Saat pulang sekolah, aku langsung pergi ke sekolah Ayase untuk menemuinya. Dia belum keluar, aku tunggu saja dia di gerbang sekolah.
"Yo, Kusaka." Aku mendengar seseorang memanggilku, kedengarannya tidak asing. Aku menoleh ke arah suara itu dan....
"Ini aku, apa kau ingat?" ternyata Yoshitaka, "tentu saja aku ingat, Yoshitaka Rentaro, kan?"
"baguslah, ternyata kau masih ingat. Ngomong-ngomong, apa yang kau lakukan disini?" tanyanya. "hanya menunggu seseorang." Jawabku singkat. "oh, pasti Ayase-san, ya?" Kok dia bisa tahu?
"Rentaro-kun, siapa itu?" itu, suara Ayase.
"kau sudah datang, Kusaka sudah menunggumu."
"Waah, halo Seito-kun. Ada apa?" sapanya. "tentu saja mengajakmu pulang bersama. Ayo kita pulang." Aku langsung mengajaknya pulang. "maaf, Rentaro-kun. Sepertinya tidak hari ini, lain kali saja, ya." Katanya kepada Yoshitaka. Ia menjawab, "tidak masalah, sampai jumpa besok."
Aku tidak mengerti apa yang mereka bicarakan. Tapi, bodo amatlah. Lagipula mungkin itu bukan urusanku. Mungkin saja tentang pekerjaannya. Selama perjalanan, kami saling bercerita tentang sekolah kami. Dan tentu saja, aku menceritakan tentang Akiko dan Chifuyu bersaudara. "maaf, Seito-kun. Sepertinya mulai besok kita akan jarang bertemu." Katanya tiba-tiba. Mungkin dia hanya bercanda. "aku tidak bercanda. Aku akan sangat sibuk dengan pekerjaanku. Jadi kita mungkin tidak bisa pulang bersama lagi." Katanya. "Mungkin tidak akan seburuk itu. Kita masih bisa bertemu di rumah, kan?" aku berusaha menghibur diri, sejujurnya aku agak kecewa karena akan jarang bertemu dengannya. Tapi, mau bagaimana lagi.
"iya, kamu benar." Katanya.
"benar kan? Sudah kubilang..."
"Atau mungkin tidak."
Eh? Apa maksudnya?
"aku juga sepertinya akan jarang berada di rumah." Katanya menambahkan.
Jarang berada di rumah? Apa dia sesibuk itu?
"Apakah kau benar-benar akan sesibuk itu? Pasti kau sangat lelah, Dan kita akan jarang bertemu, Bagaimana kalau kau nanti kesepian tanpa aku?" kataku, tentu saja hanya bercanda. "Ge-er. Yang ada kamu yang kesepian nanti." Balasnya.
"aku yakin aku akan baik-baik saja, aku tidak sendirian. Rentaro-kun bersamaku dan membantuku. Jangan khawatir tentang diriku."
Yoshitaka ya? Jadi, Ayase akan lebih sering bersamanya daripada bersamaku. Waktunya bersamaku akan sangat sedikit atau mungkin hampir tidak ada sama sekali. Dan apakah, aku masih memiliki kesempatan? Kesempatan bersaing dengan Yoshitaka. aku dan dia bagaikan langit dan bumi. Aku yang hanya siswa biasa berbeda jauh dengannya yang seorang model profesional. Aku juga tidak sepandai dan setampan dia. Satu-satunya orang yang mampu bersaing dengannya kurasa hanya Yagura. Apakah.... Apakah dia akan mendapatkan Ayase? Sedangkan aku, aku masih tidak bisa mengungkapkan perasaanku. Aku menyadari bahwa aku hanya seorang pengecut dan aku terlalu banyak menunda. Tapi, apa yang harus aku lakukan? Aku tidak tahu harus bagaimana.
"Seito-kun"
"Seito-kun!!" bikin kaget aja, kenapa sih dia harus berteriak. "Habisnya, aku memanggilmu dari tadi tapi kamu diam saja." Katanya. "maaf, Aya-chan. Aku tidak dengar tadi kau memanggil." Ucapku.
"Kamu kenapa? Kok bengong? Apa kamu ada sedikit masalah? Coba ceritakan padaku. Aku akan membantu sebisaku." sedikit palalu!! Ada banyak sekali masalah dan mana mungkin aku ceritakan apa yang aku pikirkan.
"Seito-kun, kok malah bengong lagi? Ntar kesambet loh." Malah bercanda lagi dia. "masih siang mana bisa kesambet. Emangnya ada orang kesambet siang-siang?" jawabku.
"Ada kok."
"pasti ada." Balasnya.
"mana? Buktiin coba." Aku mencoba untuk menantangnya.
"pasti ada di seluruh dunia ini, ga mungkin ga ada." Sial, pandai sekali dia menjawab. Baiklah, aku mengaku kalah saja.
"jadi, kamu kenapa bengong?" tanyanya lagi. "tidak, tidak ada apa-apa."
Ya, "tidak apa-apa.", itulah jawaban terbaik karena aku, tidak mungkin bilang kalau aku sedang berpikir macam-macam. Mungkin saja aku terlalu negative thinking, aku terlalu banyak berpikiran yang aneh-aneh. Mereka berdua harus bersama karena mereka partner. Iya, mereka hanya partner, tidak lebih. Tapi, apa yang selama ini aku khawatirkan sepertinya benar-benar terjadi. Mereka terlihat lebih dari partner atau teman. Ayase, tidak pernah lagi menungguku untuk pergi sekolah bersama, dia selalu pergi lebih dulu, dan sialnya, aku mengetahui dari Ayaka-san bahwa ia pergi dengan Yoshitaka dan dia juga mengatakan Ayase dan Yoshitaka pacaran.
Aku berusaha untuk tetap positive thinking. Mereka partner, pergi bersama sudah biasa. Dan juga, Ayaka-san pasti bohong. Pasti dia bohong, dia hanya bercanda. Aku tidak percaya kecuali aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri dan mendengarnya langsung dari mulut Ayase.
Ayaka-san, manusia yang selalu bercanda, manusia yang tidak pernah serius, mana mungkin dia serius juga mengatakan ini. Pasti dia hanya bercanda. Aku harap kali inipun dia hanya bercanda. Semoga saja apa yang dia ucapkan tidak benar-benar terjadi.