"Udah ya Dit aku mohon sama kamu gak usah ganggu aku lagi, gak usah sok-sokan caper sama aku, karena sampai kapan pun aku gak akan pernah bisa Deket sama kamu ..."
Kali ini Putri benar-benar marah sama Aditya dan Putri meminta agar Aditya pergi dari rumahnya sekarang juga.
"Aku mohon sekarang juga kamu pergi dari sini Dit," pintanya.
"Put ... aku mohon ... aku tahu aku mungkin buruk banget menurut pandangan kamu ... tapi apa gak ruang sedikiiit aja buat aku singgah dalam kehidupan mu." Aditya memohon kepada Putri.
Putri yang dari tadi hanya berdiri di depan pintu dan tidak mempersilahkan Aditya karena ia di rumah sendirian, takutnya terjadi fitnah kalau mempersilahkan nya masuk.
"Adit biasakan kamu ngerti maksud aku, sekali lagi aku mohon dengan hormat, tolong pergi dari rumahku Dit ... aku capek dan aku mau istirahat," pintanya dengan wajah yang sudah kelihatan sangat lelah.
"Oke Put aku akan pergi dari sini ... maaf kalau kesannya aku terlalu memaksa ... tapi nggak tau mengapa aku sangat ingin mengenalmu," ucap Aditya.
Putri hanya diam tidak menjawab apa-apa. kemudian Aditya dan Riki meninggalkan rumah putri. bingkisan yang ia beli tadi ia letakkan di meja teras rumah putri.
Putri masuk kedalam dan ia duduk di sofa rumah nya, ia merasa sangat lelah hari ini.
'Entah sampai kapan rasa kecewa ini akan membuat ku sulit untuk membuka hati untuk laki-laki lain, setelah kejadian 2 tahun yang lalu rasanya sulit aku untuk percaya akan cinta dari mulut laki-laki'
Hati putri rasanya gak karuan, ia teringat kajadian 2 tahun lalu, pengalaman dalam hidup paling buruk dalam hidup nya, dan kejadian ini pula yang membuat putri menjadi bersikap dingin dengan setiap laki-laki yang baru ia kenal.
Pada 2 tahun yang lalu saat ia masih duduk di bangku kelas 2 SMP ia pernah menjalin hubungan dengan seorang pria, dan pria tersebut kakak kelas Putri, ia mengira pria tersebut bisa ia jadikan tempat bersandar, ia kira pria tersebut pria baik, dewasa, dan bisa membimbing dia menjadi lebih baik, namun semua pemikiran dia tentang pria itu salah, ia hanya membesarkan nafsu birahinya saja, ia hampir saja mengambil kesucian milik Putri, tapi untung nya Putri masih bisa melarikan diri.
Sampai saat ini kejadian itu masih sangat jelas terngiang-ngiang dalam ingatan Putri.
Padahal dulu pria itu ngejar-ngejar putri sejak ia baru masuk SMP, namun setelah 1 Thun baru ia bisa mendapatkan putri, tapi setelah mendapat kan nya malah putri di leceh kan, pria tersebut yang bernama Joko, yang di ceritakan Siska katanya sekarang telah sukses memiliki bisnis sendiri.
Semenjak itu Putri memutuskan tidak mengenal cinta terlebih dahulu selama masih menuntut ilmu, menurut nya semua itu teguran untuk nya agar ia lebih bersungguh-sungguh dalam belajar, dan oleh sebab itu sampai saat ini Putri tidak ingin berteman dengan laki-laki, ia memutuskan untuk lebih menjaga kehormatan nya sebagai wanita.
"Astaghfirullah ... udah Put ... gak usah kamu ingat-ingat lagi kejadian 2 tahun yang lalu ... kubur dalam-dalam ... sekarang fokus dengan apa yang kamu jalani saat ini ... kasihan orang tuamu banting tulang demi melihatmu bahagia," ucap Putri, mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri.
Putri kemudian keluar dan menutup pintu gerbang rumahnya lalu ia menyirami bunga-bunga yang sudah mulai kekeringan karna panasnya terik mata hari.
