Tanah Lapang
*TRAANG*
*JTRIING*
Terlihat dua katana sedang beradu. Syahdan dan Rifqi. Dengan wujud rohnya, mereka berdua sedang bertarung setelah terjadi ledakan di penjara Nakura. Ledakan yang dibuat oleh Torio dan Torie teman Syahdan. Mereka berdua membawa Dayat, Farhan, dan Yuuna kembali ke markas.
Kondisi Sena membuatnya harus Kembali juga ke markas bersama penjaga surgawi yang lain. Tinggal Farras yang bisa memimpin bagian Sena sehingga Rifqi yang mendapatkan tugas untuk pergi memeriksa kondisi di bagian penjara. Meskipun terlambat, Rifqi berusaha menghentikan mereka.
Secara fisik, Syahdan tidak bisa menyaingi Rifqi. Dia mengimbanginya dengan sihir. Dorongan angin untuk menggangu keseimbangan dan membuat Rifqi kelilipan ditambah persiapan perlindungan dengan melihat masa depan.
"Armornya jangan tebel-tebel, su!"
Meskipun Syahdan yang lebih banyak menyerang, tapi dampaknya tidak terlalu berarti. Berbeda dengan Rifqi yang jarang mengenainya tapi membuat terluka sampai sakit.
"Hehe, keren kan. Makanya jangan sombong sampe ngusir Yuuna, padahal kau gak bisa bertarung sendiri" Rifqi bangga dengan dirinya.
"Siapa yang sombong disini coba, padahal kondisi kita sama"
Syahdan menyadari Rifqi sebenarnya juga kesulitan melawan. Semua gerakannya dapat diketahui dan direspon dengan cepat. Membuatnya repot dan malas berurusan. Rifqi ingin Syahdan cepat tumbang dengan serangannnya tapi ternyata Syahdan kuat juga untuk bertahan.
Tiba-tiba mereka berdua mendengar suara tembakan. Tembakan keatas langit. Rifqi tidak mengerti artinya, jadi kemungkinan itu sinyal dari pihak Syahdan.
"Artinya apa tuh, Dan?"
"… artinya bala bantuan sudah tiba. Jadi gak perlu ragu lagi!"
Serangan Syahdan semakin cepat. Rifqi terpojok, walau tidak benar-benar terpojok sih. Fisiknya yang kuat membuat serangan Syahdan biasa saja, dia hanya jadi kesulitan untuk menyerang balik.
Rifqipun meledakkan kekuatannya untuk mementalkan Syahdan. Dia lalu menghancurkan tanah untuk mengacaukan pijakan. Syahdan dengan cepat mulai melompat 5 detik lebih awal.
Menggunakan dorongan angin, Syahdan menyerang Rifqi dari langit. Rifqi bersiap dengan katananya untuk menangkis karena dia tidak perlu menghindar. Katana merekapun kembali bertabrakan. Dan sebelum Syahdan tertarik gravitasi ke tanah, dia mengeluarkan sesuatu dari kantongnya.
Benda berbentuk tabung itu meledak dan mengeluarkan banyak asap putih. Rifqi tidak dapat melihat apa-apa. Kemudian dia diserang Syahdan dari berbagai arah.
"Ewoi Syahdan!" Rifqi mengayunkan katananya dengan asal sambil berteriak.
Tapi Syahdan tetap dapat menyerangnya. *JBUGH*
"Ahk! Curang! Bagaimana kau bisa melihatku!?"
"Wkwk, gak bisa liatlah orang kabut gini. Makanya diem, jadi ketauan kan lokasinya ada dimana kalau teriak-teriak gitu"
Mendengar suara Syahdan, Rifqi langsung menyerang ke asal suara tapi tidak mengenainya. Diapun berpikir, di kabut ini tidak terlihat apapun oleh mereka berdua. Ini permainan diam, serangan Syahdan memang tidak begitu kuat tapi bukan berarti nol.
Kalau menunggu kabut menghilang mungkin Rifqi sudah banyak terluka, tapi itu akan membuat Syahdan terlihat dan langsung menjadi kesempatannya membalikkan keadaan. Rifqipun mencoba geser tempat berdirinya sedikit untuk mengurangi serangan yang mengarah padanya.
"Eh Aduh!" Tapi kemudian dia terjatuh karena tanah tidak rata hasil kehancurannya.
Untungnya Syahdan tidak bergerak mendengar suara itu. Rifqipun diam dengan tenang menunggu kabut menghilang. Dengan tenang dan terus diam, menunggu kesempatan yang ada untuk menyerang balik.
Rifqi berhasil menunggu dan sekarang kabutnya sudah menipis. Semakin lama, tempat sekitar semakin terlihat. Dia langsung dengan cepat menyiapkan katananya untuk menyerang.
"SYAHDANN!!" Dan dia tidak melihat siapa-siapa.
Syahdan pergi meninggalkan Rifqi sendirian sejak sebelum kabutnya menipis. Tembakan yang dilihat mereka berdua adalah panah Kuuhaku yang mengisyaratkan untuk mundur. Syahdanpun membodohi Rifqi dengan rencana kabutnya.
Membuat Rifqi diam saja dalam kabut ketika Syahdan lari keluar dari sana. Sambil lari, Syahdan menahan tawa. Dia membayangkan wajah Rifqi yang kesal karena sudah dibohongi suruh diam tapi dirinya malah kabur ninggalin. Dasar teman laknat.
Malam harinya dimarkas, Rifqi kena marah saat rapat. Karena gagal menjaga penjara dan membuat Yuuna kabur, sampai membiarkan Farhan ditangkap.
"Tapi kita menang bukan? Bagian depan berhasil ditaklukan dan kita tinggal menuju istana raja Amagawa"
"Yuuna berhasil kabur, kombinasi pasukan dunia lain mereka akan lengkap saat Sena terluka, Farhan tertangkap, dan kita tidak tau Zakki akan datang terlambat atau tidak saat itu tiba"
"Tapi, Arip juga terluka. Dayat serahkan saja padaku…"
"Menurutmu aku bisa mengalahkan Kuuhaku, Yuuna, dan Syahdan tanpa bantuan Sena?" Farras dan Rifqi melihat Hitomi-hime. Karena sekarang bukan Putri, mungkin kini harus ditulis Ratu Hitomi.
