Di lantai bawah, tepatnya di ruang tamu, Angga tengah berbincang dengan Bima mengenai rencana mereka menjenguk Laras malam ini.
"Lo yakin malah ngajak adek lo?" tanya Angga dengan raut wajah yang tampak ragu dan heran dalam satu waktu.
Bima mengangguk dan berkata iya. "Gue liat Andra dari tadi ngelamun mulu pas abis pulang. Ngga tega kalo dia jadi kek gitu, agak jijik."
Angga menahan mulutnya untuk tertawa. Ia heran pada kawan baiknya tersebut. Heran dengan dengan rasa sayangnya pada sang adik itu sebenarnya seperti apa? Karena terkadang Bima terlihat sangat antusias dan mengkhawatirkan Andra, namun sangat sering pula Bima tampak khawatir dan juga sebatas ibah dengan beberapa kata umpatan atau ledekan yang keluar secara bersamaan.
"Tega banget lo jijik sama adek sendiri," ledek Angga, menyenggol bahu Bima dengan siku.
Bima berdecak. "Panggil namanya aja, kali. Nggak usah adek-adekan segala," jawab Bima sedikit kesal.