Kuil adalah tempat suci untuk berbicara kepada dewa. Lalu orang-orang yang menjaga tempat suci tersebut adalah utusan dewa, begitulah mereka dipanggil oleh orang-orang. Para utusan menjadi perwakilan dewa untuk membantu makhluk-makhluk lainnya.
Seperti ketika pendoa memohon supaya tidak kekurangan makanan, para utusan akan membantu mencari dan menanam benih padi sehingga sisanya dipercayakan pada dewa untuk panen yang cukup.
Terlihat dua pemuda utusan mengenakan yukata merah putih sedang melakukan doa rutin mereka setelah berlatih.
"Jadi, Farhan. Kau suka tinggal di klan seperti ini?" Adit selesai berdoa.
"Kenapa tiba-tiba ada pertanyaan itu?" Farhan juga ikut selesai.
"Ini karena sudah lama sejak kau kemari, tapi tidak ada 1 ceritapun tentangmu, baik juga Dayat, maupun Kino"
"Ah…"
"Kau tau, aku sudah ceritakan bagianku. Tentang bagaimana jadi yang terakhir bertahan. Tapi kau belum, juga bagaimana Kino dan Dayat bisa bertahan"
"..... " Farhan menggaruk kepalanya.
"Siapa saja orang yang mati, apakah kawan kita juga?"
Farhan tidak bisa menjawab petanyaan Adit, karena dia bukan yang bertahan diakhir tapi mati pertama. Apalagi 3 orang lainnya seperti Syahdan, Bintang, dan Budi tidak tau juga apakah bertahan atau gagal.
Tapi sudah lama Farhan bersama Adit menjadi anggota Muto-Shi dan menjaga kuil. Farhan mulai berpikir untuk memercayai Adit yang sudah cerita pengalamannya.
Dia mulai bercerita tentang tragedi di ruangan mereka dan cara mereka hidup kembali kemudian mendapat kesempatan kedua. Tapi Farhan tidak cerita bagian dia bisa hidup lagi setelah mati.
"Begitu rupanya… sulit juga ya tidak mengetahui keberadaan teman yang lain" Kata Adit sambil duduk memakan dango. Mereka sudah pindah tempat untuk mengobrol.
"Ya… setelah itu aku hanya berpikir untuk melindungi sisanya supaya tidak kehilangan lagi"
"Aku minta maaf atas apa yang menimpa Dayat dan Kino, pasti menyesakkan menjadi yang terakhir sekarang"
"Y-ya…" Farhan tidak bilang kalau mungkin Dayat dan Kino sudah hidup lagi.
"Kalau kalian bangkit, apa yang ditempatku juga bangkit ya?"
"Aku juga memikirkannya, tapi karena sistem bilang hanya 3 orang, mungkin hanya kami bertiga… cuman semoga saja tiga tiga tiap area"
"Tiga orang aja ya…" Adit melihat langit sambil menelan dango terakhirnya.
Dia memikirkannya, di Farhan pas mati 3, tapi di tempatnya mati 5. Kalau kata Farhan benar, masih ada 2 yang tidak akan terpilih.
"Ahh… aku ingin sekali bertemu kumpul semuanya" Adit meregangkan tangannya kebelakang sampai dia tiduran di bangku.
"Kalau gitu mau bertualang dan menyeret teman-teman untuk kumpul?"
"Kayaknya susah itu, 6 orang lainnya yang lebih dulu datang kesini saja tidak bisa bersatu"
"Kawan kita yang disuruh perang itu?"
"Ya… Karena ini tanah netral, Sena sama Yuuna yang sering kesini walau sedang perang bisa berdamai. Tapi sisanya jarang, apalagi Arif sama Farras itu yang musuhan banget" Kata Adit sambil memutar badannya kesamping.
"Tanah ini tanah netral, jadi yang kesini tidak boleh berperang…"
".....!" Farhan dan Adit mulai memikirkan hal yang sama.
Adit langsung bangun ketika mereka berdua memiliki ide dan saling bertatapan melebarkan mata. Sulit mengatakan kalau mereka adalah orang dari dunia lain karena bisa menarik perhatian dan dimanfaatkan raja.
Tapi kalau mereka mengumumkan hal yang hanya diketahui orang dari dunia lain atau teman-teman mereka, Adit dan Farhan bisa mengundang semua yang belum diketahui kabarnya untuk ke tanah netral ini dan berkumpul bersama.
Mereka langsung pergi berlari ke tempat yang dapat merealisasikan pikiran mereka untuk dapat bertemu teman-teman yang lain. Farhan dan Adit memasuki bangunan yang merupakan tempat produksi gulungan kertas, lalu mereka menghampiri perempuan bertelinga dan ekor rubah yang berpakaian sama seperti mereka, seorang teman sesama anggota klan.
"Poster?"
"Ya, tiap minggu aku dan Farhan akan sebar kata-kata mutiara dari kuil untuk memotivasi orang-orang zaman perang ini. Hal ini dapat membuat orang-orang tau kalau kita aktif dan selalu peduli"
"Hm… boleh juga"
"Berarti… :D"
"Tapi, semua barang dari kalian"
"Eh!?"
"Apa? kita tidak punya dana tambahan untuk program dadakan tidak resmi seperti ide tiap anggota termasuk kau, Azetto. Kalian cari bahannya sendiri, selama ada bahan, aku bisa membantu kalian untuk membuatnya" Setelah mengatakannya pada Adit, dia menghadap tempat kerjanya.
"Ah ayolah Kitsu, kita ingin mencoba bertemu teman lama lewat poster itu… Teman yang masih hidup diluar sana saat kami pikir sudah mati" Adit bersih keras untuk mendapatkan kertas dengan cara mudah.
"…baiklah, Kitsu. Kita hanya perlu mengumpulkan bahannya kan?" Farhan menarik Adit untuk tidak mengganggu Kitsu.
"Bagus, Souemon. Jangan lupakan pekerjaan utama kalian juga, kuharap kalian bisa segera membuat 'poster' itu"
"Iya :)" Jawab Farhan.
