Andra tersenyum dan kembali menanyakan keadaan Laras. Apakah Laras benar-benar telah sehat sehingga ia berangkat ke sekolah. Laras hanya diam namun dengan ragu-ragu ia tetap mengangguk menanggapi pertanyaan anak laki-laki di hadapannya.
Bel berbunyi, membuat Andra harus segera kembali ke kelasnya dan merelakan pertemuan singkatnya dengan Laras di sekolah setelah beberapa hari ia benar-benar tak melihat sosok Laras di mana pun.
Baru saja Andra membalikkan tubuhnya hendak melangkah pergi setelah mengucapkan salam perpisahan pada gadis pujaannya tersebut, Andra langsung dihentikan oleh tangan yang menahan pergelangan tangannya.
Anak laki-laki berkulit putih itu pun kontan berhenti dan mematung sejenak. Jantungnya berdegup kencang dan ia mulai gugup oleh sentuhan tersebut. Ia merasa itu adalah kontak fisik pertama kali gadis itu ciptakan dengannya.
"Andra, dengarin aku, aku mau ngomong," ujar Laras lirih.