Setelah kira-kira satu jam berselang, akhirnya Su Shengjing selesai membersihkan rumahnya. Tubuh pria itu terasa begitu lelah, seakan tulangnya akan hancur.
Melihat kondisi itu, Su Shengjing berpikir bahwa memang harus ada sentuhan wanita di dalam rumahnya. Namun, siapa juga yang mau menikah dengan orang tak berguna seperti dirinya? Lagi pula, anak perempuan juga tidak dididik secara khusus oleh keluarganya hanya untuk membersihkan rumah bagi suaminya.
Jadi, Su Shengjing merasa dirinya harus menerima kondisi itu sebagai karma atas diri sendiri.
Su Shengjing membuang semua sampah di lantai bawah. Ketika kembali ke rumah, ia melihat Su Jiu sudah tertidur di kursi, tangan gadis kecil itu masih memegang sebungkus keripik kentang yang sudah dimakan setengah. Semalam Su Jiu tidak dapat istirahat, jadi tidak aneh jika anak itu tertidur sekarang.
Su Shengjing mengamati wajah kecil Su Jiu dengan teliti. Semakin dilihat, ia semakin merasa bahwa gadis kecil itu benar-benar mirip dengan dirinya saat masih kecil.
'Sepertinya, Su Jiu memang adalah anak kandungku.'
Angin yang berembus di dekat pintu cukup kuat, Su Shengjing mengangkat Su Jiu dan berjalan menuju kamar tidur. Ia membaringkan gadis kecil itu di atas tempat tidur dan dengan kaku menyelimuti badannya.
***
Su Shengjing baring di atas sofa dan tertidur untuk beberapa jam, kemudian ia pun terbangun karena lapar.
Setelah bangun dan duduk di sofa dengan keadaan setengah sadar karena masih mengantuk, Su Shengjing menggaruk-garuk rambutnya yang berantakan seperti sarang burung.
Saat terbangun dari rasa kantuknya, Su Shengjing melihat sepasang mata jernih yang sedang mengamati dirinya dari ujung sofa.
Bagaikan takut membangun Su Shengjing, Su Jiu duduk di sudut sofa dalam diam, tidak mengeluarkan suara apa pun.
Melihat Su Shengjing bangun, gadis kecil itu pun menunjukkan sebuah senyuman cerah dan berseru, "Papa, akhirnya kamu bangun!"
"Hmm… ya." Su Shengjing masih belum terbiasa dengan identitas barunya, "Kamu juga sudah bangun... Apa kamu lapar?"
Su Jiu mengelus perutnya yang kempes. "Sangat lapar."
Mendengar jawaban Su Jiu, Su Shengjing sekali lagi merasa dirinya adalah ayah yang gagal. Di depan pintu panti asuhan, ia mengatakan akan membawa gadis itu pulang. Maka, itu sama artinya dengan menyatakan bahwa dirinya akan menjaga Su Jui. Namun kini, ia bahkan tidur lebih pulas dan membiarkan gadis kecil itu kelaparan.
'Sejak semalam hingga sekarang, Su Jiu belum makan apa pun. Dia pasti sudah kelaparan sekali.'
Su Shengjing merasa bersalah. "Kamu main sebentar ya, aku akan buatkan kamu makanan."
Su Jiu menjawab dengan patuh, "Baik, terima kasih Papa!"
'Hmm… anak ini baik sekali, imut sekali!'
Hati Su Shengjing seperti tertusuk oleh panah, ia merasa hidungnya sudah hampir mimisan.
Tiba-tiba, Su Shengjing mulai penasaran tentang siapa ibu kandung Su Jiu. 'Pasti wanita itu sangat cantik. Kalau tidak, bagaimana bisa menghasilkan gadis kecil secantik Su Jiu?'
'Eh?! Sekarang bukan waktunya memikirkan itu, anak ini masih kelaparan!'
Su Shengjing pun dengan cepat berjalan menuju dapur dan membuka kulkas. Ada lumayan banyak bahan makanan di dalam saja. Hanya saja, semuanya sudah kadaluarsa...
Selama ini, Su Shengjing lebih sering berkeliaran di luar rumah. Ia juga tidak memiliki kebiasaan memasak dan selalu membeli makanan luar. Jadi, kulkas di rumah itu memang sudah lama tidak dibuka sampai ia pun lupa apa saja yang ada di dalamnya.
Su Shengjing membuang semua bahan makanan dan bumbu-bumbu yang sudah kadaluarsa itu dengan tidak rela. Ia berjalan keluar dari dapur dan berkata kepada Su Jiu yang menunggunya dengan patuh di sofa, "Aku mau pergi belanja. Apakah kamu bisa sendirian di rumah?"
Su Jiu segera meloncat dari sofa dan berkata, "Aku mau pergi dengan Papa!"
Su Shengjing pun membawanya. "Ayo!"
Sebenarnya, membiarkan Su Jiu sendirian di rumah juga membuat Su Shengjing tidak tenang. Jadi, pria itu berpikir lebih baik membawanya saja.
Su Jiu segera berlari ke samping Su Shengjing dan menggandeng tangannya dengan senang.
Su Shengjing merasakan tangan anak kecil itu sangat halus dan lembut, ukurannya sangat kecil, tidak sampai setengah dari ukuran telapak tangannya sendiri. Su Jiu bahkan hanya bisa menggenggam satu jarinya saja.
Sebuah perasaan yang aneh mulai memenuhi ruang hati Su Shengjing.
Su Shengjing dan Su Jiu keluar dari rumah bersama-sama. Ketika mereka sampai ke lantai bawah, Su Jiu tiba-tiba melihat seorang anak laki-laki.