkan respon dari Yerin saat bercerita.
"Apa sih?"
"Lo kenapa sih? Gue cerita nggak di tanggapi."
"Maaf, nggak jelas suara Lo." Yerin mencari alasan untuk Shima.
Shima mengalah dan berhenti bercerita kepada yerin. Shima mengantarkan yerin pulang tanpa mampir ke mana pun. Walaupun sebenarnya yerin sangat lapar. namun karena shima harus segera pulang karena ibunya sedang sakit.
Sesampainya di rumah Yerin Shima tidak mampir ke rumah Yerin. Yerin pun mengerti apa yang sedang dialami oleh Shima. Hal tersebut menjadi salah satu alasan yerin tidak menceritakan tentang dirinya dan Joon saat ini. Bukan yerin tidak percaya melainkan dia tidak ingin menambah beban pikiran Shima. Karena jika yerin merasa sedih orang pertama yang khawatir adalah Shima. Bahkan saat yerin sedang mengalami kesulitan dan bersedih karena putus dengan mantannya, Shimalah yang berada di sampingnya.
****
Keesokan harinya, Yerin menggunakan taxi untuk berangkat ke tempat kerjanya. Sesampainya di sana dia melihat Bobby dan beberapa artis milik sky entertainment berada di ruang rapat. Joon pun berada di antara mereka. Saat Yerin bertemu dengan rekan kerjanya mereka sedang membahas pengumuman yang baru saja di berikan kepada para staf. Bahwa hari ini akan ada pembagian tugas percobaan dan di minta datang ke ruang rapat tiga puluh menit lagi.
"Yerin, jangan lupa id kamu." salah satu staf mengingatkan Yerin karena hari ini pembagian tugas yang penting.
"Oh iya, terima kasih." Yerin segera memakai id cardnya dan duduk bersama staf yang lain.
Namun saat dia melihat ke arah luar, dia melihat Joon sedang berbincang-bincang dengan teman-temannya. Dia terlihat baru saja keluar dari ruang rapat. Saat Yerin sedang memperhatikan joon dari kejauhan. Rekan-rekan yerin menggandeng tangannya secara tiba-tiba karena sudah saatnya datang keruang meeting.
Yerin berjalan di belakang dan tiba-tiba salah satu teman Joon menggodanya dengan tatapan nakal. tetapi Joon tidak membela ataupun menyapaanya, seakan tidak kenal. Tetapi Yerin tidak terlalu memikirkan hal tersebut. Dia tahu bahwa Joon adalah artis tidak sembarang menyapa orang apalagi staf.
Saat berada di ruang meeting, hanya ada Bobby dan beberapa artis lainnya. Sedangkan Joon tidak terlihat berada di ruang meeting. Salah satu petinggi Sky entertainment mulai memberikan tugas para staf. dan Yerin mendapat tugas mendampingi Bobby. namun tanggalnya belum di tentukan kapan yerin menemani Bobby sebagai stylish pribadinya. Yang pasti akan ada senior juga yang mendampingi. Akan tetapi Joon tidak tahu akan hal ini.
Selesai dari ruang meeting. Yerin bertemu dengan salah satu teman Joon yang dilihatnya bersama Joon tadi sebelum dia masuk ruang meeting.
Pria itu terlihat bukan dari kalangan artis. namun dari pakaiannya sangatlah rapi, pria itu terlihat sangat tertarik kepada yerin.
"Hai!" sapa pria berkemeja putih. Yerin hanya tersenyum membalas sapaan pria tersebut.
"Staf baru ya?" tanya pria itu mencoba akrab kepada Yerin. namun Yerin tidak segampang itu mengenal pria itu.
"Iya!" jawab Yerin.
"Aku merasa tidak asing denganmu." tiba-tiba pria itu menghadang langkah kaki yerin.
"Oh iya!"
"Kamu yang sempat masuk berita bersama Joon?" tanya pria itu. Seketika mimik wajah Yerin rubah malu dan takut salah menjawab.
"Itu hanya salah paham, karena Joon adalah seorang artis jadi setiap yang di lakukan oleh Joon akan menjadi konsumsi publik."
Yerin meninggalkan pria itu begitu saja. Dan pria itu hanya memandang punggung Yerin yang mulai menjauh.
"Kenapa harus bertemu dengan temannya Joon sih." Yerin mengumpat di dalam hatinya seraya berjalan cepat menuju ruangannya. Sesekali Yerin menoleh ke belakang dan masih melihat pria itu menatapnya tajam. Yerin semakin mempercepat langkahnya. hingga akhirnya Yerin sampai di ruangannya dia menghela nafas karena lega.
"Kenapa, Rin?" tanya salah satu rekan kerjanya yang melihatnya nampak panik.
"Tidak apa-apa kok." Yerin tersenyum untuk menutupi rasa paniknya.
Dia mulai mengerjakan tugasnya bersama staf yang lain. namun tiba-tiba salah satu staf memanggilnya.
"Rin,di panggil tuh," ucap salah satu rekannya.
"Di panggil siapa?" tanya Yerin yang khawatir kalau teman Joon yang nekat menemuinya.
"Pria, dia di luar tuh katanya nyariin kamu." Seketika Yerin melotot dan berjalan hati-hati menuju pintu itu.