"…Sena serahkan saja padaku. Kita sudah bisa masuk dengan bebas ke Amagawa sekarang.
Dia(Sena) memaksakan dirinya agar dapat menyingkirkan Hida demi membuat kesempatan untuk kita. Kita harus menyerang istana raja Amagawa secepatnya"
"Tuh dengerin, Ras. Ayo buat strategi dan lihat keadaan kita dari sisi positif, yang penting kita sudah menang"
"Diem sana! Pikiranmu belum terlalu tinggi untuk mengikuti rapat"
"A-apa? Maksudnya aku bodoh, gitu?"
"Aku gak ngomong gitu sih, tapi siapa ya yang nurut diboongin Syahdan pas disuruh diem?"
"Farras, ahhh! Seharusnya aku tidak lapor bagian itu, Sial!"
***
Markas Amagawa
Dibagian sudut tempat, terdapat kurungan yang disiapkan untuk Farhan. Dia sedang ditahan sementara dalam perjalanan dibawa ke penjara Amagawa, penjara yang sama yang pernah dihancurkan Syahdan. Kemudian terdapat penjaga yang menghampirinya.
"Maaf, aku dengar kau bernama Hanzai ya? Souemon klan Muto yang menjadi Penjaga Surgawi keempat"
"…aku harap kau punya urusan yang penting dengan mengajakku berbicara"
"Ahaha… aku hanya ingin bertanya, aku dengar tanganmu putus, bagaimana rasanya di heal Jendral Saata sampai bisa menyambungkan tanganmu kembali? Apa menurutmu, Jendral juga dapat menghidupkan orang mati?"
"Hah? Hei, kau tidak perlu jadi orang yang goblok goblok banget. Syahdan memang punya skill heal yang kuat, tapi dia bukan tuhan. Sebaiknya kau konsultasikan keberadaan otakmu ke orang pintar!" Farhan memarahinya sambil memegang bahu bekas tangannya terputus.
Penjaga itu hanya tertawa kecil. Dia menyetujui perkataan Farhan yang menganggapnya gila. Diapun cerita pada Farhan tentang kekhawatirannya yang mungkin saja tidak bisa kembali menemui keluarganya.
Farhan tidak bisa apa-apa. Karena memang sudah keadaan perang seperti itu. Tapi dilain sisi, dia merasa kalau orang-orang di Amagawa lebih perhatian untuk bisa Kembali. Dia jadi teringat banyak prajuritnya yang siap mati untuk Nakura, walau ada yang ingin kembali juga.
"(Ah, mungkin memang pikiran tiap orang beda-beda, tidak tergantung daerahnya)… kenapa kau lebih ingin ketemu keluargamu? Bukannya lebih terhormat mati di medan perang?"
"Hm…? Kau juga ingin mengetahuinya?" Penjaga itu merogoh tasnya "Awalnya saya khawatir karena ini seperti pencucian otak, tapi saya tetap diri saya yang mengabdi pada Amagawa, dan orang yang ingin tetap hidup dan mati sebagai rakyat Amagawa.
Hanya membuat pikiran sedikit terbuka, seandainya saja saya lebih perhatian pada putri saya sebelum berada disini" Penjaga itupun memberi sesuatu pada Farhan yang membuatnya terkejut dalam diam.
***
Kuil Muto
Sekarang adalah hari yang ditunggu-tunggu. Terutama oleh dua orang pemuda dari dunia lain yang sudah berjuang sampai sekarang ini. Perban yang melilit mereka berdua, mulai dilepas.
*Tretettett*
"Selamat kepada Alfian dan Tayan yang sudah diberi pengawet!" Adit meniup daun untuk membunyikannya seperti terompet.
"Akhirnya kalian tidak perlu rutin menjadi mumi" Kino menepuk tangannya.
"Sempet kesepian sih karena aku tidak dibutuhkan lagi, tapi akhirnya kalian bisa mandiri" Bintang mengusap air matanya.
"Aku bukan tuan kalian, apalagi setelah Budi mengambil skillku. Tapi sekarang kalian benar-benar bebas" Kata Anton sambil merapihkan perban yang dia lepas ke mereka berdua.
Sebuah kisah yang panjang tapi tidak perlu diceritakan semua dimana mereka bisa sampai disini. Kombinasi lengkap dari pihak kuil yang terus mencari Bintang dkk dengan Kino yang mulai menyarankan mereka menetap.
Setelah Bintang sembuh, Kino diajak berpetualang dengan mereka karena kebutuhan energi sihirnya. Kinopun memilih untuk tetap tinggal dan ingin menarik perhatian. Hal itu dilakukan agar Haiza dapat mengetahui lokasi mereka dengan sendirinya dan menanyakan kepada karyawan tentang macam-macam. Yang lainpun setuju menemani Kino.
Keberadaan dari kepopuleran mereka dan informasi dari Perusahaan Iza membuat pihak kuil memastikan keadaannya juga. Tentu saja pihak kuil tidak bisa bertemu dengan damai karena awalnya mereka juga dianggap karyawan Haiza oleh Bintang dkk.
Untungnya saat Anton yang turun tangan, mereka bisa percaya dan memutuskan untuk mengungsi dalam kekkai buatan Adit. Yaitu ke kuil klan Muto.
"Uwooohhh >V<)" Alfian sangat senang, dia memukul-mukul pundak Tayan disampingnya.
"Wkwkwk, seneng banget kau, Pian" Tayan senang Alfian kembali sikap ke dirinya sebelum mengenal dunia ini.
Alfian dan Tayan, mereka berdua di perban selama seminggu saat pertemuan pertama dengan Kino. Sambil menunggu Bintang sembuh, Kino menyarankan menutup daging mereka supaya tidak mudah busuk dengan perban. Terinspirasi dari mumi.
Setelah Bintang sembuh, mereka tetap memakainya dengan sedikit lebih longgar untuk rehab Bintang supaya tidak terlalu sering meregenerasi dulu. Tidak disangka sekarang mereka membutuhkan perban lagi untuk pengobatan/pengawetan terakhir mereka.
