"kenapa?" tanya Yerin saat mendekati Bobby yang duduk di tempat istirahat nya.
"Emm.. gak apa-apa," jawab Bobby dengan wajah sedikit tidak nyaman.
Yerin menyisir rambut Bobby dan dia seketika ingat bahwa Bobby alergi dingin. Hawa pagi itu memang sangat dingin. Yerin segera mencari obat milik Bobby di dalam tasnya.
"Waduh..." gumam Yerin yang tidak menemukan obat milik Bobby.
"Kak May aku ke hotel dulu sebentar," kata Yerin dengan berlari dan terlihat cemas. Maya belum sempat menanyakan apa yang terjadi Yerin sudah berlari keluar dari area pantai.
Yerin meminta taxi yang terparkir di area parkiran untuk mengantarkan Yerin. Untung saja pagi itu belum terlalu ramai yerin sampai di hotel dengan cepat. Segera dia mengobrak Abrik kamarnya dan dia menemukan obat di laci segera dia kembali ke lobby dan menaiki taxi yang sama. Ia sempat berpapasan dengan pria di samping kamar Bobby. Namun Yerin tidak menghiraukannya.
"Pak, Kembali ke pantai," ucap Yerin dengan napas terengah-engah.
"Baik," sahut sopir taxi itu.
Doooor....
Saat sampai di tengah perjalanannya taxi yang di tumpangi Yerin mengalami pecah ban depan. dan hampir menabrak mobil lain. untung saja sopir segera membanting setir dan menginjak rem.
"Kenapa pak?" tanya Yerin yang terlihat panik dan takut.
"Maaf non, ini bannya meletus." Sopir itu membungkukkan tubuhnya dan meminta maaf
"Tapi bapak nggak kenapa-kenapa kan?" tanya Yerin yang khawatir dengan sopir taxi itu
"Tidak, saya baik-baik saja."
"Bagaiman dengan nona?" tanya sopir taxi itu.
"Saya baik-baik saja." Yerin menunjukkan dirinya baik-baik saja. Padahal dahinya terbentur pinggiran kaca dengan keras Kakinya pun sempat terbentur bagian bawah jok depan.
"Maafkan saya, saya akan segera ganti bannya." sopir itu segera mengeluarkan Ban serep yang ada di belakang mobilnya.
"Pak, saya minta maaf. Karena saya tidak bisa bantu. Karena saya buru-buru." Yerin keluar dari mobil dan mengakhiri sopir taxi.
"Ini untuk bapak," ucap Yerin seraya memberikan uang ongkos untuk taxinya.
"Ini kebanyakan, saya tidak ada kembalian." sopir itu terlihat kebingungan dengan uang kembaliannya.
"Tidak usah pak, untuk bapaknya saja."
"Saya pergi dulu," kata Yerin dan segera berlari ke arah pantai.
"Tapi non..." Belum sempat menyelesaikan kalimatnya Yerin sudah pergi begitu saja.
Yerin berlari seraya menghentikan beberapa taxi yang lewat namun tidak ada yang berhenti karena sudah membawa penumpang.
Sempat berhenti sebentar untuk mengatur pernafasannya namun Yerin teringat akan pemotretan dan alergi Bobby.
Pukul 06:10 menit Yerin sampai di pantai dan melihat Bobby sudah menyelesaikan pemotretan sesi ke dua. Dengan langkah lemas Yerin menghampiri Maya.
"Kak May!" panggil Yerin dengan nafas berat dan wajah yang pucat.
"Rin kamu kenapa?" tanya Maya. suara Maya yang terdengar sangat panik sehingga menarik perhatian orang di sekitarnya. apa lagi Maya melihat dahi Yerin sedikit memar dan kakinya sedikit pincang.
"Nggak apa-apa, berikan obat ini pada Pak Bobby." Yerin menyodorkan tas kecil kepada Maya.
"Ya udah kamu istirahat sini." Maya menerima tas itu dan memberikan tempat duduknya pada yerin. Maya pun segera memberikan obat tersebut pada Bobby.
"Pak!"
"Hemm.." sahut Bobby.
"Ini obat anda, apa alergi anda kambuh?" tanya Maya seraya menyodorkan tas kecil itu.
"Terima kasih." Bobby menerima tas itu dan segera meminum obat tersebut. Maya mengambil alih tugas Yerin untuk menata riasan dan rambut Bobby.