Sambil menyiram bunga Putri melantunkan solawat.
"Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad ... wa assghilidholimin bidhilimin ... wa'alimna mimbainihim Salimin ya Allah .. wa'ala Alihi wasohbihi ajma'in."
Putri terus melantunkan lagu solawat sampai ia selesai menyiram semua tanaman yang ada di taman depan rumah sampai belakang, karna memang Putri sangat menyukai bunga, setiap ia merasa lelah atau pusing karna bjantak tugas dari sekolah ia cukup duduk di teras dengan melihat bunga-bunga miliknya rasa capek, lelah, stres semua hilang menurutnya.
"Assalamualaikum.."
"Waalaikum salam ... siapa?" tanya Putri yang mulai was-was.
"Akuu Put ... " jawabnya.
"Iya aku siapa ...?" tanya Putri
"Ya Allah Puut aku Siska ...mosok Iyo seh Riko wes lali Karo suara ison iki Puut." (Ya Allah Puut aku Siska .. masak iya sih kamu lupa sama suara ku Put.)," jawab Siska dengan bahasa Osing (bahasa Banyuwangi).
Siska ini juga berasal dari Banyuwangi, namun ibunya merantau ke bali, ibunya memilik usaha warung lalapan di Bali, dan pelanggan nya lumayan banyak, buka mulai ham 3 sore dan tutup jam 10 malam, Siska setiap hari pun ikut membantu ibunya jualan, makanya kalau pagi dia sering kesiangan bangun nya.
"Puuut ..." panggil ulang Siska .
"Iya sebentar Sis," ucap nya dari dalam sambil membukakan gerbang nya.
"eemb ... tumben banget sih gerbang nya jam segini di tutup," cetus Siska.
"Aku was-was banget sekarang Sis," jawab Putri dengan menarik tangan Siska agar ia cepat masuk dan Putri menutup kembali gerbang nya.
"Ada apa sih Put kok kelihatan nya panik dan ketakutan gitu kamu?" Siska merasa bingung dengan sikap Putri yang aneh itu.
"Kamu gak masuk satu hari aja rasanya banyak banget kejadian dalam hidup aku Sis hati ini Sis ... udah kayak drama-drama di tv tau nggak," ucap Putri mulai ingin menceritakan apa yang ia alami hari ini
Siska mengerutkan dahinya dan bertanya lagi " Drama put ... apa sih maksudnya?"
"Eeemb ... hari ini itu hari terburuk dalam hidup aku selama di Bali rasanya Sis ... tadi itu di sekolah mulai aku berangkat ke sekolah sampai pulang Si Aditya ngikutiin Aku terus tau nggak." Putri menceritakan ke Siska apa yang ia alami hari ini.
"Apa Put ... Aditya ngikutin kamu ..? Ngikutin bagaimana ini maksutnya Put," Siska menanyakan kembali.
Lalu Putri menceritakan mulai dari pagi Aditya mengikuti nya berjalan berangkat ke sekolah sampai kejadian-kejadian lain nya Samapi ia di rumah dengan jelas.
"Whaatt? Aku gak salah denger kan ini Put ... seorang Aditya ngejar-ngejar kamu dan jalan kaki ke sekolah .. dan kamu menolak nya mentah-mentah Put," ucap Siska merasa heran dengan sikap sahabat nya itu.
"Hemb ... iya lah ... kenal juga enggak tapi udah main nyosor aja .. SKSD (Sok kenal sok dekat) banget sih tuh anak ... gak ada sopan-sopan nya lagi, kamu tahu sendiri kan aku masih trauma dengan kejadian 2tahun yang lalu Sis," tanya Putri
"Iya Puut aku tahu ... tapi ini sudah beda orang Put ... dia bukan Joko ... di sisi lain banyak cewek-cewek sekolah yang ingin berada di posisi kamu ... tapi kamu malah menyia-nyiakannya Put ... aku masih gak habis pikir deh sama kamu," tutur Siska keheranan melihat sikap teman nya itu.