"Nggak usah sungkan Dem, Ken. Biasa, emang dia kebanyakan makan kembang di Belanda. Jadi rada sakit" Riko menatap malas Senna sambil berjalan kearah ruang tengah.
"Riko, sama kakak nya yang sopan! Mama bikinin minum dulu" Tante Sri kemudian menegur dan berjalan kearah dapur.
"Hehehehe. Aku kan kangen Rik. Jauh-jauh loh aku dateng kesini. Nanti balik hotel anterin ya" cerocos Senna sambil membereskan komik yang tadi dia baca.
"Tebakan gue bener. Gue bakal jadi babu" jawab Riko sambil duduk disebelah Senna. Demar dan Keanu mengikuti duduk dihadapan Riko dan Senna.
"Oh ya, kenalin. ini Senna. Dia dulu dibuang sama bule di pinggir jalan. Terus dipungut, diangkut ke Surabaya" terang Riko malas sambil memperkenalkan Senna didepan temannya.
"Halo aku Senna. Jangan percaya omongan setan ya" ucap Senna riang sambil mengulurkan tangan kearah Demar dan Keanu. Demar dan Keanu terlihat sungkan.
"Sen, lo ganggu banget. Gue pendekatan sama gebetan gue di reuni" Riko menatap sebal ke arah Senna.
"Ya ampun jahat banget. Lagian kalau acaraku di sini sudah selesai aku pulang ke Surabaya. Terus kapan ketemu kamunya" Senna menggerutu sambil mencubit lengan Riko.
"Suara kamu bagus banget. Penyanyi?" tanya Senna antusias. Mata hazel nya terbelalak kaget.
"Hahahaha. Ngaco lo Sen. Kalau Keanu nyanyi, suaranya mirip Giant temen Nobita. Kunci di G suara dia di C" Riko tertawa keras.
Demar yang asik meminum air sedikit tersedak. Wajah Keanu memerah. Dengan gemas Senna kembali mencubit tangan Riko gemas. Riko kemudian berhenti tertawa karena cubitan Senna sungguh sakit.
"Hehe, kalian kuliah di mana??"
"Kami berdua kuliah di Surabaya. Sebenernya bertiga sama gebetan Riko. Cuma dia sungkan mau main kesini" jawab Demar.
"Aku orang Surabaya loh. Kapan-kapan ketemuan ya di Surabaya" sahut Senna mengacuhkan Riko.
"Iya, Vader aku yang orang Belanda. Tapi aku bener-bener orang Jawa. Sekolah sampai SMA di Surabaya. Nanti kalau ketemuan di Surabaya, aku kasih tahu makanan-makanan yang enak" Senna membuka obrolan.
"Boleh kak?"
"Nggak usah panggil kak. Panggil Senna aja. Dia makin sombong kalau lo terang-terangan nunjukin derajad lo lebih rendah dari dia" Riko kembali nyinyir.
"Ya ampun! masih marah gara-gara ngerusak pdkt mu?!" balas Senna geram sambil kembali mencubit pipi Riko.
"Kalian berdua dari dulu nggak pernah berubah!" omel tante Sri yang kembali dari dapur sambil membawa beberapa cemilan dan minuman.
"Riko nih tante! Dia nyinyir terus sama Senna. Gara-gara dia batal buat pendekathmppppttthhhhhhft" Senna yang mengadu dibekap oleh Riko yang panik.
"Nggak kok ma, Riko kangen banget sama Senna. Makanya Riko ngerjain terus. Hehehe. Ini buktinya Riko meluk Senna. Riko sayang banget sama Senna" Riko kemudian memeluk erat Senna. Senna berteriak tidak bisa bernafas.
"Kalian berdua sama saja. Sama-sama bocah! Kalian sudah 20 tahun keatas! Tapi dari dulu kalau ketemu nggak ada perubahan!" Omel tante Sri sambil memukul pada Riko dan menjewer telinga Senna.
"Maaf ya Demar, Keanu. Temen kalian ini kalau ketemu saudaranya emang gini. Selama ini mereka berdua sering banget ketemuan pas tante pulang kampung ke Surabaya. Jarang banget ketemuan di Jakarta. Jadinya Riko jadi sok berkuasa kalau Senna dateng kesini" tante Sri merasa tidak enak.