"Dimana Maya?" tanya Bobby saat melihat Maya yang menata rambutnya.
"Dia sedang istirahat. Dia terlihat pucat."
"Apa dia sakit?" tanya Bobby dan segera berdiri dari tempat duduknya.
"T-tidak, dia kelelahan saja." melihat reaksi Bobby membuat Mata tersentak kaget dan membuatnya terbata-bata menjawab pertanyaan Bobby.
Bobby pun segera menghampirinya Yerin yang tengah duduk dengan tangan kiri memegangi dahinya dan tangan kanannya memijat kakinya.
"Rin!" Panggil Bobby dan segera menarik tangan Yerin. Bobby terlihat sangat khawatir.
"Ada perlu apa, biar saya ambilkan." Yerin berdiri dari tempat duduknya saat melihat Bobby berdiri di hadapannya.
"Kamu sakit?" tanya Bobby
"T-tidak," jawab Yerin dengan bingung.
"Ini apa?" Bobby melihat dahi Yerin yang memar dan menyentuhnya.
"Aduh..." pekik Yerin saat tangan Bobby menyentuh bagian memar dahinya.
"Kita balik ke hotel." Bobby menarik tangan Yerin dan mengajaknya pergi. namun Yerin menolak dan bertahan.
"Kenapa?" tanya Bobby saat melihat Yerin tidak mau pergi.
"Selesaikan pemotretan ini, aku tidak mau kamu gagal pemotretan karena aku," bisik Yerin.
"Semua tidak penting!" Bobby menarik kembali tangan Yerin namun Yerin tetap bertahan. Maya yang melihat dari jauh merasa Bobby dan Yerin memili hubungan. Staf lain tidak ada yang sadar akan adegan tarik menarik itu karena sibuk dengan tugas masing-masing.
"Aku tidak akan lolos uji coba ini jika kamu tidak menyelesaikan tugas pemotretan ini," ucap Yerin.
"Aku akan membuatmu lolos," bantah Bobby.
"Aku akan keluar dari Sky Entertainment!" Yerin menghempaskan tangan Bobby.
"Oke aku akan selesaikan pemotretan ini, setelah itu ceritakan semua padaku." Bobby pergi meninggalkan Yerin. dan saat bersama Yerin menyadari bahwa Maya melihat semua apa yang dia bicarakan pada Bobby.
Saat Bobby melakukan pemotretan Maya menghampiri Yerin yang sedang duduk di tempat semula.
"Ada yang kamu ingin katakan?" tanya Maya.
"Aku tahu kak Maya ingin tahu tentang tadi."
"Hemm." Maya menarik tempat duduk lipat yang untuk duduk di samping Yerin.
"Aku hanya berteman, kita berpura-pura tidak akrab agar mereka semua tidak berfikir bahwa aku ini masuk dalam Sky entertainment jalur orang dalam."
"Kita ingin profesional kerja," lanjut Yerin.
"Apa kamu menyukainya?" Maya bertanya dengan tatapan dalam.
"T-tidak, aku hanya kagum bahkan aku adalah fans dari BS group."
"Tapi aku rasa dia yang menyukaimu." tatapan Maya berubah menjadi sendu.
"Rin, aku pernah menyukai Bobby lebih dulu dari pada kamu. Bahkan aku melakukan segalanya yang terbaik untuknya. Tapi dia tidak pernah sekhawatir ini denganku. Dia pernah menolongku saat aku terjatuh tapi tatapan dan caranya berbeda denganmu." Maya terlihat sangat sedih.
"Kak May, aku tidak memiliki perasaan apapun. Jadi tenang saja aku tidak akan merebutnya." Yerin merasa tidak enak dengan semua yang terjadi.
"Sudahlah, obati dulu luka mu." Maya berdiri meninggalkan Yerin. dan di saat bersamaan Maya menerima telepon di ponselnya.
Maya menjauh dari Yerin untuk menjawab panggilan tersebut. Sedangkan Yerin mulai merasa tidak nyaman dengan ucapan Maya. Yerin berniat untuk kembali ke perusahaan dan memutuskan pekerjaan ini. Agar Maya tidak merasa cemburu dengannya. Walaupun antara Maya, Bobby dan Yerin tidak ada hubungan apapun.
Yerin segera merapikan barang-barang Bobby karena pemotretan hari ini selesai. dan dia berniat kembali ke perusahaan siang hari.