"Baiklah, dengan begini kelompok kita bisa maju menuju tahap selanjutnya" Adit mengusap rambut Tayan dan Alfian.
"Kino, waktunya rapat rencana kedua" Anton mengandalkan Kino.
"Ya! Terimakasih sudah mau mendengarkan rencanaku dan memberinya masukan. Waktunya lanjut ke tahap selanjutnya dan menjadikan ini rencana kita!"
Anton berhasil menemukan Alfian, Tayan, dan Bintang. Mereka juga berhasil mengawetkan, tapi bukan berarti urusan mereka hanya itu saja. Kitsu yang merupakan anggota Muto-Shi, dia masih bekerja di perusahaannya Haiza. Itu karena urusan mereka dengan Haiza masih belum selesai.
"Akan aku jelaskan lagi. Tujuanku adalah mempertemukan seluruh member Komunitas KDHR di dunia ini dengan damai. Dan Anton sudah mengomentari hal itu" KDHR adalah nama komunitas dimana semua orang yang terbawa ke dunia lain sekarang adalah anggotanya.
"Ya… itu mustahil dengan keberadaan mereka yang dekat dengan perang"
"Berarti kalau mereka jauh dari perang, kita bisa bersama lagi. Tapi Adit bilang, 6 orang yang lebih dulu tiba di dunia ini, sudah sangat dekat dan bersahabat dengan Raja mereka, sehingga mereka akan terus mengabdi dan tidak dapat dijauhkan dari perang"
"Dan kau bilang kalau Raja tidak saling berperang, kita bisa kumpul dengan damai" Adit menambahkan penjelasan Kino.
"Betul, selama proses pengawetan Tayan Pian, aku sudah memikirkannya. Masalah kita, kita tidak bisa membuat suatu hal yang berpengaruh seperti PBB yang dapat mendamaikan mereka tanpa menyisakan satu raja.
Tapi kita punya teman yang sangat berpengaruh di dunia tanpa berada di pihak raja manapun"
"..." Mereka semua diam serius mendengarkan Kino. Yang pintar sudah terkejut memperkirakan orang yang akan Kino sebut, yang masih belajar jadi penasaran siapa orangnya.
"Mungkin diantara kita tidak ada yang bisa melakukannya, tapi Ija bisa"
Kamar Adit yang menjadi ruang rapat mulai gaduh setelah mendengar apa yang dikatakan Kino. Karena secara tidak langsung, Kino mengatakan kalau butuh bantuan Haiza. Padahal mereka mendapat masalah karena Haiza yang tidak dapat mengurus rekannya dengan baik. Seperti Budi yang mengambil skill Anton dan Kino, lalu serangan kasar tidak sopan untuk menangkap Bintang dkk.
"Mungkin saja Ija akan minta maaf, tapi dia tidak akan berpihak pada kita demi nama baik perusahaannya"
"Iya Anton, aku juga memikirkan hal itu. Lagipula saat kita berbicara dengannya, mungkin saja kita yang akan terpengaruh dan malah membantu tujuannya sendiri.
Setelah kesalahan ini, dia akan memperketat kemampuan komunikasinya dan membuat pikiran kita sulit untuk keluar dari jeratannya"
"Lalu gimana Kino? sejak awal, bertemu dan bermain bareng dengan semuanya sudah sulit" Bintang tidak ingin Kino terlalu memikirkan temannya sampai sakit sendiri.
"Makanya kita adain rapat, kita harus memecahkan kesulitan itu" Kino tetap ingin melakukannya. Seolah bilang pada Bintang untuk tidak perlu khawatir.
"Mungkin kita bisa coba minta tolong Ija tanpa bicara padanya…"
"Atau kirim surat biar dia kagak bisa pakai skillnya…"
"Oh, kalo gak ke Ija gimana, problemnya kan perdamaian para Raja…"
Orang-orang mulai menuangkan ide mereka. Sama halnya dengan Kino, semua juga ingin KDHR bisa bersama lagi. Sejak awal ini bukan salah mereka sampai jadi berpisah seperti sekarang. They don't deserve this, so they decide to changes it.
***
"Hah!?"
Budi melihat keadaan sekitar, Matsuyoshi tidak ada di ruangannya. Diapun merasa lega. Setelah banyak hal yang terjadi dengan penyihir mencurigakan itu, dia merasa lebih baik berada sendirian di penjara.
"Sudah kubilang melakukan serangan ke Zakki adalah hal yang konyol"
"WALAAHH GOBLOK ANJING!"
"Heh, jangan mengumpat"
"Makanya jangan mengagetkanku seperti itu, Ai!"
Guide AI Budi muncul tiba-tiba setelah Budi merasa tenang dan lega berada sendirian di penjara. Seolah ingin bilang pada Budi kalau dia tidak sendirian.
"Kau kemana saja saat aku kalah dimasukkan ke penjara sampai berurusan dengan penyihir mesum itu…!?"
"Tentu saja aku tidak mau mengganggu privasimu untuk berduaan seperti itu"
"Seperti apa!? Jangan mengatakan hal yang bisa membuat orang salah paham!"
Mereka terus berbicara sampai Budi lelah sendiri karena sambil melepas kekesalannya dari awal. Guide AI yang muncul terlambat ke Budi, sudah banyak memberitahu hal yang ditanyakan kepadanya.
Budi jadi mengetahui kalau ada orang dengan skill sepertinya, dan orang itu adalah Zakki. Menurut Budi, supaya tidak ada saling rebut skill, dia harus menghilangkan skill itu baik tanpa atau dengan menghilangkan penggunanya juga.
Padahal Guide AI sudah memperingatkannya karena harus berhadapan dengan jendral tangan kanan pemimpin wilayah. Tapi Budi merasa yakin karena dia memiliki banyak skill. Siapa yang menduga Provinsi Shima punya segel skill sehingga membuat Budi tidak berdaya sebelum mengeluarkan skill-skill nya.
"Bagaimana caranya keluar darisini? Pandu aku"
"Apa kau tidak melihat kalau skillmu diblok? Cara apa yang harus kuberitaukan"
"Apa saja huhu… beritahu aku cara yang bisa kulakukan untuk keluar dari sini…" Budi memelas, dia tidak ingin bertemu dengan Matsuyoshi lagi.