Souemon adalah panggilan Farhan di kuil. Namanya sulit disebut sehingga diganti menjadi Souemon. Nama yang didapat karena mengalahkan seluruh kawanan bandit tanpa menyentuhnya.
Akhirnya Farhan dan Adit pergi keluar kuil untuk mengumpulkan kayu dan mencari bahan lainnya. Adit sangat malas melakukan ini, tapi sekarang dia lebih kesal pada Farhan.
"Menjijikkan"
"Apaan sih, Dit. Lagi jalan malah ngomong begitu"
"Lagian kau ngapain coba nurut-nurut banget, apa bagusnya Kitsu si workaholic itu"
"Adit, Kitsu itu cewek dari dunia lain. Dia berbentuk beda dengan kita tapi dia hidup, ekor dan telinga itu benar-benar bergerak!"
"Kheh, dia hanya melihatmu sebagai rekan kerja. Suaminya itu kertas"
"Udahlah, Dit. Gausah ejek Kitsu lagi, dia di sela kerjaan banyak masih mau bantuin kita…"
"Shh…" Adit mengangkat sedikit tangannya, tanda meminta Farhan untuk berhenti.
Farhan mengikuti Adit untuk bersembunyi di balik batu besar. Diapun melihat apa yang dilihat Adit. Sejumlah kawanan prajurit sekitar 20 orang sedang berkumpul. Lambang dari baju besi yang mereka pakai menunjukkan kalau mereka prajurit provinsi Amagawa.
"Apa yang prajurit Yuuna lakukan disini?"
"Mereka bawahan Yuuna?"
"En-entahlah, tapi lambang di seragamnya mirip tempat asal Yuuna" Farhan jadi ragu mendengar pertanyaan Adit.
"....sepertinya mereka mengincar Hitomi-hime"
"Sungguh?"
"Hitomi-hime kan sering datang dikawal Sena jam-jam segini, mungkin Yuuna yang sering main bareng Sena, jadi melaporkannya sehingga ada prajurit sekarang" Adit menjelaskan pada Farhan yang terdengar tidak percaya.
"Tapi ini tanah suci, tempat netral yang tidak boleh dijadikan pertempuran"
"Nggak, Han. Kita ada diluar. Memang 20 meter lagi kita di tanah netral, tapi disini bukan, dan bisa dijadikan tempat tempur"
"Anjir, Biadab. Padahal ini masih termasuk lingkungan tanah netral" Farhan kesal dan memegang pergelangan tangan kanannya.
"Ngapain?" Adit bertanya, karena itu adalah pose Farhan saat mengalahkan seluruh bandit tanpa menyentuhnya.
"Ya bunuh merekalah supaya Hitomi-hime selamat" Farhan tetap memegang pergelangan tangannya.
"Kalau kau melakukan itu, kita akan dianggap berpihak pada Nakura dan mengajak perang Amagawa"
"Tapi Hitomi-hime dalam bahaya, dia kan teman kita juga"
"Lepas, Han. Terus, Yuuna bukan temanmu? Yang bisa bunuh tanpa sentuh cuma kau doang, ketauan nanti kalau pada mati tanpa sebab dan pelakunya"
"Adit, aku tidak tau perasaanmu yang menjadi paling akhir bertahan di ruangan itu. Tapi aku memutuskan untuk tidak pura-pura tidak tau ketika orang-orang yang kukenal akan dibunuh, setelah pergi dari ruangan itu!"
"Ya tapi perlu pikir panjang jugalah! Setelah kau ikut campur, akan ada perang dan temanmu akan semakin berada di posisi yang berbahaya, lalu apa yang sebenarnya kau lindungi!?"
"Bacot, Adit! Kalo gak bisa lindungin hal kecil aja ngapain mikir jauh- jauh!?" Farhan langsung lari menjauhi Adit.
"Farhan anjing!" Adit hanya mengumpat, dia tidak menyusulnya. Memastikan para prajurit tidak memerhatikan mereka.
Farhan pergi ke arah Provinsi Nakura, tempat asal Sena dan Hitomi-hime biasanya datang untuk menuju kuil. Mereka sering datang dekat-dekat waktu sekarang. Dan benar, Farhan menemukan mereka dengan mudah.
Dia langsung menunduk dibawah Hitomi-hime dan 3 pengawalnya yang datang termasuk Sena. Farhan meminta maaf atas kelancangannya dan berharap dapat direkrut menjadi prajurit Nakura khususnya bawahan Hitomi-hime, karena dia baru saja keluar dari klan Muto-Shi.
Mereka semua yang disana hanya kebingungan melihat Farhan dan permintaan dadakannya. Hal ini dilakukan karena Farhan bukanlah siapa-siapa. Sehingga untuk memberitaukan kabar 20 prajurit yang menunggu Hitomi-hime, diperlukan posisi sebagai pihak Hitomi-hime yang harus diselamatkan tersebut.
***
Kota King
"Jadi, Ja. Tentang semalam sudah kupikirkan" Kino menggaruk kepalanya.
"…ada banyak kubu di dunia ini, tapi sepertinya akan lebih menguntungkan dan aman untukku berada di pihakmu. Jadi aku akan membantumu menang untuk diriku sendiri" Kino melanjutkan perkataannya.
Haiza tersenyum, dia bertanya lagi untuk memastikan kalau Kino mau bekerja sama. Tapi rupanya Kino tidak 100% percaya dengannya, Kino mau menjadi penyuplai makanan karena skillnya, selama Haiza tidak mengganggu pilihan hidupnya.
Artinya selama Haiza pergi mencari kawan dan kekuatan, Kino akan tetap disini menjadi seniman. Dia tidak akan membantu lebih, selama tidak darurat untuk bisnis Haiza.
Haiza menyetujuinya. Karena kalau Haiza menyuruh Kino untuk meninggalkan seni dan mengikutinya, Kino hanya akan memilih untuk meninggalkannya. Sehingga untuk langkah awal menguasai dunia, Haiza cukupkan begini dulu.
