"Ooh gitu, selamat ya" ucap Aldi sambil menata buku-buku dan tidak menatapku sama sekali.
"Eh, guys kalian tau nggak sih tadi ada yang khawatir banget lihat pacar barunya dihukum loh, wkwkwk". Ceplos Arum kepada teman-teman ku yang lain dan sambil menyiku tangan ku.
"Iya bener banget, mana lucu banget wajahnya kayak nggak pernah lihat dihukum aja sih Din, biasa aja kali namanya juga anak cowo biasa lah berkawan dengan banyak hukuman". Sahut Via sambil tertawa terbahak-bahak.
"Apaan sih kalian tuh, enggak juga kali. Orang aku biasa aja lihat Bayu, biarin aja dia dihukum emang dia juga salah. kalian aja tuh yang lebay, Huuu". Bantah ku untuk menutupi rasa malu ku.
"Ketahuan banget kalau lagi bohong, sampai merah tuh pipi". Tambah Nisa yang semakin meyakinkan teman-teman yang lain kalau aku sedang berbohong.
H-7 mendekati hari ulang tahun ku yang ke 17. Hari itu cuaca cerah sekali langit bewarna biru muda dihiasi awan putih yang saling bergerombol. Aku duduk sendiri digasebo depan dekat koperasi karena saat itu aku sedang mengantar Nisa untuk membeli dasi di koperasi.
Anak itu memang hobinya menghilangkan atributnya sendiri, lebih dari tiga kali ia sering kehilangan barang-barang miliknya karena keteledorannya. Ditengah aku menunggu Nisa, tampak dari kejauhan aku melihat segerombol anak laki-laki berjalan menuju ke arahku.
Perasaanku mulai tidak enak, "Jangan-jangan itu Bayu dan teman-temannya" ucapku dalam hati sambil terus menatap mereka.
Setelah semakin dekat ternyata dugaanku memang benar itu Bayu dan teman-temannya. Awalnya aku memang sedang duduk santai tapi setelah melihat Bayu aku mulai grogi dan salting sendiri. Ia berjalan keluar gerbang sambil terus menatapku, sedangkan aku hanya bisa meliriknya sesaat karena aku sangat malu jika dilihat terus menerus seperti itu. Aku sudah seperti orang gila saja, sampai-sampai aku harus berpura-pura memainkan handphone ku dan berlagak mengetik suatu pesan padahal saat itu kuota ku sedang habis.
"Astaga Bayuuuu, kenapa sihhhh kamu ngeliatin aku kayak gituuuuu!!!!" teriakku dalam hati yang kesal dan malu.
"Ayo Din balik ke kelas, aku udah selesai nih. Maaf ya lama abis tadi masih antri". Tanpa menjawab perkataan dari Nisa aku langsung menggandeng tangan Nisa dan berjalan cepat menuju kelas.
"Aduhh Dindaaaa, kamu kenapasiihh jangan cepat-cepat donggg, nanti kalau aku jatuh gimana? Kamu mau gendong" ucap Nisa di pertengahan jalan dengan nada sedikit manja.
Dan aku pun terus berjalan tanpa menjawabnya lagi, Abis dia cerewet banget sih. Sesampainya di depan kelas aku langsung melepaskan tangan Nisa dan aku masuk duluan tanpa bicara sedikitpun ke Nisa.
"Eh, eh, eh pada kenapa nih kok kayak abis lari-lari gitu sih?" tanya Via yang duduk sebangku dengan ku.
"Tau tuh si Dinda tiba-tiba aja dia langsung nyeret aku dari koperasi tadi, mana jalannya cepet banget lagi" sahut Nisa yang masih sedikit kesal dengan ku.
"Ooohh kayaknya aku tau nih, pasti tadi abis ketemu Bayu yaa? Ya kan?" sahut Arum yang pandangannya ke arah buku tapi pikirannya memperhatikan obrolan kami.
"Enggaak tuh" ucap ku yang cuek sambil sok-sok an sibuk menata buku, supaya tidak terlihat salting didepan teman-temanku.
"Ooo iya bener banget tuh, pasti abis ketemu sama Bayu." ucap Via dan Nisa secara bersamaan.
