Chereads / KETERIKATAN / Chapter 19 - Orang Baru

Chapter 19 - Orang Baru

Setelah melalui kegiatanku hari ini, di dalam kamar ku yang sederhana aku berdialog sendiri di dalam hati "Kok bisa yaa aku yang dulunya benci banget sama Bayu sekarang malah jadi orang yang paling sayang sama dia. Padahal kan Bayu bisa aja mendapatkan yang lebih baik dari pada aku, kenapa harus aku? Apa specialnya coba aku? Padahal kan diluar sana masih banyak cewe yang lebih lebih cantik dari pada aku?"

Ting (tiba-tiba ada chat masuk, yang seketika membubarkan lamunanku)

"Dinda, gimana kadonya kamu suka nggak? Maaf ya kalau belum bisa menyesuaikan sama keinginanmu."

"Hai Bay, enggak kok Bay aku suka banget malahan makasih ya Bay kamu udah siapin ini semua buat aku" jawabku dengan rasa senang.

"Btw ini kamu gambar sendiri ya Bay?" tambahku, mengomentari lukisan fotoku yang dilukis olehnya.

"Mmmm, iya Din maaf ya kalau enggak mirip, hehe"

"Mirip kok, bagus banget malah" balasku sambil memuji lukisan Bayu yang memang benar-benar bagus.

"Makasih untuk hari ini ya Bay" disertai emoticon senyum berseri.

"Iya Din, aku juga seneng kalau lihat kamu seneng kayak gini"

Tanpa disadari aku pun ketiduran dan membiarkan handphone ku menyala sampa pagi.

Masa remaja adalah moment yang paling menyenangkan dalam setiap perjalanan hidup semua orang, karena dimasa itulah semua keajaiban terjadi, semua hal baru mulai dipelajari, dan suatu moment yang pastinya tidak akan pernah terlupakan sampai kapanpun. Dimasa ini lah kita belajar untuk mencari jati diri yang sebenarnya untuk bekal kita saat dewasa nanti, apakah kita akan berjalan di arah yang buruk atau tidak.

Dan dimasa inilah yang disebut masa keemasan bagi setiap orang karena kita akan mengalami semua hal yang sebelumnya belum pernah terjadi dihidup kita, entah itu hal yang menyenangkan atau hal yang membuat kita sedih. Dimasa remaja kita juga akan mendapatkan kisah cinta yang sangat sederhana namun sangat berkesan. kita memang tidak perlu khawatir kepada siapa cinta ini harus diberikan, karena hati tau sendiri tempat untuk berlabuh.

***

Keesokan harinya sepulang sekolah aku dan teman-temanku berencana untuk makan di salah satu kedai langganan kami, yang sudah terkenal dengan menu makanan yang enak-enak dan pastinya dengan harga yang sesuai dengan kantong anak sekolah, hehe. Lokasinya tidak jauh dari Sekolahan kami, tempatnya memang tidak begitu luas tapi kedai tersebut sudah menjadi langganan anak-anak sekolah lain juga. Jadi kebayang kan isinya pasti rata-rata anak sekolahan semua, hehehe.

"Sa, nanti aku boncengan sama kamu ya soalnya tadi aku enggak bawa motor nih". Ucap arum sambil merangkul Nisa.

"Hmmmm, yadeh iya. Tapi kamu ya yang boncengin panas soalnya". Balas Nisa dengan nada tengil.

Sesampainya kami di kedai seperti biasa Via yang selalu mendahului kami yang masih ada di parkiran demi mendapatkan tempat duduk favoritnya.

"Hmm dasar si Via kebiasaan dah tu anak, siapa juga yang mau nempatin tempat duduk langganannya". Ucap Nisa heran sambil menggelengkan kepalanya.

"Udahlah biarin aja, tu anak emang gitu kelakuannya" balas ku sambil menggandeng tangan Nisa dan segera masuk ke dalam. Di tengah-tengah kami menikmati makanan kami sambil bercerita random, tiba-tiba ada seseorang yang memperhatikan kami.

Tempatnya tepat diseberang dari meja makan kami, seseorang yang menyadahi hal itu adalah Via. "Eh, guys dengerin aku baik-baik, sini agak deket an. Kalian tau kan cowo yang duduk berdua sama cewe itu yang mejanya persis di samping kita? Dari tadi aku perhatiin dia sering banget curi-curi pandang ke arah kita". Ucap Via yang berbicara dengan nada lirih.

