Chereads / IDOLA RASA PACAR. / Chapter 24 - pemotretan

Chapter 24 - pemotretan

"kenapa kamu tutup mata?" tanya Bobby dengan penuh khawatir.

"Bajumu," ucap Yerin masing masih menutup matanya rapat-rapat.

"Oh, maaf-maaf." Bobby melihat bagian dadanya yang terbuka. dia segera kembali ke kamar mandi dengan wajah memerah dia menahan malu.

Sedangkan Yerin saat mendengar pintu kamar mandi tertutup kembali dia mulai membuka matanya. Dan segera menutup lukanya dengan plester luka.

"Astaga, musibah apa rejeki ini," gumam Yerin dengan buru-buru menutup lukanya.

Sedangkan Bobby di dalam kamar mandi menatap cermin dengan malu.

"Sialan, malunya sampai ubun-ubun," Bobby menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

Brakk...

Suara dari luar kamar mandi yang berasal dari Yerin menjatuhkan kotak obatnya. Suara itupun membuat Bobby yang berada di dalam kamar mandi. Segera Bobby berlari dan mendapati kotak Yerin sedang merapikan kotak obat itu.

"Astaga, kamu nggak apa-apa?" tanya Bobby dengan khawatir.

"Eng--enggak," jawab Yerin dengan gugup.

"Sudahlah, istirahatlah. Aku tidak lapar lagi."

"Sudah aku siapkan, tinggal membuka selainya saja." Yerin menunjuk meja kecil yang ada di dekatnya.

"Tinggalkan saja, aku akan memakannya nanti." Bobby meraih tangan Yerin dan mengantarkannya ke kamar Maya.

Yerin hanya mengangguk dengan wajah yang canggung. Dan segera masuk kedalam kamar. Setelah yerin tidak ada di hadapannya Bobby menghela nafas lega dan dia pun segera masuk ke dalam kamarnya kembali.

***

"Kamu kenapa?" tanya Maya dengan heran yang menatap Yerin dari ujung rambut hingga ujung kaki.

"T-tidak, tidak apa-apa kak." Yerin segera pergi ke kamar mandi dan meninggalkan Maya yang masih tertegun dengan tingkah Yerin.

Sedangkan Bobby yang berada di kamarnya masih berdiri di balik pintu dengan jantung yang berdebar dua kali lebih kencang.

"Astaga. Malu aku," gumam Bobby dengan mengacak-acak rambutnya.

"Semoga besok dia sudah lupa segalanya, bisa kacau kalau masih canggung gini." Bobby mengusap wajahnya dan menuju tempat tidurnya. namun matanya tertuju pada roti yang telah di siapkan oleh Yerin. Seketika ia bangun dan menghampiri meja kecil tersebut. Bobby mengambil botol selai yang masih belum terbuka.

"Kamu ya ..., kamu yang buat Yerin terluka. Kamu kenapa bandel banget di bukanya." Bobby berbicara dengan botol selai yang ada di tangannya. Bobby seperti orang kehilangan akal yang berbicara dengan benda mati.

Krekkk....

Tutup selai itu terbuka. Bobby mulai menyantap Roti dengan olesan selai di atasnya.

Setelah dia menyantap dua lembar roti dengan penuh selah kacang coklat. Bobby membaringkan tubuhnya dan segera dia memejamkan matanya.

Sedangkan Maya dan Yerin masih menyiapkan segala keperluan Bobby esok hari Maya dengan sabar mengajari Yerin apa saja yang harus dia lakukan untuk artis yang akan dia pegang nantinya.

"Apa kamu sudah mengantuk?" tanya Maya yang melihat Yerin beberapa kali menguap.

"E... T-tidak kak," jawab Yerin dengan gugup.

"Apa kamu ada yang mau di tanyakan?" tanya Maya dengan wajah datar.

"T-tidak," jawab Yerin yang mulai kehilangan konsentrasinya.

"Tidurlah, besok kita akan bangun pagi-pagi. Karena pemotretan akan di lakukan sebelum matahari terbit."

"Baiklah!" Yerin segera mengambil selimut dan bantal untuk tidur di sofa.

"Kamu mau kemana?" tanya Maya heran.

"Tidur kak," jawab Yerin dengan polos.

"Tidur dimana?"

"Sofa."

"Kenapa? Apa kamu keberatan tidur satu kasur dengan saya?" tanya Maya yang merasa aneh dengan Yerin.

