"maukah kau pergi ke festival nanti bersamaku, berdua saja?"
sialan, apa yang aku katakan? dia mau kan? Kami selalu pergi ke festival, tapi tidak pernah berdua saja. Kami selalu pergi bersama keluarga. "Boleh saja." Dia mau? Syukurlah. "asalkan tidak tersesat seperti waktu itu." Katanya sambil tertawa.
Aku jadi teringat saat itu di festival musim panas*, saat kami masih kecil, kira-kira usia kami 8 tahun. Kami terpisah dari orangtua kami dan tersesat. Betapa memalukannya, aku menangis karena takut. Ayase berusaha tersenyum, menenangkan, dan menghiburku meskipun dari matanya terlihat bahwa dia sendiri hampir menangis. Dia pasti sama takutnya denganku waktu itu. Dan kenapa pula dia masih mengingat itu? Ya sudahlah. meskipun itu sangat memalukan namun, aku tidak bisa dan tidak ingin melupakannya juga. Aku masih mengingatnya saat dia menenangkan diriku. "Sudah ya, jangan menangis lagi ya, Seito-kun. Aku yakin orang tua kita pasti akan menemukan kita sebentar lagi. Jangan takut ya, sampai orang tua kita datang aku akan menjagamu. Aku berjanji." Begitulah katanya. Dasar, bisa-bisanya dia berkata begitu padahal dia sendiri hampir menangis karena takut.
Hari festival pun tiba, aku sudah bersiap-siap dan menunggu kedatangan Ayase. Dan sepertinya, aku datang terlalu awal.
"maaf sudah membuatmu menunggu." Terdengar suara Ayase, dia sudah datang. Aku terpana melihat penampilannya. Model profesional memang hebat. Tubuhnya yang berbalut Yukata* dan rambutnya yang diikat, tampak begitu manis. Aku seakan kehilangan kesadaranku sesaat sampai suaranya menyadarkan diriku semula, "Seito-kun, ada apa? Bagaimana penampilanku?" bagaimana aku harus menjawab? Apa aku harus menjawab apa adanya?
"ya, ini pertama kalinya aku melihatmu memakai Yukata. Jadi, bagaimana ya?" seingatku, ini memang kali pertamanya aku melihatnya memakai Yukata. "apa aku terlihat aneh?" Tanyanya.
"tidak, tidak sama sekali. Kau terlihat sangat cantik."
"benarkah? Aku sudah menduga kamu akan menjawab seperti itu, sih. Kamu memang selalu menjawab seperti itu." Katanya sambil tersenyum. "ayo kita pergi, Seito-kun." Katanya lagi sambil menarik tanganku pergi ke festival.
Kami bersenang-senang bersama-sama. Tapi, anehnya aku merasa jantungku berdebar-debar sangat kencang. Apa ini? Kenapa jantungku berdegup sangat kencang? Aku teringat perkataan Akiko, "kau hanya belum menyadarinya. Suatu saat rasa itu akan mulai tumbuh dan kau akan menyadarinya." Mama juga berkata seperti itu, "Kamu hanya belum menyadari perasaanmu saja. Nanti juga kamu akan sadar."
Gawat!! Ini benar-benar gawat!! Bahaya nih!!! Apa jangan-jangan perkataan Akiko dan mama itu benar? Apakah aku jatuh cinta? Dengan sahabat masa kecilku sendiri? Jika itu benar, mungkin aku harus menyatakan perasaanku. Tapi tidak mungkin sekarang. Tidak mungkin secara tiba-tiba begini. Tapi kalau Akiko benar bagaimana? Akiko juga pernah berkata, "Cepatlah ungkapkan sebelum terlambat. Dia itu populer, bisa-bisa kau nanti didahului orang lain." Aku tidak ingin didahului, tapi aku juga tidak bisa melakukannya tiba-tiba begini. Lagipula, aku masih belum yakin dengan perasaan ini, Apakah ini cinta atau bukan. Kalau begitu, tidak ada pilihan lain. Aku akan mendengarkannya, tidak... Aku harus mendengarkannya, suara hatiku.
*Yukata: Kimono musim panas