*menghela napas* "Teleportasi"
"Apa?"
"Segel skill itu menghalangimu mengeluarkan sihir, teleportasi adalah sihir yang mengendalikan dimensi lain, sehingga kau bisa tetap memakainya dari dalam. Jadi kalau kau dapat menghitung koordinat dari sini ke beberapa senti dari luar pintu penjara, kau bisa keluar dari sini"
"Tapi…"
"Ah, tapi borgol skill blok itu juga akan ke teleport, jadi setelah teleport, kau belum bebas sepenuhnya"
"…aku kan tidak tau cara menghitung untuk teleportasi"
"kau bisa mempelajarinya dari buku belajar matematika umum di shop" Guide AI mengarahkan skill Shop Budi menuju halaman tempat buku matematika yang dimaksud.
"Enam puluh lima ribu rupiah, ah gila. Kau ingin aku menghabiskan banyak uang untuk buku yang tidak akan kumengerti ini?"
"Buku ini juga tersedia E-Book nya, sehingga masih bisa kau baca meski dalam keadaan skill blok.
Sama seperti skill teleportasi yang dimaksud Guide AI, Shop masih bisa digunakan karena skill dari dalam, tapi barang yang sudah dibeli tidak dapat dikeluarkan selama Budi masih disegel..
"Masalahnya bukan itu, Ai. Aku tidak bisa teleportasi…"
"Yah yah, berarti kau tidak bisa keluar dari sini sampai kau dibebaskan atau ada yang meyelamatkanmu"
"Kh… >,<)" Budi resah dengan penderitaan yang dialaminya.
Beberapa kali setelah Matsuyoshi sering kesini, Budi menyimpulkan kalau Matsuyoshi datang setiap hari, dia menghitung hari dengan kedatangan Matsuyoshi. Karena kalau dua kali sehari, sepertinya bukan karena jeda waktunya terasa sangat lama menurut Budi.
Di kedatangan Matsuyoshi kali ini, Zakki juga datang dengannya. Dia memerhatikan Budi yang sudah di cekoki macam-macam oleh Matsuyoshi lalu tertawa. Tentu saja Budi kesal dan ingin menggigitnya.
Khauk
"Awawaw, hati-hati… apa dia sering menggigit begini ya?"
"Tidak, sepertinya itu perlakuan khusus untukmu"
"Waduh Budi jangan gitu, ya. Kamu ketularan Matsuyoshi?"
"Hah!? Apaan sih, padahal kau yang melibatkanku dengannya! Bebaskan aku!"
"Bud, kalau aku bilang kau bagian dari proyek besar yang akan mengubah dunia, apa kau akan senang dan tidak ingin pergi?"
"Kau harus perlakukanku dengan baik dan lepaskan segel ini dulu!"
"..."
"…"
"Jangan saling tatap tatapan gitu, nanti kalian jadi suka"
"Coba kamu, Mats. Jelasin rencana kita. Aku harus segera pergi untuk perang" Zakkipun balik badan setelah mendengar Matsuyoshi.
"…boleh, hati-hati berperangnya.
Nah, aku akan memberitaumu hal penting ini sebagai tanda terima kasih karena kau sudah sering membuatku puas"
"Gak usah ngomong yang bikin ambigu, Bangsat. Kita gak pernah macem-macem!"
"Yaampun, kau benar-benar sangat kasar… walau itu juga yang kusuka darimu…" Matsuyoshi tersenyum dengan wajah lemasnya.
"Aahhh…! Selamatkan aku dari sinii!!"
***
Istana Raja Amagawa
Perang selanjutnya akan dimulai. Dengan perbatasan sudah diambil alih bagian Barat, para sekutu pihak Timur harus mempertahankan pemberhentian terakhir.
Disini mereka harus menahan Arif memimpin pasukan. Dengan kakinya yang terpotong satu, akan sulit bertarung tanpa perlindungan. Apalagi kalau dia dibawa satu lawan satu. Ada kemungkinan Sena sudah pulih, jadi yang menggantikan Arif memimpin adalah Syahdan.
"Buruan, cacat! Kau tidak tau posisi kita dimana?"
"Maaf" Arif dan Syahdan pergi dengan kuda.
"Jawab tuh sambil jalan cepetan gak pake lama, cacat aja belagu!"
Kuuhaku yang melihatnya hanya pura-pura tidak tau kebahagiaan Syahdan yang meluap-luap itu ke Arif. Kebencian Syahdan pada Arif masih ada, sulit membujuknya masuk pasukan Timur tanpa imbalan yang sesuai dengan kebenciannya.
Karenanya waktu itu, mereka sepakat kalau Rajanya Arif berhasil menguasai dunia, Arif akan menjadi anjing Syahdan seumur hidup. Dan adegan yang dilihat Kuuhaku ini adalah simulasi sebelum hal itu menjadi kenyataan.
Sesampainya di posisi, Kuuhaku tidak ada disana. Karena mereka harus melindungi istana dengan melingkar, dia sudah pergi ke posisinya meninggalkan Syahdan dan Arif berdua. Para prajurit dari pasukan mereka tidak ada yang berani mengganggu.
Mulailah perang dengan suara ledakan dari sisi lain istana. Dilanjutkan dengan teriakan pasukan Barat yang datang menyerang tempat mereka berdua juga. Ditempat terjadi ledakan, terdapat Dayat yang menahan serangan Rifqi.
"Wee Dayat!!"
"Wee Ripqi!"
"Kuat juga kau, Yat!"
"Mau diadu kah?"
"Gas!!"
Merekapun menarik pedang masing-masing dan kembali menabrakkannya. Hantaman dari pedang mereka sangat dahsyat sampai mendorong pasukan-pasukan yang ada disana.
Melihat pasukan mereka yang terpental, mereka kaget dan tangannya sama-sama berpose tikus habis ketauan berbuat salah. Dengan menaikkan alis dan mulut membentuk huruf D kebawah 'D:'.
"Kau sih, Yat. Terlalu kuat"
"Kamu juga jangan kuat-kuat makanya"
Dilema kekuatan.
