Chereads / Menulis Ulang Takdir / Chapter 28 - RONG SI (2)

Chapter 28 - RONG SI (2)

Rong Si berjalan di belakang Su Shengjing dan Su Jiu dengan jarak yang tidak terlalu jauh, tetapi juga tidak terlalu dekat. Mata anak laki-laki itu memandangi Su Jiu dengan tatapan dalam dan tampak sedih.

Saat Su Jiu tiba-tiba melihat ke arahnya, langkah kaki Rong Si pun terhenti. Anak laki-laki itu berusaha menghindari tatapan mata Su Jiu.

Sesaat kemudian, Rong Si seolah-olah telah mengambil sebuah keputusan. Ia pun maju beberapa langkah, lalu mengambil dua buah permen susu dari saku celananya dan memberikannya kepada Su Jiu.

Melihat bungkus permen itu sedikit kotor, Rong Si pun segera membersihkannya dengan baju. Setelah itu, barulah ia menyerahkan kepada Su Jiu lagi.

Dari wajah Rong Si yang serius, Su Jiu bisa menebak kalau Rong Si mungkin hanya memiliki dua permen itu saja dan ia pasti sudah menyimpannya cukup lama karena tidak tega memakannya. Namun, anak laki-laki itu malah memberikan kedua permen itu kepadanya.

'Ternyata Rong Si ini anak yang hangat juga…'

'Jika ibu Rong Si tidak menjual diri, jika Rong Si tidak lumpuh karena kecelakaan lalu lintas, jika ia tidak bertemu dengan tokoh utama wanita dalam novel ini… maka Rong Si juga tidak akan menjadi tokoh antagonis, 'kan?'

Su Jiu berpikir bahwa ia tidak bisa menolak pemberian Rong Si. Anak laki-laki itu telah memberikan permen kepadanya, kalau ia menolak, anak itu mungkin akan mengira bahwa Su Jiu tidak menyukainya.

Maka dari itu, Su Jiu pun mengulurkan tangannya dan menerima permen Rong Si. Ia tersenyum manis kepadanya dan berkata, "Terima kasih, Kakak!"

Su Jiu bisa merasakan dengan jelas Rong Si menghelakan napas lega setelah ia mengatakan terima kasih.

'Jangan-jangan, dia benar-benar takut aku akan menolaknya?!'

'Rong Si... Biasanya mungkin anak ini juga tidak memiliki teman. Kasihan sekali anak ini.'

Su Jiu sedikit bersyukur karena telah menerima kebaikan Rong Si. Ia memberikan permen itu kepada Su Shengjing sambil berkata, "Papa, aku mau makan permen."

Menunjukkan kebaikan terhadap Rong Si dan bersikap manja kepada Su Shengjing, Su Jiu sangat bangga pada dirinya sendiri. Sekarang, ia sudah memasuki perannya sebagai anak kecil sepenuhnya.

"Papa, bukakan."

Su Shengjing membantu Su Jiu membuka bungkus permen. Gadis itu membuka mulutnya lebar-lebar sambil berseru, "Aaa," lalu makan permen itu dari tangan Su Shengjing.

Melihat Su Jiu makan dengan lahap, hati Su Shengjing sedikit lega. Ia berpikir bahwa anaknya itu mungkin sudah melupakan masalah tadi.

'Anak kecil memang cepat lupa dan hal ini mungkin lebih baik untuk dia.'

Berbeda dengan anak kecil, Su Shengjing adalah orang dewasa. Ia tidak mungkin bisa melupakan hal itu begitu saja.

Sesampainya di rumah, Su Shengjing tetap merasa sangat marah, ia masih belum bisa mencerna Bibi Zhang. Dengan kejadian hari itu, tiba-tiba Su Shengjing menyadari bahwa Su Jiu memang masih kecil dan tidak mengerti niat jahat orang lain. Namun, bagaimana kalau dia sudah besar nanti?

Kata-kata Bibi Zheng itu mungkin bisa menjadi semacam luka bagi Su Jiu.

'Sekarang saja, kata-kata mereka sudah sangat keterlaluan, bagaimana dengan nanti saat Su Jiu sudah besar?'

Tidak ada yang bisa menjamin bahwa orang-orang itu tidak akan mengeluarkan kata-kata yang lebih keterlaluan lagi. Bagaimanapun, luka semacam itu akan diingat oleh anak-anak seumur hidupnya.

'Seperti anak bisu itu… Bukan, seperti Rong Si. Padahal, anak ini sebenarnya bisa bicara, tetapi karena mulut jahat orang-orang itu, anak yang normal ini pun menutup dirinya.'

Su Shengjing tidak dapat membayangkan bagaimana jadinya jika anak baik dan cantik seperti Su Jiu mengalami masalah psikologis atau penyakit mental.

'Bukankah kehidupannya akan hancur?'

Su Shengjing mulai memikirkan banyak hal. Jika ia mulai bekerja nanti, ia tidak mungkin membawa Su Jiu bersamanya. Namun, meninggalkan gadis kecil itu di rumah sendirian juga tidak mungkin.

Sambil memikirkan banyak masalah, Su Shengjing berjalan bolak-balik di ruang tamu. Pria itu terlihat gusar dan mulai ragu dengan keputusannya yang ingin membesarkan Su Jiu. Sekarang ini, ia sama sekali tidak memenuhi syarat untuk menjadi orang tua dan membesarkan seorang anak. Pria itu merasa bahwa dirinya benar-benar telah menyepelekan keputusan untuk membawa pulang gadis kecil itu.

Pada siang harinya, setelah menidurkan Su Jiu, Su Shengjing memikirkan banyak apa yang bisa dilakukannya. Akhirnya, ia pun mengambil ponsel dan menghubungi Sheng Tianci.

Di tempat lain, Sheng Tianci sedikit terkejut menerima panggilan Su Shengjing. "Aku sedang bersiap-siap untuk pergi ke rumahmu. Aku membawa banyak makanan dan mainan buat Xiaojiu, dia pasti suka!"

Su Shengjing berjalan menuju balkon dan tidak menjawab ucapan Sheng Tianci. Setelah terdiam beberapa detik, pria itu akhirnya bicara lagi, "Kamu… Benar-benar suka dengan anakku?"

"Iya!" Sheng Tianci menjawab tanpa ragu, "Kamu memiliki anak perempuan secantik ini... Jujur saja, aku sangat cemburu padamu. Cemburu sampai aku ingin menculiknya!"