"Kalau begitu sekarang ayo summon itu. Sini, Yat. Kita bareng aja dulu"
"Apa? Kamu beli apa ja?" Dayat mendekat setelah memberi waktu mengobrol untuk Haiza dan Kino.
Kino menyelesaikan transaksi beli dari uang Halma Haiza yang sudah ditukarkan jadi Rupiah di Shop. Muncullah sebuah motor trail hitam yang sangat keren. Haiza senang melihatnya dan Dayat terguncang.
"Anjir Ija beli motor di isekai!"
"Khukhu… mantap kan"
"Tapi benda di Shop Kino yang berbahan bakar kan disini geraknya pakai energi sihir, dan kita berdua tidak punya sihir"
"Tapi aku punya rekan alkemi. Selama ada air yang bisa diubah jadi bensin, kita bisa menggerakkannya pakai cara biasa"
Tepuk tangan dari Dayat karena akal Haiza. Dayat sangat bangga pada teman-temannya karena pintar. Dia dan Haiza pun menaiki motor itu kemudian berpamitan dengan penduduk kota dan Kino.
Mereka menuju ke sebelah timur setelah Dayat memutuskan Raja mana yang ingin dia titipkan nyawanya. Tempat yang dikuasainya juga cukup bagus, mungkin ada sumber daya manusia yang hebat untuk Haiza juga. Dan Kino, dia kembali masuk kota menuju markas klannya untuk memulai belajar menggambar di dunia ini.
***
Kota Koru
Syahdan adalah perwakilan Kukou-Shi untuk bekerja dibawah Raja sehingga dia memasuki Klan Akechi. Di Akechi-Shi, Syahdan mendapat rumah yang menjadi tempat kerjanya dan di harapkan dapat melakukan apa saja.
Dapat di artikan Syahdan direkrut menjadi prajurit perwakilan Akechi-Shi yang akan membuatnya ikut perang. Dia bekerja sambil belajar menjadi pandai besi, dan terkadang menerima quest pertarungan.
"Hanya aku yang dipilih Akechi-Shi, lalu kenapa kau ikut?"
"Itu karena kita rekan kerja sejati yang tak terpisahkan, Saata-san" Meskipun tidak dihiraukan, Torio terus saja menempel pada Syahdan. Bahkan ketika Syahdan mendapatkan promosi ke kota besar, Torio mengikutinya walau hanya Syahdan yang diterima.
Padahal Syahdan mengharapkan pertemanan dengan perempuan cantik di dunia lain. Tapi hanya Torio yang dia dapatkan, sudah begitu tidak berguna.
Setelah awal tragedi sejak pertama kali tiba di dunia ini yang menyisakan 2 temannya, Syahdan berharap ada hari terang. Tapi sudah lama hidupnya begini terus, terkadang dia memikirkan para nenek dan adik-adik kecil di desa klan Kukou.
"Saata-san kalau mau rekan perempuan, aku ada kenalan kok"
"Hah…? Palingan hanya kau yang mendekati mereka seperti yang kau lakukan padaku"
"Ja-jahat sekali, Saata-san. Aku benar punya banyak kenalan! Aku bahkan punya 3 saudara perempuan!"
"Kau punya saudara?"
"Iya… sudah jadi tradisi desa kami untuk lelaki yang mulai berumur 13 tahun pergi bertualang dan akan kembali menjadi orang sukses. Makanya aku tinggal sendirian di Kukou-Shi"
"Lalu saudaramu bagaimana?"
"Mereka bebas mau bertualang juga atau tetap tinggal. Aku punya kakak, adik, dan kembar 1"
"Ah, tuh kan, cerita saja sudah ketauan bohongnya. Kembar itu sudah pasti 2 atau lebih, tidak ada kembar 1. Sudahlah sana pergi, aku sibuk kurang bantuan nih. Kau tidak berguna"
"Aku… aku tidak bohong… maksudnya kembar 1 itu kembaranku >,<) kami kembar cewe cowo…>.<)/ "
"!!!... serius?" Syahdan langsung memerhatikan Torio.
Dia jadi membayangkan Torio versi perempuan. Untuk manusia bertelinga kucing, Torio bisa dianggap tampan. Sehingga Syahdan terkejut kalau ada sosok feminin Torio.
"Ke-kembaranmu… orangnya seperti apa?" Syahdan bertanya sambil pura- pura tidak tertarik.
"…? Dia berkebalikan denganku dan sedikit kasar, seharusnya dia lebih perhatian pada orang-orang atau dia tidak akan bisa dapat teman. Saata- san ingin kukenalkan dengannya?"
"MANTAP!"
"Sa-Saata-san!?"
"Hm Ehem, maksudku boleh juga. Lagipula kita butuh tambahan pekerja disini" Syahdan mencoba tenang setelah membayangkan tipe kesukaannya.
Selain membuat pedang dan melawan monster, Syahdan juga punya jadwal patroli kota karena kota ini sedang tidak berdamai dengan kota sebelah. Perang daerah bisa terjadi kapan saja tapi dunia terus bergerak, kesibukannya tetap ada.
Torio, setelah 14 hari pergi ke kampung halamannya, dia benar- benar kembali dengan seorang perempuan. Dan dia tidak bohong, perempuan itu sangat mirip dengannya. Langsung saja dia mengenalkan kembarannya pada Syahdan.
"Torie, aku saudaranya Torio"
"Aku Syahdan, temannya"
"Sa…Sadang?" Torie cukup kesulitan mengucapnya.
"Mu-mungkin kau bisa memanggilku Saata seperti Torio" Syahdan jadi khawatir dengan namanya.
"Ahahaha… Saata-san, aku mengajak Torie kesini setelah kau bilang kekurangan orang. Dia sangat rajin mengumpulkan bahan sampai tau bahan yang berkualitas dan yang biasa"
"Aku dengar dari Torio, kau butuh bahan pedang. Jadi aku mencari batu ikan emas untuk saran penguatan pedangnya" Torie memberikan kotak berisi bahan membuat pedang.