Disisi lain terdapat Syahdan dan Arif yang menyingkirkan pasukan Barat di tempat mereka. Jendral yang melihat pasukannya dibantai hanya bisa merasa cemas. Sampai iblis di Syahdan yang dimunculkan Arif melempar pedangnya kearah Jendral itu.
"Ah, kenapa aku harus kebagian lawan kalian? Gimana cara menanginnya…" Zakki mencabut pedang yang terlempar itu dari perutnya. Diapun mengheal perutnya.
"Zakki…! Ck, Syahdan, apa kau bisa mengheal?"
"Hah…? Berhenti memerintahku, untuk apa aku melakukan heal sekarang?"
"Ini serius… Info tentang Zakki sedikit karena dia sekutu baru di Barat. Tapi katanya dia dapat mengambil skill orang yang dilihatnya!"
"…!! Hanya dengan melihat saja?" Syahdanpun mencoba mengheal luka kecil di tangannya.
"Itu benar ya, Dan" Zakki langsung ada di depan Syahdan. Melewati pasukan yang ada.
JDAAMM!!
"Kalau sudah lihat sekali, aku bisa mengambilnya. Tapi kekuatan itu akan kembali ke pemilik aslinya setelah aku berkedip ya"
"Sial…" Syahdan jongkok setelah bertahan dari serangan tiba-tiba Zakki.
"Oh, aku juga bisa melihat sampai tiga puluh kilometer ya"
Syahdan menyerang Zakki, dengan kepulan tanah yang dibawanya juga untuk membuat Zakki kelilipan. Zakki dapat menghindari serangannya, tidak diketahui dia kedip atau tidak karena matanya yang hitam itu.
"Sebentar Dan ya, aku punya kuis"
Iblis di punggung Syahdan yang dibangkitkan Arif juga ikut menyerangnya.
"Kau tau kan seranganmu dan Arif tidak secepat dan sekuat ini, lalu dengan penglihatanku yang jauh, menurutmu skill siapa yang aku ambil ya?" Zakki mengajaknya berbicara sambil menghindari serangan Syahdan.
"Ripqi" Setelah jeda sebentar untuk menjawab, Syahdan melanjutkan serangannya.
*TRAANG* Pedang Zakki beradu dengan iblis Syahdan. Dia langsung melompat mundur menghindari tebasan Syahdan yang melihat kesempatan saat Zakki sedang bertahan.
"Salah itu ya. Kekuatanku mengambil, bukan menyalin. Gak untung kalo Rifqi yang ada dipihakku jadi gak punya kekuatan" Zakki kesulitan melawan 2 orang sekaligus. Yaitu Syahdan dan iblisnya.
"Sial… Dayat!" skill yang mirip-mirip dengan Rifqi dan yang di pakai Zakki tinggal Dayat yang memilikinya.
Syahdan tidak menduga dia benar-benar bisa melihat dengan jauh sampai mengambil skill Dayat meskipun Zakki sedang berada disini.
"Nah, betul. Pertanyaan selanjutnya ya, kalau kini Dayat tidak punya skillnya, apa yang akan terjadi saat dia melawan Rifqi sekarang?"
"Kh…!" Syahdan menembakkan anginnya.
"Tadi itu Rifqi bikin opening perang di Dayat ampe meledak kaya gitu. Keren banget kan kekuatan mereka ya, makanya aku jadi pengen coba. Soalnya kalo ambil kekuatan kalian, bingung mikirin cara menangnya gimana" Zakki hanya bertahan dengan menutup wajah pakai lengannya. Dia memang tersayat anginnya, tapi seperti tidak terasa sakit. Zakkipun menghealnya.
"Gak diambil gak diambil, itu Healku diambil juga"
"Healing pengecualian ya"
"Kh, sok asik"
"Ck, udah ya anying ngobrolnya. Tim Barat udah kalah" Arif memasuki pembicaraan mereka.
Mereka berduapun melihat pasukan untuk memastikan perkataan Arif. Sangat terlihat prajurit Zakki tinggal sedikit. Ini karena saat mereka bertarung, Arif memunculkan iblis keseluruh pasukan dan mengendalikan iblis itu menyerang pihak Barat saja. Membuat mereka kalah jumlah.
"Skillmu memang paling ngeri buat perang ya. Huk…" Zakki bersedih, dia memegang wajah dengan kedua tangannya. Lalu menyuruh pasukan untuk mundur.
Setelah Zakki mundur seperti perempuan yang habis ditolak cinta, Syahdan menyadari kalau tadi Zakki menutup wajahnya. Dia mencoba melakukan heal. Dan berhasil. Benar berarti Zakki sudah kedip.
"Yang masih bisa bergerak, bawa yang terluka! Jangan kejar mereka, perang belum berakhir!" Diapun mengheal pasukannya.
"Kalian berdua pergi amati keadaan Yato, setelah itu laporkan kepadaku dan Kuuhaku" Arif memerintahkan yang tersisa untuk memperhatikan bagian Dayat kalau-kalau dia butuh bantuan.
***
"Hei, kau sudah dengar? Pihak Barat memiliki pasukan berjumlah besar!"
"Apa…? Bagaimana mereka melakukannya"
"Kabarnya semua orang direkrut sampai petani juga"
"Bisa-bisanya mereka mementingkan kuantitas dibanding kualitas, apa mereka tidak takut rakyatnya habis?"
Saat para prajurit yang ada sedang membicarakan perang, Farhan diam saja di dalam penjara sementaranya. Dia sedang membaca, membaca manga.
Penjaga yang sebelumnya mengajak Farhan berbicara, menunjukkan manga tersebut padanya. Manga yang membuatnya ingin tetap hidup dan kembali bertemu keluarganya. Penjaga itupun memberikan manga pada Farhan karena sudah selesai membacanya.
"(Ini manga yang seru dan berkesan, tapi disamping itu, ini adalah manga pertama di dunia ini. Hanya Kino yang kupikirkan dapat membuatnya, tapi disini tertulis Kurato Shinjuu. Apa itu nama pena Kino atau aku salah orang?
.....
