Su Shengjing berhenti sejenak, kemudian bertanya lagi, "Apakah keluargamu juga akan menyukai anak perempuan?"
'Hmm?' Sheng Tianci merasa ada yang aneh dengan Su Shengjing.
'Kenapa dia bertanya seperti itu padaku?'
"Sebelumnya aku juga sudah pernah bilang padamu, 'kan? Keluargaku ingin aku cepat-cepat menikah dan memberikan mereka seorang cucu perempuan. Keluargaku sudah tidak memiliki anak perempuan selama beberapa generasi. Bukan hanya orang tuaku, bahkan kakek nenekku juga sangat menginginkan anak perempuan."
Sheng Tianci melanjutkan, "Kenapa kamu tiba-tiba menanyakan masalah ini? Jangan-jangan, kamu ingin memberikan anak perempuanmu padaku?"
Setelah diam cukup lama, Su Shengjing akhirnya menjawab singkat, "Hmm."
'Apa?!' Sheng Tianci sedikit tidak bisa memercayai apa yang didengarkannya.
"Hei, hei, hei, apa kamu serius? Kamu benar-benar ingin memberikan anakmu kepadaku?"
Su Shengjing menundukkan kepalanya. "Kalau kamu bisa berjanji akan menjaganya dengan baik, mungkin aku akan memikirkan hal ini. Aku merasa, dengan kondisiku sekarang, aku benar-benar tidak bisa membesarkannya dengan baik."
"Boleh saja!" Sheng Tianci sangat bersemangat, "Kamu tidak perlu khawatir. Kalau Xiaojiu setuju untuk ikut bersamaku, kami sekeluarga pasti akan memperlakukannya dengan sangat baik. Aku berjanji. Aku akan mencarikan babysitter khusus untuknya dan membuat Xiaojiu menjalani kehidupan seperti seorang putri. Masalahnya, apakah Xiaojiu akan setuju?"
"Anak berusia tiga tahun seperti dia pasti sangat mudah ditipu. Lagi pula, dia juga belum lama bersamaku, mungkin masih belum sangat mengandalkanku. Walaupun awalnya dia tidak mau, nanti setelah sampai di rumahmu dan merasakan kehidupan mewah di sana, aku rasa dia tidak akan mau pulang ke sini lagi."
Mendengar hal itu, Sheng Tianci terdiam sejenak. Pria itu lalu berkata, "Baiklah. Kalau begitu, kamu bicarakan dengan Xiaojiu saja dulu. Biarkan dia bersiap-siap dulu, nanti aku akan ke rumahmu."
Setelah mengakhiri panggilan telepon, Su Shengjing terpaku menatap layar ponselnya, hatinya terasa sangat berat. Memikirkan bahwa ia akan memberikan anak kandungnya kepada orang lain, pria itu pun merasa dirinya adalah seorang bajingan.
Su Shengjing merasa sangat dilema. Kalau Su Jiu ikut bersamanya, gadis itu tidak akan pernah memiliki kehidupan yang nyaman. Seumur hidup, ia akan dikritik dan digosipkan dengan hal-hal yang tidak bagus. Semua itu sangat berdampak sangat buruk untuk perkembangan seorang anak.
'Mungkin, aku memang tidak cocok menjadi seorang Papa…'
Su Shengjing mengambil napas dalam-dalam, berusaha menenangkan perasaannya. Setelah itu, ia pergi untuk melihat apakah Su Jiu sudah bangun.
Siapa sangka, ketika Su Shengjing membalikkan badan, sosok Su Jiu muncul di dekat pintu balkon. Gadis itu sedang memandangnya dengan sepasang mata yang sudah merah.
'Kenapa Xiaojiu ada di sini?'
'Sejak kapan dia datang?'
'Percakapanku dengan Sheng Tianci… Apakah dia mendengarnya?'
'Pasti iya. Kalau tidak, dia tidak akan seperti sekarang… Sepertinya dia sudah akan menangis…'
Sebenarnya, Su Jiu tidak tidur. Ia hanya berpura-pura tidur karena karena Su Shengjing berusaha untuk menidurkannya. Gadis itu pun samar-samar mendengar bahwa ayahnya sedang berbicara dengan seseorang telepon. Jadi, ia pun bangun dan diam-diam berjalan menuju balkon untuk mendengar percakapan itu lebih jelas.
'Pria bajingan ini, dia mau memberikanku kepada orang lain?!'
Walaupun kehidupan mereka saat ini memang sedikit susah, tetapi asalkan Su Shengjing mau berusaha dan mengubah nasibnya, semua pasti bisa dilakukan.
'Kenapa dia ingin memberikan anak kandungnya kepada orang lain?'
'Tidak bisa seperti ini!'
Untuk melindungi dirinya sendiri, Su Jiu tidak akan membiarkan dirinya diadopsi seperti alur cerita asli dalam novel itu. Lagi pula, ia sama sekali tidak ingin meninggalkan Su Shengjing!
Tanpa menunggu Su Shengjing membuka mulut, Su Jiu pun sudah bergegas memeluk kakinya ayahnya itu. Sambil merintih ia berkata, "Papa, Xiaojiu akan jadi anak baik... Jangan berikan aku kepada orang lain, aku tidak mau orang lain jadi Papaku!"
Su Jiu menatap lurus kepada Su Shengjing, sepasang matanya yang merah memancarkan keinginan yang begitu kuat dan tulus, terlihat begitu menyedihkan. Hal itu membuat orang akan merasa dirinya adalah bajingan jika berani mengatakan sesuatu yang kejam kepadanya.
Su Shengjing terdiam.
'Bagaimana ini? Hatiku luluh lagi…'
Su Shengjing akhirnya sadar bahwa ia benar-benar tidak tega melihat Su Jiu menangis.
Sekali Su Jiu menangis, hatinya seolah-olah dicengkeram dengan kuat, terasa sangat sakit.
"Papa, apakah kamu tidak menginginkan Xiaojiu lagi? Kamu ingin membuang Xiaojiu?" Su Jiu mengangkat wajahnya yang sudah merah karena berusaha menahan emosi. Air mata tertahan, seolah gadis itu berusaha untuk tidak membiarkannya jatuh.