Chereads / 心の声 Sound of the Heart / Chapter 14 - 俺のチャンスはたった, 00.1%わけがない (Tidak Mungkin Kesempatanku Hanya 00,1%)

Chapter 14 - 俺のチャンスはたった, 00.1%わけがない (Tidak Mungkin Kesempatanku Hanya 00,1%)

"tentang itu..." kata Yagura, aku tidak menyangka dia akan memulai topik pembicaraan. "aku rasa kau tidak punya kesempatan, mereka sudah bergandengan tangan. Jika mereka beneran pacaran, mendapatkannya kembali adalah sesuatu yang hampir mustahil." Dia ada benarnya juga.

"Yagura, bukankah perkataanmu itu terlalu berlebihan. Dan kau harusnya menyemangatinya dan bukan malah menjatuhkannya." Protes Akiko.

"Aku tidak menjatuhkannya. Apa yang kukatakan adalah fakta. Aku juga bilang "hampir mustahil." aku tidak berkata itu mustahil. Hampir mustahil artinya 99,9% gagal dan 00,1% nya berhasil. Jadi, kalau menurutku sebaiknya kau menyerah saja. Itu demi kebaikanmu sendiri." Jelasnya.

00,1%? Sekecil itukah kesempatanku? Apakah lebih baik aku menyerah? Aku tahu kalau cinta itu perlu perjuangan dan pengorbanan yang tidak kecil. Tapi Yagura ada benarnya. Namun, jika aku menyerah secepat ini artinya aku bukan apa-apa kecuali seorang pengecut. Aku akan berusaha mengambilnya kembali dari Yoshitaka. Tapi apakah aku bisa? perbandinganku dengannya bagaikan langit dan bumi. Tidak, aku harus mencobanya. Aku hanya bisa berusaha dan mengandalkan keberuntungan untuk mewujudkan 00,1% itu. "Aku... Aku tidak akan menyerah. Masih ada peluang 00,1%. Aku akan mewujudkannya." Kataku dengan penuh keyakinan. Sepertinya perkataanku membuat mereka berdua terkejut, atau aku rasa tidak. Hanya Akiko yang terkejut. Yagura tidak bereaksi sama sekali.

"Seito, meski aku kurang setuju dengan cara bicara Yagura, aku setuju dengan maksud perkataannya. Kesempatan 00,1% itu terlalu mustahil bagi manusia. Lagipula kenapa sih harus dikejar-kejar terus? Itu sesuatu yang hampir mustahil." Kata Akiko yang setuju dengan Yagura. "aku akan tetap mewujudkan itu dan aku akan berhasil." Ucapku dengan penuh keyakinan.

"semangat seperti itu memang bagus, tapi kau juga harus berpikir untuk kedepannya dan memikirkan kemungkinan lain juga. Orang yang hanya berusaha tanpa berpikir itu tidak lebih dari orang bodoh." Balas Yagura dengan ekspresi datarnya. "jadi, kalau kau gagal kau mau bagaimana? Apa yang akan kau perbuat setelahnya?" tanya Yagura. Apa yang aku ingin lakukan? Bagaimana aku menjawabnya?

"Aku... Aku tidak tahu." Jawabku.

"Sudah kuduga. Kau hanyalah orang bodoh yang memutuskan segalanya tanpa berpikir. Dan saat ditanya kau hanya menjawab "tidak tahu". Aku menjadi semakin yakin kalau kau akan gagal."

"APA KAU BILANG?! COBA ULANGI LAGI PERKATAANMU BARUSAN KALAU BERANI!!" Bentakku dengan menarik kerah baju Yagura. Setelah dia mengatakan semua itu, entah kenapa aku menjadi sangat marah. Aku tidak tahu apa dia bermaksud baik atau hanya ingin menyindirku. Yang jelas perkataanya itu sangat keterlaluan.

"apa? Nagajak gelut? Aku mengatakan itu untuk kebaikanmu sendiri." Dia masih saja mengoceh, rasanya aku ingin segera memukulnya tapi pelayan keburu datang. "Goshujin-sama, tolong jangan berkelahi disini. Kalian telah membuat keributan dan kerusuhan. Jika ingin bertengkar harap tinggalkan tepat ini." Aku melepaskan Yagura dan kami kembali duduk. Aku mencoba berpikir kembali dengan jernih. Perkataan Yagura ada benarnya juga. Aku hanya berpikir akan berhasil saja. Aku tidak memikirkan apa yang akan terjadi jika aku gagal. Aku tidak berpikir panjang dan hanya berpikir pendek seperti anak-anak.

"aku minta maaf untuk perkataanku tadi. Aku sadar itu sudah sangat keterlaluan". Yagura meminta maaf. Sebaiknya aku juga minta maaf,"tidak, tidak apa. Aku yang salah. Perkataanmu tadi itu ada benarnya juga. Tapi bagaimanapun juga, aku akan tetap berusaha. Aku tidak akan gagal sebelum aku benar-benar gagal sepenuhnya dan tidak bisa bangkit lagi. Inilah tekadku. TEKAD SEKUAT API!!!".

"Lu kata Naruto? Pergi ke Konoha aja gih sana." Ucap Akiko, tentu saja hanya bercanda. Kami semua tertawa kecuali si datar yang hanya memasang sedikit senyum. Untuk sesaat aku melupakan kejadian pagi tadi dan bersenang-senang.