Sepatu Su Jiu yang dilempar itu tepat mengenai wajah Bibi Zhang. Wanita itu pun segera meledak, dengan nada tinggi ia menjerit, "Su Shengjing! Lihat anakmu itu, nakal sekali! Masih sekecil ini sudah berani melemparkan sepatu kepada orang dewasa! Nanti saat dia besar, apa dia akan menggunakan pisau untuk membunuh orang?!"
Su Jiu melototi Bibi Zhang sambil beriak, "Tapi kamu yang lebih dulu menjelek-jelekkan Papaku!"
"Hei! Dasar anak haram! Sudah memukul orang masih berani membantah ya kamu? Jika Papamu tidak bisa mendidik kamu, maka aku yang akan memberimu pelajaran!"
Setelah mengatakan hal itu, Bibi Zhang tiba-tiba maju dan menampar pipi Su Jiu dengan kuat. Kemudian, ia pun segera membalikkan badannya dan pergi.
Su Shengjing segera menggila. Tidak peduli dengan kerumunan di sekitar mereka, ia pun langsung membentak dengan nada tinggi, "Dasar wanita tua jelek! Segera kembali ke sini kamu!"
Sebenarnya, Su Shengjing ingin mengejar Bibi Zhang. Namun karena sedang menggendong Su Jiu, ia pun tidak sempat mengejar wanita itu. Ditambah lagi, Bibi Zhang mungkin juga merasa bersalah karena telah memukul seorang anak kecil sehingga ia pun berlari dengan kencang.
Kalau Su Shengjiu memukul Bibi Zhang, mereka mungkin akan dibawa ke kantor polisi. Jadi, pria itu pun hanya bisa menahan emosinya untuk sementara waktu. Namun suatu hari nanti, jika ada kesempatan, ia berniat akan memberikannya pelajaran yang tak terlupakan untuknya.
Su Shengjing menundukkan pandangannya untuk memeriksa keadaan Su Jiu. Melihat pipi gadis kecil yang sebelumnya masih putih dan halus itu kini menjadi merah dan bengkak, pria itu bisa tahu seberapa kuat tamparan Bibi Zhang.
Su Shengjing merasa sangat sakit hati. "Sakit ya?"
Su Jiu yang telah ditampar dengan keras tertegun di tempat. Walaupun pipinya terasa panas, tetapi ia tidak menangis. Walaupun kena tampar, tetapi ia merasa tidak rugi karena telah menendang dan melempar sepatu ke wajah Bibi Zhang.
Sesaat kemudian, Su Jiu melirik orang-orang di sekitarnya. Ia pun menyadari bahwa beberapa orang sedang memegang ponsel sambil merekam semua kejadian itu. Dengan cepat, ia pun memikirkan sebuah ide.
Pada detik selanjutnya, Su Jiu segera menangis tersedu-sedu. Gadis itu menunjukkan ekspresi yang sangat kesakitan, membenamkan wajahnya di bahu Su Shengjing sambil berkata, "Papa, sakitβ¦"
Melihat itu, Su Shengjing pun semakin sakit hati. Di dalam hatinya, tersimpan sebuah api yang membara. Pria itu benar-benar ingin memukul Bibi Zhang dengan kuat.
Namun sekarang, Su Shengjing hanya bisa memeluk anaknya dan membujuk dengan nada ringan, "Iya, Nak, jangan nangis, nanti Papa akan memberinya pelajaran."
Su Shengjing memungut sepatu Su Jiu yang tergeletak di tanah, memakaikannya kembali ke kaki gadis kecilnya itu. Kemudian, ia pun menatap dingin ke arah bibi-bibi yang masih mengerumuni mereka, lalu pergi tanpa mengatakan apa pun.
Rong Si yang sejak awal berdiri di sana dan melihat semua itu menatap Su Jiu yang menangis dengan sedih. Sepasang matanya yang besar kini menjadi merah dan diselimuti oleh air mata. Diam-diam ia pun menggenggam erat tangannya yang sedang memegang kantong bakpao.
Rong Si ikut berjalan di belakang Su Shengjing. Sebelum pergi, ia juga melotot ke arah bibi-bibi bermulut jahat itu dengan tatapan dingin.
Padahal, Rong Si hanyalah anak berusia lima atau enam tahun. Namun entah mengapa, mereka merasa merinding dengan tatapannya itu, seperti telah menjadi target oleh sesuatu yang bahaya.
Setelah Rong Si pergi, mereka masih merasakan aura dingin dari tatapan itu. "Wah, apakah tadi kalian melihat tatapan anak bisu itu? Tajam sekali! Seperti anak serigala saja, seakan-akan dia mau makan orang."
"Iya. Padahal yang kena pukul bukan dia, untuk apa dia melotot ke arah kita seperti itu? Menakutkan sekali! Memang ya, anak dari ayam itu sepertinya juga bukan anak yang baik."
Setelah itu, para penonton pun mulai bubar.
Seorang gadis muda yang merekam semua kejadian itu mengaburkan wajah Bibi Zhang dan Su Jiu dengan aplikasi ponsel. Kemudian, ia pun mengunggah video itu ke Weibo. Melihat Su Shengjing sedang menjadi topik pembicaraan di Weibo, ia pun berpikir bisa memanfaatkan kesempatan itu untuk meningkatkan pengikut akun Weibo-nya sendiri.
Gadis muda itu sengaja memberikan judul yang menarik perhatian orang saat mengunggah video itu.
[Hot news! Seorang Bibi sedang memberikan pelajaran kepada Su Shengjing dan anaknya tentang bagaimana menjadi manusia!]
***
Setelah kejadian itu, Su Shengjing pun tidak jadi pergi potong rambut, ia segera membawa Su Jiu pulang ke rumah.
Melihat wajah Su Shengjing yang menyeramkan, Su Jiu memeluk lehernya dan berkata dengan lembut, "Papa, jangan marahβ¦"
Su Shengjing terdiam.
'Dia yang kena pukul, tetapi dia juga yang malah menenagkanku?'
Sekali lagi Su Shengjing merasa dirinya sangat tidak berguna. Ia pun mengelus kepala Su Jiu sambil berkata, "Papa tidak marah lagi."
"Papa memang baik." Su Jiu pun membenamkan kembali kepalanya ke bahu Su Shengjing. Kemudian, ia menyadari bahwa di belakang mereka ada orang lain yang sedang mengikuti. Rong Si.