Chereads / IDOLA RASA PACAR. / Chapter 23 - di hotel

Chapter 23 - di hotel

Setelah mendapatkan pengumuman dia akan mendampingi Bobby untuk melakukan syuting di luar kota, yang dibantu oleh timnya untuk mempersiapkan keperluan bobby sesuai intruksi dari seniornya yang akan mendampinginya. Pada hari yang sama mereka akan melakukan training dengan artis masing-masing, hanya saja berapa tidak di luar kota sehingga tidak memakan waktu berhari-hari. Gisel dan teman-teman lainnya merasa iri dengan Yerin karena telah mendapatkan akomodasi dari perusahaan dia bisa menghabiskan waktu bersama artis idolanya.

"Enak ya udah fans lama sekarang bisa bekerja sama di luar kota," celetuk Gisel.

"Aku juga tidak minta kok, mungkin ini hasil dari apa yang selama ini aku doakan." Yerin terlihat tersipu malu karena dia sebenarnya juga senang kisah bekerja sama dengan Bobby.

"Aku cuma bercanda, Aku berharap kamu bisa sesuai dengan apa yang di perusahaan inginkan. Sehingga kamu lolos di masa training," ucap Gisel.

Yerin mengangguk setuju dengan ucapan Gisel.

****

Dua hari berlalu, Yerin mendapatkan info bahwa dia direkomendasikan untuk menjadi asisten pribadi Bobby. Kabar itu membuat dirinya semakin senang. Yerin segera memberitahu kepada Shima. Dan dia merencanakan untuk makan malam setelah pulang kerja.

"Aki di rekomendasikan untuk menjadi asisten pribadi Bobby," ucap Yerin.

"Yang benar?" Shima yang terkejut hingga berdiri dari tempat duduknya.

"Iya, aku juga terkejut. Tapi aku senang banget kalau bisa lolos." Yerin terlihat sangat bahagia.

"Aku iri padamu, aku yang selama ini ngefans dengannya tidak ada kesempatan sedikitpun mendapatkan pekerjaan yang bisa bersama dengan dia, jangankan asisten pribadi. Satu jam aja nggak akan pernah." Shima terlihat ikut senang walaupun dia ingin posisi Yerin.

"Semangat, kali aja nanti bisa bareng-bareng sama aku," ucap yerin untuk Shima agar tidak putus semangat. Karena seperti yang diketahui Yerin apa alasan Shima ingin bekerja di Sky entertainment adalah ingin dekat dengan bobby.

"Yang penting sudah bisa lihat dengan dekat aja sudah seneng banget. Aku merasa beruntung daripada stars yang lain." Start adalah sebutan untuk fans BS group atau big star group.

Malam itu mereka lewati dan kebahagiaan, karena yerin telah menceritakan segalanya kepada shima sejak saat itu dia ceritakan apapun kepada sahabatnya tersebut.

Malam telah larut biarin dan Shima telah sampai di rumah masing-masing. Tapi sejak kemarin yerin tidak melihat Joon di kantor. Dia pun tidak menghubunginya. Karena sebelumnya yerin telah mempersiapkan hatinya sesuai dengan perkataan Shima, kali ini dia tidak merasa kesal ataupun terlalu memikirkannya.

***

Hingga hari ke Lima telah datang, Yerin di jemput sopir dari perusahaan dari perusahaan yang ditugaskan untuk menjemputnya. Mereka harus berangkat di malam hari karena Bobby harus melakukan shooting di saat pagi-pagi buta atau di saat matahari mulai terbit. Yerin berada satu mobil dengan Bobby. Sedangkan seniornya menyusul dengan mobil lain.

"Kamu sudah makan?" tanya Bobby.

"Sudah," jawab Yerin.

"Apaa kamu belum makan?" tanya Yerin.

"Sudah kok," sahut Bobby.

Namun karena yerin adalah fans lama dari BS group sehingga sedikit banyak dia tahu apa kebiasaan dari Bobby. Bobby tidak bisa menahan lapar. Hal itu pernah diungkapkan sendiri saat acara wawancara. Sehingga untuk menyiasati Bobby lapar malam hari, Yerin menyediakan roti dan selai untuknya.

Saat sampai di hotel pukul 01:00 dini hari. Yerin yang tertidur di bahu Bobby membuat Bobby dengan pelan membangunkannya. Dan benar saja tiba-tiba Bobby mengeluh lapar.

"Aku sangat lapar," celetuk Bobby saat memasuki hotel.

