Suara Adzan dikumandangkan, memenuhi setiap sudut negeri tercinta ini. Hafsah menghentikan aktivitas nya, melangkah keluar dari kedai untuk segera menunaikan kewajiban nya sebagai seorang Muslimah. Namun baru saja jemari tangan nya hendak memegang gagang pintu kedai, seketika suara habib membuat Hafsah mengurungkan niat nya dan menoleh ke sumber suara.
"Mau kemasjid kan? Bareng ya!"
Hafsah mendadak bungkam, menyaksikan sikap habib yang tidak seperti biasanya. Prasangka bahwa habib menyukainya kembali ia terpiskan, bagaimana pun ia harus bisa bertindak profesional dan tahu batasan antara ia dan habib yang merupakan bos ditempat nya bekerja. Namun jika sangkaan nya berubah menjadi nyata, sebagai perempuan Hafsah sudah berjanji untuk bersikap tegas. Ia tidak mau larut dalam angan dan rasa yang tidak seharusnya ada sebelum ikrar akad di kemukakan.
