Chereads / Menjadi Kaya di Zaman Kuno / Chapter 5 - Chapter 5 : Pasta Paprika

Chapter 5 - Chapter 5 : Pasta Paprika

Seketika Ger Tong sedikit menyesal karena menyebutkannya. Tentu saja ini adalah pekerjaan Yan Mao untuk menghasilkan uang. Bagaimana dia terdengar ingin belajar membuatnya?

Yan Mao melihat Ger Tong terdiam dia segera membaca pikirannya. "Tong Ge'Er bukan aku tidak ingin meminta bantuanmu. Kamu pasti lelah, aku hanya tidak ingin merepotkanmu. Tapi Tong Ge'Er, bisakah aku meminjam sesuatu darimu?"

Ketika Yan Mao selesai berbicara, Ger Tong merasa lega karena Yan Mao tidak menuduhnya. Dia segera menganggukkan kepalanya. "Apa yang kamu butuhkan? Jika aku punya, aku akan memberikannya padamu."

Yan Mao menggelengkan kepalanya. "Aku hanya ingin meminjam minyak goreng, dengan beberapa botol kecil. Mungkin seukuran seperti ini." Yan Mao menggunakan tangannya untuk membuat ukuran pada botol yang ingin dia gunakan.

Botol itu punya mulut yang besar. Dengan tubuh pendek. Ketika Ger Tong melihat contohnya. Dia menganggukkan kepalanya. "Aku punya beberapa botol. Mungkin Tidak lebih dari 10 botol di rumah. Untuk minyaknya, aku punya 1 kati yang belum kugunakan. Apakah itu cukup? Jika tidak, aku bisa membeli beberapa ke tetangga."

t/n : 1 kati (0,5 kg)

Yan Mao yang mendengarkan ucapan Ger Tong, dia sangat senang. Ger Tong ini sangat baik, jika dia sukses, dia akan membantu Ger Tong dimasa depan. Orang baik seperti ini, dia harus membalasnya.

"Tong Ge'Er, tolong beri aku harga pasar. Aku akan membayarnya nanti."

Ger Tong menatapnya. "Apa yang kamu katakan? Kita adalah tetangga, itu hal yang wajar jika aku membantumu."

Yan Mao menolak. "Tong Ge'Er, kamu terlalu banyak membantu kami. Tolong jangan rendah diri. Berikan saja aku harganya."

Ger Tong hanya bisa menghela napasnya dengan lembut. Dia akhirnya menyeputkan harganya. "1 kati minyak seharga 25 sen. Untuk botolnya. Kamu tidak perlu terlalu banyak berpikir. Itu hanya botol tidak ada yang berharga."

Yan Mao menganggukkan kepalanya. "Tong Ge'Er aku akan membayarnya besok."

Ger Tong akan kembali, Yan Mao mengikutinya. Dia meminta Dabao dan Erbao membersihkan diri mereka. Keduanya sangat patuh dan pergi mandi. Ketika Yan Mao kembali, dia membawa 10 botol dan 1 kati minyak goreng.

Yan Mao mulai memasukkan semua paprika ke dalam rumahnya. Dia melihat bahwa kedua anaknya. Sekarang keduanya terlihat lebih bersih dari pada yang sebelumnya. Ketika Yan Mao melihat kearah tambalan pada pakaiannya. Dia segera merasa sedih.

Sungguh, miskin memang tidak menyenangkan.

Yan Mao mengambil sekeranjang paprika yang sudah dia pilih. Dia memilih yang paling merah. Dia mengambil bawang merah dan bawang putih untuk di cuci bersih. Ketika dia selesai, dia menyiapkan talenan kayu.

Dia membelah semua paprika, dia mengambil semua bijinya dan memotong paprika merahnya. Dia mencincang sampai halus. Ketika dia selesai mencincang paprika, dia mencincang bawang merah dan bawang putih.

Dabao dan Erbao memperhatikan Daddynya memasak. Mereka kagum dengan kecepatan memotong Daddynya. Setelah semuanya selesai, Yan Mao menghidupkan api dan meminta Dabao dan Erbao menjaga api.

Kedua anak itu menganggukkan kepalanya. Yan Mao memasukkan minyak itu ke dalam panci panas. Dia hanya menggunakan setengah kati. Dia pertama menumis bawang merah dan bawang putih sampai tercium aroma harum.

Kedua anak itu yang berada didekat dapur, dia mencium aroma bawang merah dan putih, segera keduanya menjadi lapar. "Daddy, baunya sangat harum."

Yan Mao tersenyum. "Harum bukan? Tapi tunggu, kalian akan bersin. Jadi siap-siap menjaga hidung kalian."

Yan Mao merasa irisan bawang merah dan putih sudah cukup. Dia memasukkan cincangan paprika merah. Kedua anak itu awalnya tidak mengerti ucapan Daddynya. Ketika mereka mencium aroma menyengat dari panci. Segera keduanya menjadi bersin.

"Ayo kalian keluar dulu. Daddy akan menyelesaikannya."