Pertama, ada Ija yang menjual barang luar biasa yang mengubah peradaban. Awalnya dia ditolak karena benar-benar membanting kebiasaan. Tapi berhasil juga karena kemudahannya disaat yang sulit.
Selanjutnya manga ini. Setelah pikiran orang-orang terbuka dengan dagangan Ija, pikiran mereka bisa semakin luas dengan isi dari manga ini.
Artinya Ija dan mangaka ini dapat mengubah mindset orang-orang dunia ini)"
Farhan merasa ada yang tidak beres. Banyak cara untuk jadi penguasa, dan Haiza yang menunjukkan hal itu pada mereka di saat perang ini. Setelah mengobrol dengan penjaga, ada banyak hal baru yang Farhan ketahui diluar perang.
Farhan terkejut Adit juga terlibat. Pasalnya, penjaga itu bilang karya kedua mangaka ini mengadaptasi dari novel yang terkenal sejak 300 tahun lalu. Walau dia tidak membacanya, dikabarkan bahan kertas dan kualitas manganya semakin bagus karena diproduksi dan diterbitkan oleh Klan Muto, klan Farhan sebelumnya.
Mangaka itu juga berkolaborasi dengan dokter spesialis terkenal, dokter pertama yang mempelopori pengobatan dengan 'operasi' di dunia ini. Farhan jadi pusing dengan keadaan dunia yang tidak pernah damai dibidang manapun. Diapun mulai memutuskan untuk percaya kalau pembuat manga ini adalah Kino. Hasil dari dipikir-pikir juga setelah mendengar kematian Kino dari Syahdan dan Dayat.
Manga ini memiliki pesan rahasia untuk orang-orang dunia lain. Dibilang rahasia karena meskipun semua orang dapat membacanya, hanya anggota KDHR yang mengerti arti lain dari kata-kata tersebut dan membacanya dengan makna yang berbeda.
"Okelah, Kino, Adit. Kalau kalian ingin semua member KDHR kumpul, aku akan membantu kalian.
Pertama aku harus keluar dari sini!" Farhan menutup manganya dan mulai berwajah serius.
***
Terlihat Sena dan Syahdan bertarung disisi lain Istana dengan berputar. Yang dimaksud berputar ini adalah Sena yang terus menyerang dan Syahdan yang bertahan.
"(Aku gak tau cara lawan Sena!)" Syahdan panik.
Setiap Sena melakukan serangan. Syahdan sempat kena di awal tapi dapat mempelajari pola serangannya dengan baik dan terus ditahan. Sampai Syahdan menemukan celah untuk menyerang balik Sena, Sena mengubah wujud rohnya dan menyerang dengan pola yang berdeba.
Kembali ke awal, Syahdan kena serangan di awal-awal lalu berhasil bertahan setelah dipelajari. Lalu Sena berganti roh lagi dan tindakan yang mereka lakukan diulang lagi.
"Ini sudah roh kedelapan, sebenarnya berapa banyak roh yang mau denganmu!?"
Sena mengangkat jari telunjuknya di kanan dan kiri. Menjawab Syahdan tanpa bersuara.
"Sebelas gak tuh. Dah kaya nabi" Syahdan tidak habis pikir. Dulu hanya 3 roh yang mau dengannya dan dia memilih roh darah.
Sekarang hanya tinggal menunggu waktu sampai salah satu dari mereka kehabisan energi. Syahdan tidak diuntungkan disini karena lebih banyak terkena serangan ditambah Sena memiliki roh yang bisa membuatnya terbang.
Alasan Syahdan bisa sampai melawan Sena adalah Arif. Setelah melaporkan keadaan Dayat yang sekarat karena tidak diuntungkan diawal, Kuuhaku yang kebagian melawan Sena sempat kesulitan.
Kalau Syahdan pergi, Arif sendirian. Diapun mendapat perintah untuk menukar posisinya dengan Syahdan. Apalagi Kuuhaku juga bingung bagaimana melawan Sena, dari tadi dia hanya terus mengeluarkan ilusi yang dapat dinetralisir Sena dan Kuuhaku hanya terus mengeluarkan sihir tersebut untuk menjaga jarak dengannya.
Arif memiliki ide untuk membuat Syahdan pindah posisi dengan Kuuhaku supaya Kuuhaku saja yang membantu Dayat. Kini sesuai ide Arif, Kuuhaku sedang membantu Dayat melawan Rifqi setelah membuat ilusi kalau Syahdan masih bersama Arif di posisinya. Sekarang Arif hanya melawan pasukan yang biasa saja karena Jendral dibagiannya, Zakki, sedang mundur.
Sedangkan Yuuna yang berhasil diselamatkan dari penjara, dia sedang membuat pulau terbang. …Tidak sih, sebenarnya dia sedang menghancurkan tanah dan menerbangkan daratan yang sudah terpecah-pecah itu ke hadapan Farras. Tidak memberinya kesempatan untuk menyerang.
"Kau baru keluar dari penjara… seharusnya rehab dulu- Hoh! …jangan malah bikin pulau terbang!" Farras kesulitan menghindari daratan-daratan kecil yang terus bergerak cepat di langit.
Berbeda dengan yang lain, Farras menaiki Naga saat perang. Makanya Yuuna menyerangnya yang sedang terbang itu menggunakan sihir tanah dan anginnya. Tidak membiarkan Farras dan naganya untuk semakin naik atau menginjak tanah.
Meskipun Farras terlihat tidak diuntungkan, Yuuna juga kesulitan dengan banyaknya jumlah pasukan Farras yang diluar perkiraan. Ditambah lagi mereka terus bermunculan. Kalau begini pasukannya akan lelah dan kalah sampai Yuuna akan sulit menghabisi orang sebanyak itu sendirian. Jadi harus langsung mengincar kepalanya.
"Kau benar-benar menyerangku terus-terusan seolah pamer kalau kau lebih kuat dariku ho?"
"(Justru sebaliknya, aku paling takut kalau kau sudah menyerang, makanya tidak akan kuberi kesempatan untuk itu!)"
"Hoahh awas! Eh, Yuuna, Raja ada di dalam?" Sambil menghindari serangannya, Farras mengajak Yuuna bicara.