Syahdan kebingungan, padahal Torie tidak perlu melakukan hal itu. Tapi Torie ingin membuktikan keahliannya untuk bekerja sehingga Syahdanpun menerimanya.
Syahdan membuat pedang dengan bahan yang dikumpulkan Torie. Hasilnya luar biasa, tehniknya sama tapi dia merasa sudah semakin hebat hanya karena perbedaan kualitas bahan.
Pedang itupun di klaim menjadi pedangnya. Sekarang dia bisa memiliki pedang berkualitas yang mirip seperti milik Jendral Arazu, orang yang mensponsori Kukou-Shi dan memberikan pedang pertamanya untuk Syahdan. Syahdan masih tidak tau kalau Arazu adalah temannya, yaitu Farras.
Selama ini Syahdan selalu menjadikan pedang Farras sebagai perbandingan karena merupakan pedang kerajaan. Jadi kalau dia bisa sebanding membuat pedang seperti milik Farras, kemampuan Syahdan bisa dibilang setingkat kerajaan.
Satu bulan kemudian setelah Torie memulai bekerja, Syahdan sudah merasa mantap dengan hasil pedang buatannya dari bahan yang dikumpulkan si kembar yang membuatnya merasa yakin dia bisa bekerja di Istana. Dia menuju markas Akechi-Shi untuk meminta promosi supaya bisa menaikan gaji Torie dan Torio sebagai tanda terimakasihnya.
"Aku pulang…" Syahdan pulang bersama Torio.
"Selamat datang, bagaimana?"
"...."
"…Eh, anu. Mereka menolaknya" Jawab Torio menggantikan Syahdan yang diam.
"Mereka menertawakan kami" Tiba-tiba Syahdan ikut menambahkan.
"Ha…? Apa yang terjadi?"
"I-itu… Saata-san ditertawakan gara-gara aku"
"Sudahlah" Syahdan kesal dan langsung masuk kamarnya.
"Saata-san…!" Torio mencoba menghentikannya, tapi Syahdan tidak mendengarkan.
Torio dan Torie hanya bisa melihatnya. Toriopun menceritakan pada Torie kalau Syahdan tidak di pandang karena masih memegang nama Klan Kukou meskipun dia sekarang bekerja pada Klan Akechi.
Klan Kukou kini sudah lepas dari cabang 4 dan naik menjadi klan cabang ke3, itu sendiri berkat Farras yang melihat kontribusi klan terutama Syahdan. Untuk membayarnya, Syahdan harus bekerja pada Klan Akechi yang merupakan Klan inti atau klan sumber cabang yang tentunya tidak bisa dibandingkan dengan klan Kukou yang masih di dalam cabang.
Torio juga cerita kalau Syahdan dikenal tidak tau diri dan sombong oleh anggota lain karena membawa temannya kesini meskipun hanya dia yang di sponsori mentri yang dekat dengan Raja.
"Jadi mereka menertawakan Saata karena kau mengikuti dia kesini tanpa syarat?"
"Iya… makanya kami jadi membuat masalah"
"Masalah?"
"Sebelum pulang, Saata-san memukuli mereka sampai pingsan semua karena sudah permintaan ditolak, ditertawakan pula"
"Bhuh… Huhahahaha! Bagus itu, jangan kasih kesempatan orang untuk merendahkan"
"Rie, kamu gak ngerti. Sekarang Arazu-sama yang mensponsori Saata-san akan mendapat masalah dan sponsornya bisa dicabut…!"
"Kalau begitu Saata hanya akan selesai dengan orang bernama Arazu itu. Bukan berarti hidupnya akan berakhir"
"Rie… T-T)"
"Aku tau kau mengikutinya karena melihat dia bisa sukses dan berharap kalau didekatnya kau bisa ikut-ikutan sukses kan? Tapi menurutmu ada berapa banyak alasan orang bisa sukses?"
"Uuu… aku ingin ketemu ibu lagi"
Torio hanya bisa bersedih karena dia merasa sudah mengacaukan kesempatan untuk Syahdan menjadi sukses. Tapi Torie tidak memikirkan hal itu, dia menyuruh saudaranya untuk tetap memasak makan malam untuk Syahdan.
***
Reruntuhan Sihir Monster
Terlihat seseorang berada di ruangan awal tempat 6 orang dipanggil ke dunia ini dan disuruh untuk saling bunuh. Orang itu mengenakan yukata polos bagian atas tapi seragam besi di bagian bawahnya. Dia bernama Arif, salah satu dari orang yang di panggil ke dunia ini juga dan merupakan anggota komunitas.
Dia melihat mayat penyihir yang ditutup dengan kain, tapi Arif tidak mengenali penyihir itu. Dia terus berdiri disana melihat ke sekitar sampai Kuuhaku datang.
Kuuhaku adalah temannya dari komunitas juga yang menjadi sekutunya untuk melawan Farras, temannya yang lain. Tidak bisa dihindari, disini mereka saling bermusuhan untuk memberikan Raja mereka seluruh negri.
"Aku sudah memeriksa seluruh reruntuhan dengan skillku. Benar kamu, Rip. Reruntuhan ini mengambil 12 orang dari dunia lain dan mereka saling membunuh untuk keluar dari kekkai yang sudah disiapkan"
"Ck… dan semuanya adalah teman kita?" Arif kesal mendengar penjelasan Kuuhaku.
"Be-benar… penglihatan masa laluku menunjukkan 3 orang yang berhasil selamat di ruangan sebelah. Dan disini hanya 1" Kuuhaku sedikit gugup melihat Arif yang kesal.