"Nggak kok tante. Kami paham" Demar tersenyum. Sementara Keanu diam sedari tadi sambil menatap Senna.
"Senna, tante naik dulu ya. Nanti kalau mau balik hotel bilang ke Riko. Kalau mau tidur disini, kekamar yang biasanya. Suka-suka kamu pokoknya, tante capek banget" kemudian tante Sri segera berjalan kearah tangga untuk menuju kamarnya.
"Demar sama Keanu dateng ya pas acara. Nanti aku kirim lokasinya. Di Surabaya jangan Lost contact yaa. Kita kulineran bareng. Oh ya, ada nomor Whatsapp nggak?" Senna mengacuhkan Riko.
"Nih nomor gue" Demar menunjukan note pada Smartphonenya.
"Kalau ini nomor gue" Keanu juga mengarahkan Smartphonenya.
"Serius lo pada mau dateng? fans dia bocah semua" Riko menatap kedua temannya.
"Kalau lo nggak mau dateng yaudah nggak usah bacot deh. Gue jomblo nih, ya bisa lah sekalian lihat dedek dedek gemes" Demar membalas ucapan Riko.
"Wah, lo nggak tau Dem. Pergaulan lo kurang luas. Anak SMP jaman sekarang dandanannya cakep-cakep. Kan mereka tontonannya youtube" sahut Riko.
"Riko, aku ngantuk nih. Aku tidur hotel aja deh. Kasihan ibuk sendirian" Senna mencolek lengan Riko.
"Yaudah ayo. Bro, gue nganter bayi ini dulu ya" Riko berdiri sambil menarik tangan Senna.
Senna kemudian berjalan kearah garasi. Riko menatap sebal kearah Senna. Pada akhirnya, Riko lah yang harus mengurus Senna. Padahal selama ini Senna yang melindungi Riko. Meskipun sebal, dirinya tetap sangat menyayangi kakaknya ini. Senna yang ditatap seperti itu mengelus kepala Riko sayang sambil tertawa.
"Nanti pas fan meeting kamu dateng ya. Masa kakaknya tampil nggak dateng sih" Ucap Senna saat mobil sudah melaju.
"Iya, gue bawa gebetan gue deh. Siapa tau dia tau lo. Lo tapi jangan malu-maluin gue ya, soalnya kita masih pdkt" Riko menyahut.
"Mobil siapa?"
"Mobil Demar. Si Keanu nebeng. Mereka tetangga, jadi saling menebeng satu sama lain" jawab Riko.
"Asik ya persahabatan kalian. Tapi kasihan mereka berdua. Kamu ngerusak persahabatan"
"Mana ada"
"Ada dong. Gebetanmu kan awalnya sahabat kalian juga. Kalian empat serangkai. Entar kalau putus jadi pada nggak enak"
"Ya doain nggak putus! Lo jahat banget sih sama adik sendiri" Riko menyahut marah.
"Hehee"
"Nggak asik becandaan lo. By the way, Lo masih ada hubungan sama Langit?" tanya Riko sambil serius menyetir dan menatap jalanan.
"Hmmmmm kemarin dia jemput sih, tapi dia belum ngasih kepastian juga" jawab Senna sedih.
"Wah, Bajingan. Sen, gue bakal ngehajar dia kalau lo kenapa-kenapa dan dia masih nggak ngasih kepastian" Riko terdengar sangat marah.
Jawaban Riko membuat Senna sedih, bersyukur, dan menyesal. Dirinya bersedih karena hatinya tidak bisa membenci Langit. Dirinya bersyukur dikelilingi oleh orang-orang yang sangat mencintainya. Dirinya juga menyesal karena seharusnya dia lebih sering pulang dan melewati kelulusan SMA Riko. Senna melamun sambil menyenderkan badannya dengan nyaman. Matanya terasa berat karena mengantuk. Kemudian Senna tertidur.
***
Suatu Cafe di Jakarta.
"I'm so into you, I can barely breathe
And all I wanna do is to fall in deep
But close ain't close enough 'til we cross the line
So name a game to play, and I'll roll the dice, hey
Oh baby, look what you started
The temperature's rising in here
Is this gonna happen?
Been waiting and waiting for you to make a move
Before I make a move