"T-tidak- tidak. Saya merasa tidak pantas tidur satu kasur dengan senior." Yerin memeluk bantal yang ia bawa.

"Kita team, tidak ada senioritas bagi saya. Dan jangan canggung. anggap saja aku teman biasa mu agar kamu tetap nyaman. sekarang tidur lah di kasur.aku akan ke kamar mandi sebentar." Maya pergi ke kamar mandi dan Yerin merasa lega Bahwa Maya bersikap cuek dan tegas hanya untuk profesional kerja saja.

Baru beberapa menit Yerin berbaring di kasur matanya sudah terpejam pulas. Maya yang kembali dari toilet tercengang karena begitu cepatnya Yerin tertidur.

*Skip - dini hari*

Baru beberapa jam mereka terpejam alarm Maya sudah berdering pukul 04:30 dimana waktunya mereka bekerja.

Kring... Kring...

"Rin, bangun." Maya membangunkan Yerin yang masih tertidur pulas.

"Emm...." Yerin membuka matanya sedikit demi sedikit dan mengumpulkan nyawanya.

"Jangan tidur lagi, kita akan terlambat. Aku akan mandi dulu. Kamu cek Bobby sudah bangun atau belum."

"Emm..." lagi-lagi Yerin hanya menjawab dengan malas-malasan.

Maya segera mandi dan Yerin menyeret langkah kakinya menuju kamar Bobby.

Tok... Tok...

Yerin mengetuk pintu kamar Bobby.

Ting tong.....

Yerin menekan Bell kamar Bobby namun tidak ada jawaban. Dia mengulangi beberapa kali. Hingga akhirnya dia mendengar langkah kaki dari dalam kamar Bobby.

Jegrek....

Bobby membuka pintu dan melihat Yerin berdiri bersandar di dinding. Segera dia menutup kembali pintu tersebut.

"Kok di tutup lagi?" tanya Yerin

"Sebentar," jawab Bobby.

Bobby mengambil baju dan segera dia pakai. Bobby baru saja selesai mandi dan dia hanya menggunakan celana pendek dan handuk untuk mengeringkan rambutnya. Dia tidak ingin hal yang terjadi kemarin malam terulang lagi.

"Aku hanya ingin memastikan kalau anda sudah bangun. Kalau begitu saya kembali ke kamar saya." ucap Yerin..

Saat Yerin meninggalkan kamar Bobby tiba-tiba kamar di samping milik Bobby membuka pintu dan menatap sinis ke arah Yerin.

"Pagi-pagi berisik aja!" ucap pria yang ada di samping kamar Bobby.

"M-maaf," sahut Yerin dengan menganggukan kepala dan segera dia masuk ke dalam kamarnya.

"Sudah bangun dia?" tanya Maya

"Sudah kak, kak Maya sudah selesai mandi?"

"Sudah. Giliran kamu cepetan ya."

Yerin segera mengambil handuknya dan pergi ke kamar mandi.

Jam sudah menunjukkan pukul 5.15. Maya dan Yerin sudah siap. Mereka segera pergi ke kamar bobby. Maya segera membuka pintu kamar Bobby yang tidak terkunci tersebut. Dan melihat Bobby Sudah siap. Dan Maya sudah membaca pesan dari team yang lain bahwa mereka sudah ada di lokasi.

"Bisa berangkat sekarang?" tanya Maya.

"Bisa," jawab Bobby yang masih bercermin di depan kaca tanggung yang menggantung di dinding.

"Rin, bawakan tas Pak Bobby." Maya meminta Yerin membawa tas Bobby. namun Bobby yang melihat Yerin sudah membawa beberapa tas membuatnya tidak mengijinkan Yerin mengambil tas tersebut.

"Biarkan aku yang bawa, ada barang pribadiku," Bobby mencari alasan.

"Ayo kita berangkat," Bobby berjalan lebih dulu dan di susul Yerin. Maya terkhir karena dia yang menutup pintu kamar Bobby.

Pukul 5:40 mereka sampai di pantai yang tak jauh dari tempat mereka menginap. dan mereka melihat beberapa staf yang lain sudah bersiap.

Semua sudah bersiap mengurus Bobby dan yerin mulai menata baju dan make up Bobby. Tak butuh waktu lama mereka siap pemotretan sesi pertama berjalan lancar namun sesi kedua Yerin melihat Bobby ada yang tidak beres.