Chereads / TWINS IN TROUBLE / Chapter 2 - Chapter 2

Chapter 2 - Chapter 2

Suasana di dalam kantin mendadak merasa panas karena Rintan yang akan memulai memarahi Revan sebab remaja laki-laki itu yang awalnya diminta mengerjakan semua tugas Rintan dan kedua sahabatnya tapi kini malah ke kantin membeli minuman.

"Aku tadi minta kamu mengerjakan tugas bukan malah istirahat ke kantin!" ujar Rintan sangat kesal pada Revan yang berdiri sembari menundukkan kepalanya tidak berani menatap raut wajah Rintan yang sekarang sangat kesal pada dirinya.

Marklee yang melihat itu langsung berdiri dari duduknya dan berjalan menghampiri pacarnya itu untuk diajak kembali duduk dan tidak membuat masalah di kantin.

"Kamu apa-apaan sih? Biarin aja Revan membeli air minum di kantin. Dia itu juga butuh minum dan juga butuh makan. Kamu jangan egois dan jangan seenaknya sendiri sama orang lain, boleh kamu meminta bantuan pada Revan untuk mengerjakan semua tugas tugas kamu tapi tidak untuk melarang Revan untuk minum di kantin," jelas Marklee panjang lebar pada pacarnya itu.

Rintan seperti menulikan pendengarannya saat sang kekasih menuturi dirinya agar tidak membully Revan.

"Sekarang kamu kembali ke kelas dan lanjutkan mengerjakan semua tugas tugas aku dan juga tugas kedua sahabat aku kalau sampai nanti setelah istirahat belum selesai kamu akan tau akibatnya!" tambah Rintan ada Revan yang sekarang masih menundukkan kepalanya mendengarkan semua yang dia ucapkan pada Revan.

"Tapi tugasnya baru akan dikumpulkan 1 hari lagi dan kalau aku mengerjakan sekarang dan harus selesai setelah istirahat tidak akan cukup waktunya Karena tugasnya banyak," ucap Revan dengan pelan pada Rintan yang sekarang tengah marah pada dirinya.

"Rintan kamu dengerin aku nggak? Jangan meminta Revan untuk cepat mengerjakan tugas sebanyak itu sekaligus!" sahut Marklee pada Rintan dan langsung menggandeng tangan pacarnya itu untuk kembali duduk di meja semula.

"Aku nggak mau tau, kamu harus menuruti apa yang diinginkan Rintan. Tugas setelah istirahat hari ini, harus selesai!" tambah Devika dengan tatapan licik pada Revan.

Marklee yang mendengar hal itu dia langsung menghampiri Revan dan mengatakan kepada Revan agar cepat kembali ke kelas dan tidak memperdulikan Rintan serta kedua sahabat Rintan.

"Kamu kembali aja ke kelas, jangan dengarkan Rintan, Winda dan Devika. Kamu kerjakan aja semampu kamu dan nggak usah selesai hari ini," ujar Marklee pada Revan dan diangguki oleh Revan.

Remaja laki-laki itu kemudian membayar minumannya dan baru setelah itu dia berjalan cepat keluar dari kantin untuk menuju ke kelasnya lagi. Siswa-siswi yang memperhatikan kejadian itu mereka hanya diam dan tidak ikut campur karena tidak mau berurusan dengan Rintan.

Sementara itu Revan yang sekarang berjalan pelan menyusuri koridor menuju ke kelasnya dia hanya menghela nafas pelan dan sabar menghadapi sifat jahat yang diberikan gadis cantik tadi pada dirinya.

Revan hanya bisa melakukan hal itu dan tidak bisa membantah ataupun melawan. kembali lagi ke kantin Marklee sekarang tengah memarahi Rintan yang sudah berbuat seenaknya pada Revan yang tidak punya salah apa pun.

"Aku mengira kalau kamu sudah bodo amat dengan Revan dan tidak membully Revan lagi. Tapi ternyata dugaanku salah dan kamu malah lebih parah membully Revan. Apa sih sebab kamu sangat tidak suka sama Revan sampai membully Revan seperti tadi?" tanya Marklee serius pada Rintan.

"Ya karena dia pantas menerima semua itu. Dia baik dan mau aja aku suruh suruh dan setiap kali aku bully dia hanya diam dan tidak pernah mengeluarkan sepatah kata pun untuk membantah aku. Dan dengan dia seperti itu berarti aku nggak salah dong," jawab Rintan dengan santai sembari meminum jusnya.