"Nggak tau ya, tapi kau tidak akan kubiarkan masuk"
"Hoo... begitu kah? tapi aku yakin mayatmu akan membiarkanku masuk"
"Gas sini!"
Yuuna meningkatkan kekuatan sihirnya. Pulau terbang buatannya semakin banyak dan meluas sampai kehutan-hutan.
Sebenarnya Yuuna juga kuat. Alasannya bisa ditangkap waktu itu adalah Farhan yang dapat memanipulasi cara kerja dan sistem pergerakan sihir. Membuat mahakarya yang dia tunjukkan ke Farras ini jadi berantakan di hadapan Farhan. Apalagi waktu itu 4 lawan satu, masih harus lawan Sena juga jadinya.
"Eh, eh, gak usah hebat-hebat Yuu! Aku kan gak sekuat itu sampai harus kena serangan kayak gini hoahhkk!" Farras berlindung dengan tangannya.
Dia tidak sempat menghindari tanah yang bergerak semakin cepat dalam jumlah banyak sehingga terperangkap digumpalan tanah yang menyatu, sekarang terlihat seperti bola tanah yang terbang dilangit. Membuat Yuuna menjadi lega karena berhasil menahan si kepala pasukan, waktunya mengurus sisa.
Mulai terdengar suara teriakan. Suara teriakan itu tidak biasa karena tidak seperti suara manusia. Dan benar saja, itu adalah suara teriakan monster. Monster itu berkepala singa dan bersisik. Ukurannya memang tidak sebesar gelora bung karno, tapi masih cukup besar untuk dibilang raksasa.
Monster itu menghancurkan batu yang mengurung Farras. Seperti menabok dengan kaki depannya, Farras dan naganya sampai terpental jatuh bersama batu-batuan yang terkena tabokan itu juga. Dia bisa menghancurkannya dengan mudah. Monster kepala singa itu juga menembakkan api dari mulutnya dan memporak porandakan kedua belah pihak.
"Aduh… kau tidak apa-apa Pi?" Farras melihat keadaan naganya.
"Farras! Apa-apaan itu, itu emaknya!?" Yuuna menunjuk monster yang habis memukul Farras bebas dari kurungan.
Farras kaget melihat apa yang ada di depan matanya. Tentu saja itu bukan orang tua dari naga peliharaannya. Ditambah lagi monster itu tidak pandang bulu, dia menyerang seluruh pasukan dari pihak Barat dan Timur.
Monster itu melihat istana Amagawa. Kemudian dia menembakkan api dari mulutnya lagi. Selain Farras dan Yuuna, terdapat Dayat, Kuuhaku, dan Rifqi di sisi sebelah. Mereka juga terkena dampak dari monster itu.
Istana bagian atas Amagawa hangus terbakar. Monster itu bersiap menembakkan apinya lagi. Yuuna langsung menahannya, dia menaikkan 4 tanah di keempat kaki pijakan monster itu sehingga membuatnya terbang.
Awalnya monster itu kehilangan keseimbangan, tapi sebelum tanah terbang semakin tinggi, dia melompat sampai mendarat ke sisi Syahdan dan Sena, seperti kucing yang mendarat dari tempat tinggi. Yuunapun mengejarnya, dia terbang dengan sihir anginnya menuju monster itu sampai akhirnya ditangkap oleh cakar naga.
"Gak tau ya, tapi kayaknya monster itu mengincar hal yang sama denganku. Jadi kau tidak boleh mengganggunya, ho..." Setelah Farras memundurkan pasukannya, dia terbang menangkap Yuuna. Supaya dapat membiarkan monster itu menghancurkan Raja di dalam Istana.
"Sialan, Farras!"
**
"Huhehehe… Ihihihihih.... Ya…! YA!! Ini dia! Ohh… aku merasakannya diseluruh tubuhku! Apa kau juga merasakannya, Budi!?"
Matsuyoshi di dalam penjara dengan Budi, dia sangat senang dengan apa dia lakukan. Meskipun dia mengajak bicara Budi, Budi tidak sadarkan diri. Energi sihirnya bergerak tidak karuan di dalam tubuhnya dan seperti ada bagian lain yang ikut campur disana.
Tubuh Budi kejang-kejang, matanya putih semua dengan tubuhnya yang terus menganga kesakitan. Sangat berbeda dengan Matsuyoshi yang terus tertawa. Mereka berdua mengeluarkan cahaya merah dari tubuhnya dan terpancar ke seluruh dinding ruangan tersebut.
"Inilah keindahannya kau menjadi bagian dari proyek terbesarku! Untuk apa perang kalau kau bisa menguasai dunia dengan mengendalikan Ouakugata!
Whuuuhh Zakki pasti senang melihatnya langsung disitu, irinya…"
**
"Mantep ajib gila! Penelitiannya berhasil!
Untung Budi dateng sendiri ke tempatku, membuat proses jadi lebih cepat.
Uwoohh!! Ouakugatanya keren banget!!"
Zakki sangat senang dengan apa yang dilihatnya. Meskipun tubuhnya sakit semua sehabis memakai skill Dayat, dia berlari dengan riang menuju lokasi monster itu membuat keacauan.
"Zakki! Kau tau sesuatu tentang monster itu!?"
Zakki melewati Arif saat sedang pergi meninggalkan pasukannya. Arif langsung menebak karena wajah Zakki senyum sendiri saat yang lain bingung. Zakki tidak tau bagaimana menjelaskannya, diapun memutuskan untuk menggendong Arif yang hanya bisa duduk dengan satu kaki itu menuju ke tempat monster. Prajurit mereka berdua hanya bingung untuk mengambil alih komando.
"Lepasin anjir, jangan gendong-gendong! Sebenarnya monster apa itu!?" Arif malu digendong ala Putri oleh Zakki.
"Itu Ouakugata, ya!"
"Hah!? Kenapa Ouakugata bisa ada disini?"
"Hehe… dia mengincar para raja di dunia ini dan sepertinya dimulai dari raja Amagawa dulu"
"!!!"
Monster itu menghantam kakinya ke tanah, membuat daratan sekitar hancur. Pasukan yang ada disana, terbang didalam gelembung. Mereka selamat dari hantaman tanah berkat roh gelembung Sena.
