Chereads / KETERIKATAN / Chapter 20 - Gilang

Chapter 20 - Gilang

"Hai Dinda, kenalin ini aku Gilang yang tadi ketemu kamu di kedai"

Setelah membaca pesan itu, aku benar-benar terkejut. "Dari mana dia tau nomor whatsappku, padahal tidak ada satupun teman ku yang mengenalinya jadi sangat tidak mungkin dia mendapatkan nomor ku dari teman-teman ku". Ucapku yang terus bergumam dalam hati.

"Maaf Gilang siapa ya? Terus dapat nomor ku dari mana?"

"Aku Gilang anak SMK Putra Bangsa, sebelumnya nggak aku sengaja pernah ketemu kamu waktu di Toko buku dekat rumahku tapi kayaknya waktu itu kamu nggak mengenali aku. Waktu itu kamu lagi nolongin seseorang yang lupa bawa dompet terus kamu bayarin bukunya dia dulu. Nah mulai saat itu aku penasaran sama kamu dan ingin mengenalmu, akhirnya aku mendapatkan nomor kamu dari pemilik toko yang kebetulan langganan kamu, maaf kalau aku lancang Din"

Jelas saja aku semakin terkejut untuk kedua kalinya, ternyata benar sebelumnya dia pernah bertemu dengan ku. Dan toko buku Alila itu memang langganan aku dari SMP sampai-sampai aku mempunyai nomor pemilik toko tersebut.

"Iya salam kenal juga". Jawab ku yang sangat singkat karena aku bingung aku harus bersikap bagaimana dan nggak tau harus membalas apa lagi.

Dan ia kerap beberapa kali menelfon ku tapi tidak ku respon.

Saat itu juga aku langsung memberitahu kejadian ini kepada teman-teman ku melalui grup whatsapp yang kami buat. Dan respon mereka semua sama terkejutnya dengan apa yang aku rasakan. Hampir setiap hari Gilang selalu menguhubungi ku, dan aku tidak terlalu menanggapinya, karena aku sibuk dengan kegiatanku sendiri.

Beberapa kejadian memang di takdirkan seperti itu, semesta seperti yang menuntunnya. Bukan secara sengaja atau tidak, tetapi semua sudah terjadi begitu saja.

Tiga minggu berlalu setelah kejadian tersebut, Di hari yang masih terlalu pagi ini, embun pun masih terlihat jelas didepan mata, dan matahari belum terlihat sempurna. Aku mengawali pagi ku dengan berolahraga kurang lebih 5 sampai 10 menit an, hanya sekedar melemaskan oto-otot setelah bangun tidur saja, dan melanjutkan untuk menyapu rumah sekaligus halaman depan. Hal itu sudah menjadi bagian wajib dalam hidupku setiap pagi.

Ditengah-tengah kegiatanku beberes rumah, terdengar ada suara motor yang berhenti didepan rumah ku.

"Siapa itu pagi-pagi udah bertamu dirumah orang?". Ucap ku dalam hati yang masih penasaran dan berhenti sejenak dari kegiatanku.

"Pesrmisi, Assalamualikum". Ucap sosok tersebut yang suaranya tidak ada yang mengenalinya.

"Iya, waalaikumussalam" balasku sambil berjalan untuk membukakan pintu.

Alangkah terkejutnya aku saat itu ternyata Gilang yang datang kerumahku. " Loh Gilang, kamu ngapain pagi-pagi datang kesini?"

"Siapa Din?" ucap Ibuku yang bertanya dari arah dapur sambil memasak.

"Ini ee te teman ku Bu" jawab ku dengan sedikut gugup dan masih shock.

"Yaudah suruh masuk aja Din"

"Nggak usah Tante, saya mau langsung pamit pulang aja, saya Cuma ingin mengantar kan buku Dinda". Jawab Gilang dengan sangat sopan kepada Ibu ku.

"Loh kenapa buru-buru, nggak papa sekalian sarapan juga disini" balas ibu ku dengan santainya.

"Terimakasih sebelumnya Tan, tapi saya harus pulang sekarang. Mari tante". Jawab Gilang dengan nada yang masih sopan.