Mereka berdua keluar dari dapur. Yan Mao menahan diri untuk tidak bersin.

______

Yan Mao mencoba rasanya dan menemukan bahwa ketika dia menambahkan mata air ajaib ke dalam pasta paprika. Dia menemukan bahwa rasanya sangat enak, hanya menggunakan bahan biasa ditambah garam kasar.

Yan Mao sebenarnya bersiap untuk menambahkan bahan, namun dia sangat puas dengan rasa saat ini. Dia membiarkan paprika matang, dua menunggu sampai 20 menit sampai minyak terlihat ke atas paprika. Dia mengambil sendok dan memasukkan paprika panas itu ke dalam wadah yang lebih besar.

Dia sudah membersihkan botol dan ketika pasta paprika itu sudah dingin. Dia akhirnya memasukkannya ke dalam botol. Dia tidak berpikir bahwa itu lebih dari sepuluh botol kecil. Ketika ada yang tersisa, Yan Mao memasukkannya ke dalam mangkuk.

Dia melihat ada sisa cabai di dalam wajan. Yan Mao mengambil nasi dan memasukkan sayur liar dan daun bawang hijau ke dalam. Dia mengaduk sayuran sampai layu, lalu dia memasukkan nasi ke dalamnya.

Yan Mao menambahkan sedikit air mata ajaib ke dalam nasi goreng. Lalu mencoba merasakannya. Benar-benar enak. Aku tidak berpikir bahwa 'air mata ajaib' ini benar-benar sangat luar biasa. Dia bisa membuat makanan jauh lebih enak.

Yan Mao melihat bahwa diluar sudah malam. Dia tidak tahu bahwa berapa lama dia sudah di dapur. Dia akhirnya selesai membuat pasta paprika. Dia menutupnya dengan kain. Lalu Yan Mao menyiapkan makan malam.

Dia memasak sayur dengan bawang merah dan bawang putih, dia mencambur daging yang masih tersisa ketika Ger Tong memberinya daging, Yan Mao tidak memasak semuanya di siang hari. Ketika semuanya sudah siap, Yan Mao datang dan memanggil putra-putranya.

"Dabao, Erbao, saatnya makan malam."

Dabao dan Erbao yang bermain di halaman, ketika dia mendengarkan panggilan Daddy-nya. Keduanya segera berlari ke dapur. Mereka makan di dapur, ada meja kecil didekat dapur jadi mereka makan disana.

Rumah ini sangat kecil, bahkan mereka tidur tiga orang di tempat tidur kayu. Dabao dan Erbao melihat bahwa hari ini nasi mereka sangat aneh. Mereka menatap kearah Daddy mereka.

"Daddy, apa ini?"

"Ini adalah nasi goreng. Kamu harus mencobanya."

Kedua anak itu menganggukkan kepalanya. Lalu mereka mengambil sendok dan mengambil nasi. Lalu perlahan memakannya. Ketika mereka mengunyah makanan itu, kedua mata mereka melebar.

Dabao dan Erbao sangat kagum. Ini pertama kalinya mereka makan makanan seenak ini. "Daddy, nasi goreng ini sangat enak. Makanan yang paling enak."

Dabao dan Erbao berkata bersama-sama. Yan Mao tertawa. Sebenarnya bakatnya sangat baik dalam memasak. Hanya karena dia kekurangan bahan masakan. Jadi dia memiliki keterbatasan.

Sedangkan yang membuat makanan ini enak sebenarnya adalah air mata ajaib itu. Yan Mao tidak perlu menambah beberapa rempah, air mata ajaib ini langsung membuatnya terasa enak. Yan Mao sangat senang.

"Baiklah, karena ini enak. Ayo makan yang banyak. Tapi makan pelan-pelan." Dabao dan Erbao mendengarkan ucapan Yan Mao. Mereka menganggukkan kepalanya. Lalu keduanya makan dengan pelan. Yan Mao akan mengambilkan mereka daging dan sayuran ke mangkuk mereka.

Kedua anak itu makan dua mangkuk nasi goreng, Yan Mao melihat bahwa nasinya habis. Dia senang. "Ayo kalian masuk ke kamar dan tidur. Daddy masih memiliki sesuatu untuk di lakukan di rumah Paman Ger Tong."

Ketika keduanya mendengarkan ucapan Yan Mao mereka segera bersemangat. "Daddy, kami ikut."

Yan Mao menatap keduanya, lalu dia menganggukkan kepalanya. "Ayo ikut bersama."

Keduanya menatap kearah Daddynya. "Daddy, apa yang ingin kamu berikan?"

"Ini adalah pasta paprika. Sangat enak."

Dabao cemberut, "Paprika itu sangat pedas, Daddy apakah Paman Ger Tong akan menyukainya?"

"Tentu saja. Bukankah nasi goreng yang kalian makan adalah sisa dari paprika?" Yan Mao menggoda keduanya. "Kalian bahkan makan lebih banyak dari biasanya. Bagaimana kalian mengatakan bahwa paprika itu tidak enak."

