"Lah kamu yang kenapa? Masa mau-mau aja dibodohi. Jelas-jelas tuh si Ibu udah bohongin kamu. Ini tuh gak sekali dua kali aku lihat, udah sering. Kamu masih aja diam. Kamu tau kan kalau si Ibu bohong?" tebak Rindu, dia masih kesal sama si Ibu warung yang seenaknya ngebohongin orang lain, mentang-mentang si ibu tau kalau Agha punya kekurangan yang jelas membuatnya tidak bisa berbuat apa-apa.
"Saya tau kok Ibu nya bohong. Saya juga ngerasain berat berasnya tidak sama dengan yang saya minta."
"Lah terus kenapa kamu diam saja?! Ih ada ya orang kek kamu, mau-maunya aja gitu dibodohi."
"Kalau gini mah kamu yang tekor Agha, si ibu mah untung besar dapat uang lebih," tambah Rindu.
Agha hanya bisa tersenyum. Hal itu sontak membuat Rindu menghela napasnya pasrah. Agha terlalu baik untuk dunia yang terlalu kejam seperti ini.
"Kok gak marah lagi?" tanya Agha yang tidak mendengar suara kekesalan Rindu. Biasanya Rindu akan marah sampai berjam-jam, ini bahkan belum cukup 30 menit.