"Ya ampun Din Din keliatan banget sih kalau lagi salting." Tambahan dari Nisa sambil mencubit kedua pipiku. Lagi-lagi aku hanya terdiam dan tersipu malu.
Menjelang hari ulang tahun ku, aku mendapat laporan dari beberapa teman-temanku kalau Bayu sedang mempersiapkan kejutan untukku. Dalam hati aku sudah membayangkan kejutan dari Bayu. Ya ampun udah pede duluan deh aku, hehe.
Keesokkan harinya tanggal 2 Februari tepat dihari ulang tahun ku, aku selalu mengecek notif dari WhatsAppku kuharap Bayu orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun untukku. Ternyata aku salah, dia malah sama sekali tidak chat aku di WhatsApp. Setelah jam mata pelajaran terakhir selesai aku langsung membereskan semua buku yang ada diatas mejaku, tiba-tiba..
Ting (notifikasi khusus) yang aku buat untuk Bayu berbunyi. Dengan cepat aku langsung membuka pesan itu. "Dindaaa" disertai dengan emoticon senyum berseri.
"Iya Bay" jawab ku singkat. Ting notif itu berbunyi selang beberapa detik setelah aku membalas chat dari Bayu.
"Nanti setelah pulang sekolah jangan pulang dulu ya."
"Ada apa Bay?" tanya ku heran.
"Pokoknya nanti jangan pulang dulu ya, aku tunggu di parkiran yaa"
Aku terdiam dan masih memikirkan tentang ajakan Bayu yang tiba-tiba saja mengajak ku untuk bertemu. Tidak biasanya dia seperti itu, sebelumnya kalau mau bertemu pasti dari jauh-jauh hari dia sudah memberitahuku. Tanpa berpikir lama lagi aku segera keluar kelas dan langsung menuju ke tempat parkir sendirian, karena semua teman-teman ku sudah pulang duluan.
Terlihat dari kejauhan aku sudah mengetahui keberadaan Bayu yang tengah duduk di motor aku. Sambil menahan senyum aku langsung menghampirinya.
"Hai Bay, maaf ya udah nunggu lama"
"Enggak kok Din, aku juga baru aja disini"
Aku hanya mengangguk tanpa bicara sedikitpun.
"Kamu mau aku beliin minum apa?"
"Eh gak usah Bay, btw ada apa ya Bay kamu ngajak aku ketemuan mendadak hari ini biasanya kan kamu bilang dulu ke aku sebelumnya."
"Yaa nggak apa-apa sih Din, aku Cuma pengen ngobrol aja sama kamu"
Langit terlihat mendung dan sangat gelap. Setelah beberapa menit aku dan Bayu asik mengobrol, tiba-tiba hujan datang bersamaan dengan suara nyanyian selamat ulang taghun dari arah beakangku, Seketika aku langsung Speechless, malu, dan salting sendiri. Sebelum aku meniup lilin ku di umur yang ke 17 ini aku membuat harapan terlebih dahulu, disertai hujan deras aku pun merasa sangat senang dikelilingi oleh orang-orang yang sangat menyayangiku. Setelah itu Bayu mengeluarkan sesuatu dari tas nya, dua kado berukuran besar dan kecil yang special dia hadiah kan untuk aku.
"Cie cie Dindaa... Buka, buka, buka" sorak teman-teman ku.
Dengan wajah malu-malu dan sedikit grogi akhirnya aku membuka kado itu satu persatu.
Pertama aku membuka kado yang besar terlebih dahulu dan ternya isinya boneka berukuran lumayan besar berwarna pink yang sangat lucu.
"Makasih ya Bay" ucapku yang tersipu malu tanpa berani menatap wajah bayu.
Disaat yang bersamaan Nisa dengan sengaja merekam ku membuka kado-kado itu dengan kamera ponselnya. Rasanya senang sekali diperlakukan seperti ini oleh orang-orang yang aku sayang. Sembari menunggu hujan reda kami ber lima pun duduk di depan ruang 13 sambil makan kue ulang tahunku. Dan saling bercerita satu sama lain.