"Makasih, Sena" Syahdan berterimakasih karena Sena juga mengangkat pasukan Kuuhaku yang ada disana.
"…Syahdan kan udah heal pasukanku"
Monster yang tiba-tiba datang menyerang tidak pandang bulu, membuat bingung semua orang. Syahdan yang melihat Sena juga bingungpun memutuskan menggunakan heal area luas dimana mau tidak mau pasukan Sena juga akan ada yang kena heal.
Tapi sejak awal Syahdan memang merasa lebih baik bekerja sama dulu untuk keluar dari situasi ini. Dia melompat ke kaki Ouakugata dan menebasnya. Serangannya tidak mempan karena sisiknya yang sangat keras.
Hanya saja itu adalah penglihatan masa depan Syahdan. Dia mengatakan soal sisik itu pada Sena untuk meminta tolong apakah Sena punya kekuatan roh yang bisa mengurusnya.
"Nah, Arip. Kita sampai" Zakki melepas gendongannya sehingga Arif langsung jatuh.
"Si bangsat…" Arif memegang bokongnya yang sakit, kemudian dia melihat Ouakugata secara jelas dengan Syahdan dan Sena dibawahnya.
"Ouakugata itu Namanya Zeno" Zakki juga melihat Sena yang mengeluarkan sihirnya di kaki kanan depan Zeno lalu Syahdan menebas kaki tersebut.
"…jadi kenapa kau senyum melihatnya? Sepertinya Ouakugata itu tidak ada dipihak manapun"
Ouakugata yang dipanggil Zeno itu mengangkat kakinya karena merasakan sesuatu. Membuat perhatiannya tertuju pada Syahdan. Zakki jadi kecewa karena Zeno tidak jadi menyerang istana. Diapun pergi meninggalkan Arif tapi terjatuh.
"Ck, jawab dulu pertanyaannya!" Arif memegang kaki Zakki sebelum dia berhasil pergi.
"Haa… sialan ya" Zakki menghela napasnya karena memiliki teman musuh yang sangat penasaran.
Zeno itu kali ini tidak mengeluarkan api, tapi sisik yang membentuk bulu seperti singa miliknya dia mekarkan dan lepas. Terbang melesat dengan cepat menuju Syahdan. Syahdan dapat menghindarinya, tapi serangan itu berjarak luas dan lebih sering meleset, membuat banyak orang lain yang menjadi korban.
Syahdanpun selanjutnya mencoba menahannya supaya tidak terkena orang lain. Tapi satu sisik saja sangat sulit dia tahan dengan katananya. Dan dia melihat masa depan katananya yang patah membuat sisik melesat membolongi tubuhnya.
Langsung saja dia mementalkan sisik itu sambil geser menghindar. Sisik itupun terpental menancap di kaki prajurit yang kebetulan ada disitu, tapi tetap mengenai perut kanan Syahdan juga. Dia melakukan heal tapi sisik selanjutnya datang. Sulit untuk menghindar dengan keadaannya yang sekarang apalagi ada orang dibelakangnya.
Sisik itu pun menancap di tanah, terpantul karena kena pedang iblisnya. Syahdan melihat Arif yang di bopong Zakki. Dia baru saja memunculkan iblis di punggung Syahdan dan melindunginya. Selanjutnya Arif menyuruh seluruh pasukan yang masih bisa bergerak membawa semua yang terluka.
Dengan Arif yang memunculkan iblis diatas mereka, satu orang bisa membawa satu dan iblisnya membawa dua. Arif berusaha mengosongkan area sekitar Zeno. Arif menjelaskan situasinya pada Syahdan saat Sena sedang membuat hujan lokal di mata Zeno.
"Jadi Zeno ini mengincar Raja Amagawa!?"
"Iya, Dan. Makanya kita harus menghentikannya"
"…kalau Sena tau, sepertinya dia tidak akan membantu lagi" Syahdan kemudian melihat Zakki yang ada di pihak Barat.
"Apa? Tujuan sekutuku memang membunuh raja sini. Tapi abis ini aku gak tau Zeno bakal incar kemana, mending damai dulu"
"Kau lihat Raja Amagawa di istana?" Arif memastikan keadaan raja sekutunya.
"Tidak, dia sudah keluar dari istana. Yang ada di bagian Rifqi juga sudah menemui mereka" Zakki menjawab sebagai tanda damainya.
"Begitu… berarti tinggal menunggu mereka membantu kita disini"
"Entah ya Dan, soal itu. Habisnya Zeno itu kembar"
Sena terjatuh dengan keras. Pengalih perhatiannya sudah sampai disitu saja. Syahdan belum selesai heal karena luka perutnya yang dalam. Tapi dibanding itu, Syahdan dan Arif terkejut dengan perkataan Zakki. Karena itu artinya di sebelah sana juga sedang melawan monster yang mirip seperti Zeno.
Saat mereka cemas melawannya kecuali Zakki yang tersenyum, tiba-tiba monster itu mengeluarkan nafas apinya. Mereka berempat hanya bisa menghindar, untungnya pasukan sudah dikosongkan dari area.
Setelah Zeno mengeluarkan nafas api, dia mengambil posisi tidak bertarung dan kemudian tidur. Zeno itu sudah membuat istana dan sekitarnya rata dengan tanah, dan tak diduga dia tidur.
"Sekarang apa yang terjadi!? Kenapa dia tidur disini?" Zakki ditanyai Arif dan mulai dilihat oleh Syahdan dan Sena juga.
"A-aku juga tidak tau… seharusnya Zeno tidak istirahat secepat ini" Zakki juga bingung.
Sementara itu di provinsi tempat Zakki berasal, Shima. Matsuyoshi bingung melihat keadaan Budi. Budi sudah tidak kejang lagi dan sekarang sedang pingsan dengan keadaan yang parah.
"Sepertinya cuma bisa dikendalikan sampai sini"
Matsuyoshi memasukkan sesuatu kemulut Budi sambil menggaruk kepalanya. Dia kemudian menulis sesuatu dibuku lalu keluar dari ruangan, meninggalkan Budi.
~