Keesokan harinya
"Ki, apakah yang menghamili kamu itu Ule?" Kunti bertanya pada Kiki sengaja datang ke kamarnya sebelum berangkat praktek.
Lagi-lagi Kiki menjawab tidak, Kiki menangis lagi dan masih enggan ditanya siapa sebenarnya pembobol keperawanan Kiki sebenarnya.
"Bukan Ule Mah, tolong jangan desak dulu aku untuk ngomong aku belum siap!" Kiki menjawab sambil menangis.
Lagi-lagi Kunti harus menerima kenyataan jika putrinya tak mau terbuka atas kehamilan dan semua yang sudah terjadi.
"Baiklah tapi jangan sampai menunggu perut kamu buncit, bukan hanya malu yang akan kita dapat tapi rasa pahit jika calon bayi kamu akan lahir tanpa ayah!"Kunti mengingatkan.
Kunti pun pergi meninggalkan Kiki dan beringsut menuju meja makan untuk sarapan terlebih dahulu.
"Aku harus minta Monika kembali untuk mencari informasi tersebut!" sambil melihat ponselnya Kunti mencari nama Monika. Tapi sebelum Kunti mengklik tombol telepon Monika sudah telepon duluan.
"Hallo dok!"