"Bukankah katamu kamu sudah makan?" sahut Yerin dengan mata yang memerah karena kantuk.

"Iya, tapi sekarang lapar lagi," kata Bobby.

"Setelah masuk ke kamarmu, aku akan menyiapkan roti dan selai untukmu." Yerin membantu mengeluarkan koper dari bagasi. Dan senior telah sampai selang beberapa menit dari Yerin.

"Rin, ambil kuncinya di resepsionis," perintah Senior bernama Maya.

"Baik kak," sahut Yerin dengan mengambil dokumen dari tangan Maya.

Tak butuh waktu lama Yerin kembali dengan dua kunci di tangannya.

"Sudah kak," ucap Yerin kepada Maya.

"Ayo kita kesana," ajak Maya kepada yerin dan Bobby.

Maya memimpin langkah mereka dan menuju kamar 308 dan 307. Bobby memilih kamar dengan lantai atas karena dia memang suka menikmati pemandangan dari ketinggian.

Ting...

Pintu lift terbuka. Maya menekan nomor 14 belas. Butuh beberapa menit untuk sampai di kamar mereka.

Ting...

Suara lift terbuka. Yerin dan rombongan keluar dari lift dan mencari nomor kamar sesuai yanga ada di kuncinya. dan tak butuh waktu lama petugas hotel mengarahkan tepat di depan pintu kamar mereka.

"Kak Maya, boleh duluan ke kamar. Aku mau nyuapin makan dulu buat Pak Bobby," ucap Yerin saat sampai di depan pintu bernomorkan 307 dan 308.

"Makan apa?" tanya Maya.

"Aku membawa roti dan selai. Bisa buat mengganjal perut. Sampai besok pagi," jawab yerin.

"Oke. Aku tunggu di kamar ya. Aku mau mandi dulu." Maya berjalan menuju kamarnya sedangkan yerin menuju kamar 308 milik Bobby.

Tiit...

Suara pin dari pintu yang menggunakan pin untuk mengakses kamar di hotel tersebut. Bobby dan Yerin masuk bersama dan petugas hotel yang membawa kopernya mengikuti di belakang mereka.

"Letakkan di sana," perintah Bobby pada pria berseragam putih dengan rompi merah tersebut.

"Baik, selamat malam nyonya dan tuan," salam dari pria itu sebelum meninggalkan Yerin dan Bobby di dalam kamar tersebut.

"terima kasih," sahut Bobby.

"Silahkan anda mandi dulu," kata Yerin kepada Joon.

"Kan nggak ada siapa-siapa kenapa masih formal," protes Bobby.

"Takut kalau ada kak Maya datang tiba-tiba," bantah yerin.

"Tidak mungkin!"

"Sudahlah, mandilah dulu. Aku akan menyiapkan roti dan selai untuk anda," ucap Yerin.

"Siap, bos!" seru Bobby.

"Kan situ bosnya," elak Yerin seraya membuka bungkus roti.

Joon terkekeh dan berjalan menuju kamar mandi, suara gemericik air memecahkan kesunyian di kamar tersebut. Saat akan membuka selai Yerin sangat kesulitan. Sehingga dia memilih menggunakan pisau.

"Aw....," pekik Yerin kesakitan saat pisau yang dia gunakan untuk membantu membuka tutup selai terbesit ke jari telunjuknya.

"Rin!" panggil bobby dari kamar mandi karena mendengar suara Yerin yang kesakitan.

"Ya!" sahut Yerin seraya meletakan pisau dan selai di atas meja.

"Kamu nggak apa-apa kan?" tanya Bobby untuk memastikan bahwa Yerin baik-baik saja.

"Iya, aku baik-baik saja," teriak Yerin.

Darah keluar dari jari telunjuk Yerin dan mengenai lantai segera dia tutup dengan tisu agar tidak membuat noda di lantai kamar Bobby.

Jeglek...

Bobby keluar dari kamar mandi menggunakan handuk jubah berwarna putih dan melihat noda darah di lantainya.

"Apa ini?" Bobby menunjuk ke arah lantai yang ada noda darah milik Yerin.

"Maaf, sebentar lagi akan saya bersihkan." Yerin masih mencari sesuatu di dalam tasnya.

"Apa yang terjadi?" Bobby segera meraih tangan Yerin dan membuat yerin berteriak. "Aaa....."

"Apa begitu sakit?" tanya Bobby.

"T--tidak," Yerin menutup matanya erat-erat.