"… Mereka berhasil membunuh para penyihir sialan ini? Untunglah kalau mereka tidak diperbudak seperti kita"
"Sepertinya penyihir ini adalah orang baru, dia tidak tau kalau bahaya manusia dunia lain yang mendapat berkah langsung dari dewa itu sangat berbahaya"
"Berarti alasan teman kita tidak datang ke istana sudah jelas"
"Benar. Penyihir kelas tinggi, Matsuyoshi dan Tadahide. Mereka berdua sudah melakukan korupsi"
"Ck… Arrgghh! Tidak heran mereka meminta lebih banyak dariku!"
"....!" Kuuhaku langsung kaget dan menjauh setelah Arif berteriak.
"Apa yang kau lakukan? Kau tau kan kekuatanku tidak bisa dipakai kalau hanya ada 2 orang?"
"Benar, tapi mau pakai kekuatan atau tidak, tetap saja kau itu ancaman"
Meskipun tidak mengerti maksud Kuuhaku, Arif tetap kembali membicarakan permasalahan di reruntuhan. Tentang penyihir yang melakukan korupsi sehingga menimbulkan tragedi.
Sebenarnya Arif menyuruh penyihir ditempatnya untuk melakukan pemanggilan dari dunia lain. Dengan menggunakan jejaknya yang berasal dari dunia lain juga, penyihir bisa memanggil mereka dengan lebih mudah. Jadi Arif menginginkan 2 orang.
Tapi dilaporkan kalau pemanggilan mengalami ketidaksempurnaan sehingga teman Arif tidak bisa muncul ditempat tersedia, melainkan melenceng jauh ke sekitar 30km jaraknya dan kedua penyihir jatuh sakit sehingga meminta kompensasi juga cuti lama.
Kuuhaku sudah berhasil menangkap Tadahide. Walau Matsuyoshi masih berkeliaran entah dimana, tapi mereka berhasil mendapatkan informasi tentang yang sebenarnya terjadi.
Rupanya jejak yang diberikan Arif sudah lebih dari cukup untuk memanggil 2 orang kenalannya. Tapi mereka meminta lagi supaya bisa memanggil banyak untuk bisa sedikit sakit dan menuntut kompensasi.
"Tadahide bilang untuk menghindari orang sepertimu, Matsuyoshi memanggil enam enam untuk menyisakan 2 sesuai permintaan"
"Apa maksudnya orang sepertiku?"
"Benar… skillmu tidak bisa di pakai untuk 1 lawan 1 kan. Kau dianggap tidak berguna oleh kerajaan lama yang memanggilmu. Matsuyoshi bilang ke Tadahide, untuk menghindari orang skill tidak berguna sepertimu, dibutuhkan eliminasi"
".....mereka berdua memanggil banyak untuk saling bunuh agar orang dengan skill sepertiku tidak ada?"
"Benar… supaya mereka terbiasa dengan pembunuhan juga. Baru setelah itu dibawa ke istana"
"Ck, apa-apaan itu…"
"Penyihir yang mati disini adalah pemula yang di janjikan promosi jika berhasil pura-pura menemukan teman-teman kita. Tapi tentu saja mereka ditipu Matsuyoshi dan Tadahide karena orang dari dunia lain pastilah punya ke spesialan khusus dan mudah membunuh mereka"
"....."
"Buktinya sekarang mereka mati disini, dibunuh kawan kita"
Arif hanya bisa terdiam. Sudah hampir setengah tahun dia mencari temannya yang dipanggil, dan rupanya tidak hanya dua melainkan lebih banyak lagi temannya yang terpanggil dan terlibat.
"Berapa yang selamat?"
"Dengan skill penglihatan masa laluku, ada Adit, Syahdan, Bintang, dan Budi yang keluar dari ruangan. 4 orang yang bertahan di awal"
"Kita harus segera mencari mereka"
"Soal itu, aku dan Yuuna sudah mengurusnya. Bintang yang lebih mudah ditemukan karena dia terkenal"
"Mereka sudah hampir setengah tahun disini sih, apa yang dia lakukan?"
"Dia melakukan sistem pengobatan jenis baru yang tidak bisa dilakukan dengan healing, yaitu operasi"
"…!?"
"Bhuh… wuahahaha" Kuuhaku tertawa lepas.
"Ck, apaan sih" Arif kesal dan malu.
"Mukamu biasa aja, rip. Benar, tidak disangka ya, Bintang yang begitu jadi dokter?"
"... " Arif kesal tapi benar Kuuhaku, dia tidak menyangkanya.
"Biasanya dia operasi kanker, karena healing membuat seluruh sel sehat termasuk sel kanker yang menjadi lebih hidup"
"Yang dibutuhkan dunia ini memang bukan kekuatan, tapi pengetahuan… menurutmu berapa banyak mayat yang Bintang jadikan percobaan?"
"Entahlah… tapi kita akan sulit menemuinya karena dia sedang berada di wilayah Zakki. Yang lebih mudah ditemui adalah Syahdan"
"Ck, Bintang… Bintang… kalau Syahdan? Dimana dia?"
"Dia ada di penjara Amagawa, aku menangkapnya 3 hari yang lalu"
"Hah…?"
4 Hari Sebelumnya,
Demi membuktikan kalau Syahdan layak mendapat promosi, dia menyerang kota sebelah saat malam. 2 temannya ikut membantu, tapi sebagian besar penyerangan dilakukan oleh Syahdan sendiri sampai tidak ada tentara yang berani melawannya.
Temannya sudah melaporkan kesuksesan Syahdan ke Akechi-Shi tempat kerjanya, tapi mereka tidak percaya dan tidak mau menerima kenyataannya sehingga tidak ada penyerangan berlanjut dari pihak Syahdan.
Syahdan dan temannya pun terjebak sampai bala bantuan musuh datang dimana ada Kuuhaku, karena mendengar kabar kota diambil alih 3 orang saja, tentu jendral penting harus datang.
Sebenarnya kota yang bersebalahan tersebut adalah perbatasan wilayah Yuuna dan Sena, tapi mereka sedang sibuk mengurus perang lebih besar karena penyerangan Hitomi-hime sebelumnya di tanah dekat kuil.