"Yaudah hati-hati ya" ucap ibuku yang berbicara masih dari arah dapur.

Aku hanya terdiam membisu, saat Ibu ku dan Gilang mengobrol singkat tadi. Setelah Gilang pergi aku segera menyimpan buku darinya dan segera menyelesaikan pekerjaan rumahku tadi yang sempat tertunda.

Setelah semuanya beres, dan Ibuku juga selesai memasak, kami sekeluarga pun sarapan bersama.

"Din, tadi itu siapa pacar kamu ya?" Tiba-tiba ibu ku menanyakan hal itu di saat kami sedang makan bersama.

Aku langsung terkejut dan langsung tersedak mendengar pertanyaan ibu ku tadi. "Ya bukan lah Bu, dia itu Cuma temen aku, pacar aku kan Bayu, bukannya aku udah pernah cerita ke ibu kalau pacar aku itu Bayu". Balas ku.

"O iya Ibu lupa, kamu udah pacaran lama ya sama Bayu? Tapi dia kok nggak pernah main kesini, Ibu hanya tau Bayu dari foto saja lo Din".

Setelah mendengar perkataan dari Ibu aku tidak menjawab nya dan langsung mengalihkan pembicaraan.

"Udah deh Bu, kita kan lagi makan jangan banyak ngobrol dulu dong nanti tersedak loh" Ucap ku sambil segera menghabiskan makanan ku dan ingin segera pergi dari meja makan itu.

Setelah menjalani hari minggu ku yang penuh dengan kegiatan yang melelahkan ini, aku langsung pergi ke kamar ku untuk menenangkan diri.

Kamar yang berwarna putih dengan hiasan dream catcher berwarna soft pink, dan beberapa sticker lucu-lucu, lengkap dengan lampu tumblr berwarna warmwhite menambah suasana menjadi sangat tenang dan nyaman.

Sambil berbaring ditempat tidur ku, aku memandang buku dari Gilang tadi pagi, dimana buku ini salah satu list buku favoritku yang belum sempat aku beli karena uang tabungan ku belum cukup, tapi dengan mudahnya Gilang memberikan ku ini dan dia mengetahui rumahku.

Disisi lain aku senang karena bisa memiliki buku impian ku, tapi aku juga merasa tidak enak dan tidak nyaman dengan cara Gilang yang dengan tiba-tiba menghubungi ku dan mendatangi rumahku.

Sampai saat ini aku belum berani memberitahukan sosok Gilang ini kepada Bayu, karena aku takut saja Bayu berpikir yang tidak-tidak tentang aku dan Gilang.

H-7 hari SMK Garuda akan mengadakan Ujian Akhir Semester 2, seperti biasa semua siswa akan sibuk masing-masing dengan kegiatannya ada yang sering belajar kelompok untuk membahas materi-materi yang belum paham, ada yang ikut les, ada juga yang sudah banyak berlatih soal-soal.

Aku dan teman-teman ku biasanya sering membahas semua materi yang sulit bersama, kami pun memilih belajar bersama dibase camp tempat kami biasa berkumpul saat pulang sekolah (dirumah Arum) hehe. Sepulang sekolah kami biasanya sering berkumpul di rumah arum entah hanya sekedar mampir, atau pun mengerjakan PR.

Disela-sela kami membahas materi, kami sempat beristirahat sejenak dengan membeli makanan favorit kami, Ya bener banget kami selalu gofood makanan dari kedai langganan kami. Sambil menunggu makanan kami datang, kami selalu bagi tugas ada yang membereskan buku-buku terlebih dahulu, dan ada juga yang membelikan minuman. Setelah makanan sampai kami segera menyantapnya, tiba-tiba Nisa bertanya, "Din, gimana tuh si Gilang masih menghubungi kamu terus nggak?"

"Oh iya Din, gimana tuh si Gilang?". Tambahan dari Via.

"Hmm, kenapa harus bahas itu sih? Males ah bahas itu, Nggak ada pembahasan lain apa". Ucap ku ketus dan sambil makan.

"Yaelah Din, ayo dong cerita penasaran nihh" jawab Nisa.

"Kemarin pagi dia datang kerumah" ucap ku singkat padat dan jelas tanpa melihat ke arah mereka.