"Ini juga apa yang ada di leher kamu? Apa kamu sudah bersuami? Atau kamu ...?" Joko tidak melanjutkan ucapannya.
"Maaf Pak sebaiknya saya naik taksi saja!" cetus Marina karena kesal dengan Joko dengan banyak bertanya banyak hal tentang privasinya.
Marina memiringkan badannya dengan maksud mau keluar dan membuka pintu namun tangan kekar Joko langsung menahannya.
"Mobil yang kamu tumpangi ini sangat mewah sekaligus dengan tehnologinya, kamu tidak bisa bebas begitu saja membuka pintu mobil tanpa kunci remot yang ada di tangan saya ini!" ujar Joko sambil memegang tangan Marina dengan sangat erat.
Marina bersikeras keluar bahkan hampir mau teriak, lagi-lagi tangan Joko berhasil menghentikannya. Kedua wajah mereka saling berdekatan bahkan hampir menempel. Marina pun tak sadar mencium aroma parfum Joko yang membuat rongga pernafasannya jadi rileks.
Cup
Joko berhasil mencium bibir Marina yang merah, tipis juga kenyal.