Sehingga sekutunya Yuuna, yaitu Kuuhaku yang kemudian pergi menggantikannya. Kebetulan di Amagawa ada pertemuan dengan Arif juga mengenai pemanggilan dari dunia lain, jadi bisa sekalian.
Sedangkan gerakan Syahdan tidak diketahui pihak Sena maupun Faraz karena gengsi satu klan wilayah tersebut yang merahasiakannya. Jadi di hari berikutnya, kalahlah Syahdan melawan tentara yang lebih banyak serta kekuatan yang setara dengannya, Kuuhaku. Kemampuan penglihatan masa lalu melawan kemampuan penglihatan masa depan.
Karena Syahdan yang berpotensi tapi telah diabaikan, Arif berpikir untuk membujuk dia berada di pihaknya. Dia naik kuda bersama Kuuhaku dari reruntuhan menuju penjara Amagawa untuk menemui Syahdan.
Sesampainya mereka berdua menemui Syahdan, yang dia ocehkan adalah membebaskan si kembar temannya. Dia tidak peduli walaupun sedang berbicara dengan Arif, temannya dari dunia lain yang tidak disangka ada disini juga.
Kondisi Syahdan saat ini dia duduk lesehan dibawah, tangannya ditahan ke belakang tidak dengan borgol atau tali, tapi dengan kayu besar sehingga tangannya terlihat berat ditarik kebelakang. Lehernya tertutup besi yang memiliki rantai memanjang. Selain kaki, Syahdan benar-benar tidak bisa bergerak.
"Iya, kau Arip. Lalu apa? Saat bertemu Kuuhaku, kami tidak bersalaman. Hanya saling bertarung dengan keinginan membunuh. Setelah itu semua, kau berpikir aku akan bilang 'kangen'? Bebaskan kucing kembar itu!"
"Ck... (Dia masih kesal di khianati pihaknya ya)" Arif merasa tidak bisa mendekati Syahdan kalau terus begini.
Arif mengajak Kuuhaku untuk kembali. Beberapa saat kemudian sebelum mereka berdua pulang, Arif bilang pada Syahdan kalau dia sudah membebaskan dua temannya.
Entah yang dikatakan Arif benar atau tidak, tapi Syahdan ditahan sendirian di ruangan itu dan tidak bisa tau keadaan diluar. Dia hanya bisa berharap kalau Arif berkata jujur.
Saat tidak ada orang, dia berusaha menggerakkan tangannya sampai kuku jempolnya mengenai kayu. Syahdan terus menggesek kayu dengan kukunya sambil berusaha digerakkan agar patah. Tentu saja usaha itu sangat minim dan hanya sedikit berhasil. Belum pula rantai yang mengikat kayunya harus dilepas dengan cara apa.
Sudah 2 hari sejak Syahdan melakukan hal itu tapi masih sulit lepas kayunya. Diluar sekitar penjara, terdapat Arif dan Kuuhaku. Mereka kembali menuju penjara untuk bicara lagi dengan Syahdan. Tapi kemudian di tengah perjalanan mereka melihat teman Syahdan, Torio dan Torie. Jelas sekali mereka kembali karena ingin menyelamatkan Syahdan.
Awalnya Arif kesal merasa terlambat karena sampainya malam, tapi batal kesal karena menemukan hal menarik. Arifpun melihat Torie memegang dua pedang, dia tidak asing dengan pedang yang satunya. Itu adalah pedang milik Farras sewaktu Farras dan Arif masih bersaing di awal-awal perang mereka. Arifpun menyuruh Kuuhaku untuk diam dulu melihat teman Syahdan.
".... " Arif dan Kuuhaku diam cukup jauh dari penjara tapi masih bisa sedikit melihatnya.
Selanjutnya terdengar lonceng yang dibunyikan tanda ada penyusup
"Ah, mereka ketauan. Bodoh sekali" Kuuhaku mengomentarinya.
Setelah kekacauan, suasanapun kembali tenang. Arif diam dalam waktu yang lama sampai Kuuhaku perlu memanggilnya 3 kali karena merasa sudah waktunya, barulah mereka melanjutkan perjalanan.
Tiba-tiba penjara meledak ketika mereka berdua sudah dekat.
Bukan meledak api, tapi lebih ke tekanan angin. Angin kencang mendorong dinding-dinding penjara sampai terpental.
Ada batunya yang mengarah ke Arif, tapi kemudian ditangkis oleh bayangan berbentuk iblis yang menempel di punggung Kuuhaku. Iblis itu sebesar 3 meter sehingga mudah menangkis batu besar yang beterbangan.
"Kau tidak apa-apa, Rip?"
"Sepertinya ini ulah Syahdan, si kembar itu walau tertangkap tapi berhasil memberinya senjata"
"…benar?"
Kuuhaku dan Arif melihat keatas dimana terdapat Syahdan membelakangi bulan, sedang memegang pedang milik Faraz sambil menginjak batu di tempat tertinggi penjara yang sekarang ini sudah hancur. Dia sedang melihat-lihat mencari Torio dan Torie.
Saat mereka berdua menyusup, tentu saja Torio yang ceroboh bisa ketauan. Ini rencana rahasia Torie untuk meninggalkan kembarannya dan dijadikan umpan. Meskipun Torie tertangkap juga, tapi 1 dari 2 pedang yang dibawa berhasil masuk ke ruang tahanan Syahdan.
Syahdan berhasil mengambil dengan kakinya walaupun memakan waktu. Langsung saja dia mengamuk setelah mendapatkan senjata untuk melawan. Kemudian dia tidak menemukan teman kembarnya itu dari tempat tinggi, jadi memutuskan untuk mengelilingi penjara.
Syahdan terus berlari mengelilingi penjara sambil menghancurkannya. Tapi ketika orang-orang yang dipenjara keluar dan merepotkannya, dia mulai pilih-pilih dalam menghancurkan ruangan, sampai dia bertemu Kuuhaku.