"Kamu salah besar dan ini tidak hanya sekali kamu lakukan tapi berkali-kali tidak masuk ke SMA Brawijaya ini. Mana sikap dewasa kamu? Mana sikap mandiri dan juga sikap menghargai orang lain yang harus diutamakan dalam diri kamu. Kalau kamu terus-terusan seperti ini bisa saja nanti adik kelas akan mencontoh perilaku buruk kamu," tutur Marklee bijak pada Rintan.

Rintan hanya diam dan menaikkan kedua bahunya sebagai jawaban dari tuturan yang diberikan pacarnya pada dirinya.

"Lagian kamu kenapa sih selalu aja belain Revan? Kenapa kamu gak sekalian aja menyuruh Revan untuk mengerjakan semua tugas tugas? Dengan begitu kita akan bisa santai-santai dan terbebas dari tugas,.biar Revan aja yang berfikir. Kita tinggal istirahat aja," sahut Devika dengan mudahnya pada Marklee.

Marklee hanya menggelengkan kepalanya dan tidak habis pikir dengan apa yang dilakukan ketiga gadis cantik ini pada Revan. Marklee terkadang heran dengan remaja laki-laki tadi kenapa selalu menurut atas apa yang diminta oleh Rintan pada Revan.

Apakah Karena rasa takut yang tinggi pada Rintan? Ataukah alasan yang lain yang sehingga membuat Revan mau dan menurut saat dibully oleh Rintan? Marklee tidak ada waktu untuk memikirkan semua hal itu.

Rintan selalu santai dan tidak merasa bersalah setelah membully Revan habis-habisan di depan semua siswa siswi yang ada di kantin. Gadis cantik itu malah merasa senang dan lega karena bisa membully Revan dan juga meminta Revan untuk mengerjakan semua tugas tugasnya dengan begitu dia akan terbebas dari kerjaan yang sulit dan dia tinggal rebahan saja kalau di rumah.

"Habis ini kita ke cafe gimana?" tanya Rintan pada Marklee.

"Aku ada kelas basket dan melatih adik kelas, jadi kapan-kapan aja oke," jawab Marklee apa adanya pada Rintan.

"Nggak bisa ditunda ya?" tanya Rintan penuh harap pada Marklee agar menunda aktifitas melatih basket adik kelasnya.

"Nggak lah Rintan.. mana bisa aku tunda? Nanti kalau aku sering menunda-nunda, kasihan adik kelas dong, mereka kan juga pengen cepat ahli dalam bermain bola basket," jawab Marklee pada Rintan dengan bijak dan lembut.

Rintan mengerucutkan bibirnya kecewa pada Marklee yang tidak bisa menyempatkan waktu untuk jalan-jalan bersama dengan dirinya ke cafe padahal Rintan ingin ke cafe bersama dengan Marklee.

"Sama aku dan Winda aja bagaimana?" tanya Devika pada Rintan.

"Pengennya sama Marklee," jawab Rintan sembari menyenderkan kepalanya di bahu Marklee.

"Bagaimana kalau hari Jumat aja? Aku nggak ada kegiatan pada hari itu, jadi kita berdua bisa jalan-jalan kemana aja yang kamu mau," ucap Marklee pada Rintan sembari mengelus lembut puncak kepala Rintan.

Rintan mengangkat kepalanya dan mengembangkan senyuman manisnya pada Marklee.

"Oke kamu jemput aku ya," ucap Rintan pada Marklee.

"Tentu dong," sahut Marklee pada Rintan sembari menoel hidung Rintan.

Gadis cantik itu kemudian tersenyum senang dan melanjutkan aktifitas makannya bersama dengan pacarnya dan kedua sahabatnya di kantin.

Sementara itu Revan sekarang sudah kembali di kelasnya dan duduk di bangkunya fokus mengerjakan tugas-tugas milik Rintan, Winda dan Devika.

"Aku harus mengusahakan kalau tugas ini selesai saat nani pulang sekolah agar cepat aku berikan ke Rintan, Winda dan Devika," ujar Revan sembari membuka halaman baru dan menulis materi yang perlu ditulis.

Remaja laki-laki itu tidak memperdulikan perutnya yang sedari tadi berbunyi karena lapar. Revan menahannya sembari memegangi perutnya menggunakan tangan kirinya dan tangan kanannya dia gunakan untuk menulis materi sampai selesai dan segera dia berikan ke Rintan.