Dengan sangat tiba-tiba si Nisa langsung membalikkan badannya dan melihat langsung seseorang tersebut dengan pandangan curiga. Sontak saja Via langsung menarik tangan Nisa. "Aduhhhh Nisa ya jangan dilihat langsung juga dong" ucap Via yang gemas rasanya ingin mencubit pipi Nisa.

"Hehe, ya maaf abis penasaran sih" ucap Nisa.

Selang beberapa menit kemudian si cowo tadi tiba-tiba datang menghampiri meja kami.

"Hai, maaf ganggu aku perhatiin dari tadi kok kayaknya aku gak asing ya sama kamu". Ucap si cowo asing tadi yang langsung bertanya kepadaku dengan nada santai.

Jelas saja aku terkejut dengan tindakannya yang tiba-tiba muncul dihadapanku. Dan pastinya teman-temanku pun merasakan hal yang sama.

"Maaf, tapi kayaknya kita baru ketemu kali ini deh. Sepertinya kamu salah orang mungkin hanya mirip saja denganku". Jawab ku.

"Yaudah kalau gitu, apa aku boleh minta nomor mu?" jawabnya dengan wajah tanpa merasa malu.

"Maaf, tapi aku nggak bisa kasih nomor aku ke sembarang orang apalagi orang yang tidak aku kenal". Jawabku tegas.

"Baiklah, semoga kita bisa bertemu lagi" setelah berkata seperti itu dia langsung pergi begitu saja tanpa ada kata pamit dan maaf.

Seketika aku dan teman-temanku langsung mendadak diam saling menatap dengan tatapan yang heran dan bingung. Apa maksud dan tujuan si cowo misterius tadi.

"Aduh Dinda kenapa kamu nggak kasih aja sih nomornya, kan lumayan dia cakep juga" Ucap Nisa sambil tertawa kecil.

"Eh jangan dong kamu lupa ya sa, Dinda kan udah punya Bayu gimana sih kamu tu" Balas Arum yang tidak setuju dengan pendapat Nisa.

"Iya sih dia memang cakep, tapi kita juga harus ngehargai hubungannya Dinda sama Bayu dong. Lagian Bayu juga nggak tanggung-tanggung perjuangannya buat Dinda. Tapi siapa ya dia kok dengan gampangnya dia ngomong kayak gitu ke kamu Din". Tambahan dari Arum.

Aku hampir tidak mendengarkan pembicaraan mereka, karena isi kepala ku masih terbayang sosok cowo misterius tersebut. "Heii Din jangan ngelamun dong, nanti kesambet loh". Ucap Via yang membubarkan lamunan ku.

"Eh, iya-iya maaf ada apa? Kamu tadi bilang apa ke aku?" Ucap ku langsung tersadar dari lamunanku.

"Kamu kepikiran cowo tadi ya Din?" ucap Arum.

"Iya nih guys, aku masih heran aja kok dia bisa berani banget ya bilang kayak gitu ke aku. Padahal dia kan datang kesini juga nggak sendiri, dia kan sama cewenya" Ucap ku.

"Iya juga, tapi kayaknya nggak mungkin deh kalau itu pacarnya si cowo tadi. Soalnya dia kelihatan biasa aja waktu cowo tadi menghampiri kamu Din, kalau memang pacarnya harusnya marah dong pasti" Balas Nisa sambil membuat dugaan-dugaan menurut prediksinya.

Hari semakin sore, kami pun segera menghabiskan makanan kami dan melupakan insiden yang barusan terjadi dan segera pulang.

Malam minggu seperti ini, saatnya me time dengan mendengarkan lagu-lagu galau. Yaa walaupun aslinya lagi nggak galau juga sih, hehe. Atau dengan melakukan beberapa hobi ku yang lain seperti berlatih skill makeup, dan mendengarkan podcast parenting.

Selang beberapa menit ditengah-tengah aku menikmati lagu yang sedang kuputar, tiba-tiba ada panggilan dari nomor yang tidak diketahui belum sepat aku angkat telfonnya sudah dimatikan. Awalnya tidak begitu peduli, lau nomor asing itu menghubungi ku kembali melalui whatsApp.