"Kamu balik aja ke ruang tahananmu, Dan. Walau ruangan itu udah jadi tempat terbuka sih, benar… Arip ada disitu bareng temen kucingmu yang cewe"
"Apaan maksudnya?" JLEEBB. Kuuhaku menembakkan panahnya, Syahdan menengok kebelakang, ada tahanan yang terkena panah Kuuhaku.
"Aku mau ngurus para tahanan ini. Sebaiknya kamu ke Arip aja. Benar aku gak tau Arip mau ngobrol denganmu atau apa, tapi daripada disini sama aku kan?"
Walau Torio belum ditemukan, tapi selama sudah dapat 1 kabar tentang temannya, Syahdan mengarah kembali ke tempat dia di tahan. Mencoba percaya perkataan Kuuhaku karena itu satu-satunya petunjuk yang ada.
Syahdanpun akhirnya bertemu Arif yang memegang pedang buatannya dari batu ikan emas. Dia juga memegang tangan Torie.
"Syahdan, skillmu bisa melihat masa depan ya? Itu skill yang bagus, apa kau pilih sendiri?"
"Lepaskan Torie!"
Arif menunjukkan wajah tidak senang karena pertanyaannya tidak di hiraukan. Syahdan melihat 5 detik lebih cepat kalau Arif menusuk Torie dengan pedangnya. Langsung saja dia maju mendekat sebelum hal itu terjadi sambil berusaha mendorong Arif kencang-kencang dengan anginnya.
Arif menghindari serangan Syahdan tapi malah jadi terdorong anginnya. Syahdan berhasil mendekati Torie, sekarang dia bisa melindunginya. Kemudian Syahdan melihat hal yang sama seperti di penglihatannya, tentang Torie yang tertusuk pedang. Tapi bukan dari arah Arif, melainkan dari arahnya.
Pedang itu menusuk perut Torien dari atas yang asalnya di belakang Syahdan. Syahdan melihat keatas sambil gemetaran. Di atasnya, dia melihat bayangan yang memakai baju berbentuk wajah iblis yang tersenyum.
Iblis itu keluar dari punggung Syahdan dan menusuk Torie dengan cepat. Saat Syahdan masih terkejut dengan semua ini, iblis itu menarik pedangnya dari Torie lalu kembali masuk ke tubuh Syahdan.
"Tidak…! Torie!!" Syahdan panik, dia langsung melakukan heal di tengah ketidaktahuannya.
Arif yang terpental, bangun menyingkirkan batu yang menibannya dan jalan menuju Syahdan "kami berenam yang lebih dulu datang ini tidak bisa memilih skill seperti kalian yang baru datang, dan aku dapatnya itu"
Iblis yang muncul dari Syahdan dan Kuuhaku sebelumnya adalah ulah Arif. Inilah skillnya, kemampuan untuk memberi wujud keburukan orang lain dan mengendalikannya. Tapi keburukan itu tidak bisa menyerang wadahnya sendiri sehingga Arif tidak cocok untuk pertarungan 1 lawan 1.
"Ngomong-ngomong, aku yang menyuruh penyihir memanggil kalian ke dunia ini"
"!!!" Syahdan terkejut mendengar pernyataan Arif.
"Kematian kalian, penderitaan dari pembunuhan dan kehilangan, semua itu aku penyebabnya. Aku dalang dari semua ini. Saat aku jadi budak Raja, kau malah enak-enakan dengan kucing kembar… hadeh itu tidak bisa diterima, memang lebih baik mati saja. Untung tidak banyak yang selamat juga di reruntuhan itu"
JDUUAARR
Suara hantaman pedang Syahdan dan Arif yang beradu menimbulkan tekanan yang dahsyat. Syahdan langsung menyerangnya tidak terima Arif meremehkan nyawa teman-teman padahal dia yang menyebabkan semua ini.
"Ck… langsung pakai wujud tempur. Tapi wujud ini… rupanya rekanmu Roh Darah juga"
Arif melihat Syahdan yang sudah berubah wujud. Dia bertanduk, kulit, dan rambutnya yang memanjang menjadi putih. Wajah dan tubuhnya memiliki corak seperti tato berwarna merah darah.
Arif juga menunjukkan perubahan wujud yang sama. Dia dan Syahdan sama-sama memiliki rekan Roh Darah. Mereka langsung bertempur dengan kemampuan tehnik pedang yang tenaganya lebih kuat berkali-kali lipat karena berubah wujud.
Kuuhaku dan Torio baru datang menemukan mereka berkat bekas hantaman pedang Syahdan dan Arif tadi, mereka melihat pertarungan yang luar biasa. Syahdan beda tipis tapi dia mengungguli Arif berkat skill penglihatan masa depannya.
Meskipun terkena serangan, mereka dapat pulih dengan cepat karena itulah kespesialan wujud tempur dari roh darah, regenerasi tinggi. Tapi kalau tidak ada habisnya seperti ini, hanya tinggal masalah tenaga mereka untuk terus bergerak.
"Ck, capek. Sepertinya aku memang tidak bisa menang 1 lawan 1. Skillku gak cocok"
Setelah Arif bilang begitu, keluar bayangan dari punggung Kuuhaku dan Torie yang berada di dekat mereka. Membuat pertarungan jadi 3 lawan 1.
"Pengecut, Arip Anjing!"
"Ck, kenapa kau menghinaku. Lihat dirimu sendiri, sialan" Arif menunjuk Torie yang tergeletak "Kau lebih mementingkan perasaanmu yang marah padaku dibanding keselamatan temanmu sendiri.
Sok sok an marah teman dihina tapi meninggalkan teman juga. Egoisme berkedok pertemanan"
"Kh… ARIIPPP!!!" Syahdan kesal maju menyerang Arif sambil menebas 2 iblis yang melindunginya.
"Uwaakkhh!" Suara teriakan Torio membuat Syahdan terhenti.