Erbao tersenyum. "Itu adalah Dabao yang mengatakannya, aku tidak."

Dabao, "....." kenapa menyalahkanku lagi.

______

Ketika Yan Mao mendengarkan ini, dia segera tertawa bersama dengan Erbao. Dabao tampak cemberut. Lalu mereka berada di depan rumah Ger Tong. Segera Yan Mao mengetuk pintu gerbang rumah Ger Tong.

"Tong Ge'Er kami datang untuk berkunjung."

Ketika mereka berhenti sebentar, tidak lama kemudian seseorang muncul. Itu seorang Ger yang sedikit lebih tinggi dari Dabao. Padahal mereka berusia sama, namun Dabao lebih rendah dari Ger didepannya.

Ketika Ger melihat keluarga Dabao, dia segera tersenyum sampai wajahnya memerah. "Paman Ger Mao, saudara Dabao dan saudara Erbao, ayo masuk. Keluargaku sedang makan malam. Daddy menyuruh Paman Ger Mao dan saudara untuk makan bersama."

Yan Mao melihat kearah Ger didepannya, dia mengenakan pakaian yang bersih. Meskipun kain yang dia pakai sangat kasar, namun itu membuatnya terlihat bersih dan cantik. Dabao tidak bisa melihat wajahnya memerah.

Yan Mao yang menatap kearahnya, dia segera menggelengkan kepalanya. Sungguh, anak kecil sudah merasakan musim semi?

"Kami sudah makan. Kebetulan jika keluargamu sedang makan. Bawakan ini pada orang tuamu, biarkan mereka mencobanya. Karena kalian sedang makan, kami tidak akan menganggu kalian." Sebelum Yan Mao pergi, Ger Tong keluar. Dia menyapa mereka bertiga.

"Apa yang kalian tunggu disini? Ayo masuk ke dalam."

Yan Mao tersenyum. "Tong Ge'Er kami sudah makan. Kami akan pergi sekarang."

Ger Tong menggelengkan kepalanya. "Kalau begitu duduk dan tunggu saja kami. Kita sudah lama tidak berkumpul di sini. Suamiku kebetulan mendapatkan beberapa hadiah dari boss-nya. Dabao dan Erbao pasti menyukainya."

Dabao dan Erbao langsung memegang tangan Yan Mao. Ini membuat Yan Mao menatap mereka berdua. Setelah itu, Yan Mao tidak mampu menolak keinginan dari mata mereka. Dia hanya bisa menganggukkan kepalanya.

Baik Dabao dan Erbao langsung bahagia, Ger Tong tertawa. Dia tahu bahwa Yan Mao tidak bisa menolak keinginan putra-putranya. Jadi dia akan tinggal di sini. Ger Tong membawakan beberapa air hangat untuk mereka dan akhirnya mereka duduk.

Ger Tong membawa pasta paprika yang dibuat oleh Yan Mao. Dia melihat suaminya juga berhenti makan. "Kenapa berhenti?"

"Aku menunggumu."

Ger Tong tertawa. "Kamu bisa makan, jangan menungguku."

Pria itu tersenyum. "Tidak apa-apa. Sangat langka melihat Ger Mao datang ke rumah kita. Apa yang dia lakukan?"

Ger Tong meletakkan pasta paprika ke meja, melihat bahwa itu adalah sesuatu berwarna merah. Dia mencium aromanya. "Sangat harum."

Dia mengambil sendok dan menyerahkannya ke dalam mangkuk suaminya. "Suami, cobalah."

Pria itu bisa mencium aroma yang sangat harum. Rempah apa ini? Tercium sangat wangi dan enak. Pria itu menggerakkan sumpitnya dan mencicipi pasta paprika itu. Lalu matanya melebar.

"Ini sangat enak. Apa ini?" Suami Ger Tong tergerak, dia belum pernah merasakan sesuatu seenak ini. Lalu dia memakan sekali lagi dan merasa bahwa benda ini membuat seseorang ketagihan ingin memakannya.

Ger Tong tersenyum. "Wanginya sangat harum. Aku ingin mencobanya."

Ketika dia mencobanya, dia melebarkan matanya. "Sangat lezat. Terasa pedas namun sangat mengugah selera."

Suami Ger Tong menganggukkan kepalanya. "Benar-benar enak. Aku penasaran, apakah Ger Mao akan menjual ini? Aku akan berdiskusi dengannya."

Ger Tong ingat sesuatu. "Maka kamu beruntung, aku bertanya tadi sore bahwa dia akan menjual buah pedas ke pasar. Aku tidak tahu bahwa buah pedas bisa dijadikan makanan seenak ini."

"Ini buah pedas?" pria itu tercengang. Dia juga baru tahu bahwa buah pedas bisa dibuat seperti ini. Benar-benar enak.

Ger Tong menganggukkan kepalanya. "Tapi ini adalah rahasia Ger Mao. Jangan terlalu menganggu bisnis orang." Sangat bagus jika Yan Mao bisa menjual ini dan menghidupi keluarganya.

"Aku tahu." Suami itu tersenyum.