"Seharusnya kau hati-hati. Meskipun iblis ini keburukan, tapi itu juga merupakan bagian dari diri mereka. Dampak serangannya sama ke wadah" Arif mengatakannya dengan tenang seolah sedang mengajari Syahdan.
Padahal Syahdan berniat untuk memukul Arif sekali, lalu pergi membawa Torie. Meskipun kesal tapi Arif benar, sekarang keselamatan Torie yang harus diutamakan. Hanya saja sekarang Torio juga terluka walau Kuuhaku juga menerima serangannya.
"Sebaiknya kalian pergi sebelum prajurit Amagawa semakin banyak datang ke tempat ini. Aku akan mengurusnya bareng Kuuhaku supaya kalian bertiga tidak menjadi buronan"
"…!!"
"Tapi kalau kau mau lanjut tidak apa-apa, karena nanggung kau hampir membunuh mereka, jadi sekalian aja mati"
"Bacot, padahal kau penyebabnya!"
"Iya… aku membuat 'kau yang melakukannya'… tapi ingat ada kata 'kau yang melakukannya'" Arif mengangkat jarinya tanda sedang membuat kutip.
"Aku pasti akan membunuhmu, Rip. Aku bersumpah" Syahdan pergi dengan cepat menggendong Torio dan Torie. Lalu dia kabur sambil melakukan heal di kedua tangan pada mereka.
"Apa? Padahal aku benar. Hadeh, tapi kalau Syahdan mau membunuhku, sekarang kemana-mana aku tidak boleh sendirian lagi" Arif tidak menanggapi serius Syahdan yang sudah pergi.
Kuuhaku lalu mendekati Arif yang sudah di jauhi Syahdan. Bayangan Iblis yang di buat Arif juga sudah dikembalikan.
"Kau bilang mau membuat Syahdan dipihak kitaa" Kuuhaku jengkel.
"Ya maap… habis dia dan aku sama-sama baperan sih. Jadi kebawa suasana. Kau urus Syahdan aja sendiri"
"Apa-apaan sial, aku selalu dikasih sisa masalahmu. Sekarang bagaimana membujuknya setelah semua ini??"
Arif dan Kuuhaku pun menuju markas penjara yang masih tersisa, menunggu bantuan yang datang hasil kekacauan yang dibuat Syahdan seorang diri.
Sedangkan Syahdan, sedang melakukan heal setelah dirasa tempatnya sudah aman. Meskipun kini dia telah mengetahui kalau Arif adalah dalang dibalik tragedi itu, Syahdan lebih memedulikan si kembar.
Healing Syahdan pada Torie sebelumnya masih belum selesai, sehingga sekarang mereka sulit mendapatkan pertolongan lebih lanjut dengan pertolongan pertama yang Syahdan lakukan ini tidak selesai- selesai.
***
Kota King
Sudah hampir 3 bulan sejak kerja sama yang dilakukan Kino dan Haiza. Saat akhir bulan, Haiza akan mampir ke Kota untuk membeli barang di Kino. Lebih mudah melakukannya ketika kau punya motor dan standar bepergian dunia ini adalah 6 jam sampai 1 minggu.
Kino juga belajar menggambar dengan rajin, dia mulai memasuki dunia tinta dan ingin mencoba membuat manga.
"APA ITU YANG KAU LUKIS, KENAPA HANYA KOTAK SAJA?"
"Hugyaa…! Ketuaa… tolong berhenti mengejutkanku. Aku sedang membuat yon-koma" Kino tidak pernah terbiasa dengan suara lantang ketua klannya.
"YON-KOMA?"
"Itu kumpulan 4 gambar yang menghasilkan 1 cerita singkat"
"EMPAT?? BIASANYA PELUKIS HANYA PERLU 1 GAMBAR UNTUK MENCERITAKAN KISAH KARYANYA!"
"Iya, biasanya begitu (tapi bukan berarti aku tidak boleh melakukan hal tidak biasa)"
Ketua klan Kino hanya bisa diam saja. Dia tau kalau Kino mengerti, tapi akan tetap melakukan hal yang dianggap tidak penting itu. Klan cabang 3 untuk bidang seni melukis, Kurato-Shi, tidak begitu ketat untuk menjadikan pelajarnya seniman.
Mereka bebas berkarya sampai dapat membuat aliran baru. Sehingga ketua tidak bisa menghentikan Kino juga walaupun lebih banyak yang gagalnya sebab ketidak teraturan aliran gambar di Kurato-Shi.
"MENGHENTIKAN SENIMAN MELUKIS SAMA SAJA MEMBUNUHNYA, TAPI KAU PERLU MENGISTIRAHATKAN TANGANMU JUGA.
JANGAN TERLALU BANYAK GAMBAR SEKARANG, SORE NANTI MASIH ADA KELAS"
"Siap Ketua, terimakasih!"
"TERUS, AKU KESINI KARENA ADA ORANG YANG MENCARIMU"
"Haiza? Tumben ketua yang bilang, biasanya ini tugas Yashi kan?" Yashi adalah anak ketua yang bekerja mengurus tamu dan lain-lain. Biasanya Yashi yang bilang ke Kino kalau Haiza datang.
"KEBETULAN LAGI DILUAR, JADI SEKALIAN SAJA. AKU TIDAK TAU ITU HAIZA ATAU BUKAN"
Kino memaklumi ketua Kurato, namanya juga pria tua. Diapun membersihkan mejanya lalu pergi menuju tempat tamu. Sudah akhir bulan jadi tamu yang bisa diduga hanya Haiza untuk restok.
"Siang, Ja. Karena sekarang bulan ke sebelas, bagaimana untuk menjual korek api- Ah?"
"Siang, Kino. Kau benar-benar hidup lagi ya, tapi aku bukan Ija"
"…Budi" Kino diam menghela napas, tidak bisa berkata apa-apa dan tidak bergerak lebih dari yang sekarang. Karena melihat sosok teman yang pernah membunuhnya.
"Apa Farhan dan Dayat juga beneran hidup lagi? Gimana kabar Farhan?"
~