Sesuatu yang tidak pernah ingin dia dengar kini masuk ke telinganya dengan sengaja, mendobrak masuk hingga membuat hatinya kini tersakiti.
Cyra berkata, dia memiliki calon suami. Yang artinya, tidak ada kesempatan untuk Raefal mendekat.
Entah apakah yang gadis itu katakan sepenuhnya kejujuran atau hanya kebohongan semata, yang jelas ucapan Cyra berhasil menohok hatinya, mmebuat Raefal mematung seketika.
"Jangan bercanda, Cyra! Kamu gak mungkin udah punya calon suami." Kata Raefal, tidak percaya pada ucapan gadis bermata tajam di depannya.
Cyra sejak tadi memalingkan wajahnya, mengalihkan tatapannya ke sembarang arah asalkan bukan Raefal. Jika ada yang bertanya kepada Cyra, siapa seseorang yang paling membuat Cyra selalu darah tinggi, maka Cyra dengan lantang akan menjawab Raefal.
"Ra? Aku cari kamu selama ini, aku—" ucapan Raefal terhenti kala seorang pria yang berusia dua tahun di atasnya tiba-tiba saja masuk sembari mengucap salam.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..." ucapnya dengan suara yang pelan.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh..."
Yang mengejutkan untuk Raefal adalah, dia mengenal pria tersebut. "Calvin?!"
Tak hanya Raefal yang terkejut, Calvin juga demikian. Pria itu menatap mantan sahabatnya dengan mata membelalak, kemudian beralih pada Cyra yang terlihat kesal.
Wajah Cyra kini sangatlah kusut, penuh amarah dan kebencian.
"Brengsek, Vin! Lo khianati gue?! Lo tahu sendiri gue sayang sama Cyra sejak dulu! Dia milik gue, Calvin!" Tanpa pikir panjang, Raefal mendatangi Calvin dan melayangkan sebuah pukulan ke wajah mantan sahabatnya tersebut.
"Apa-apaan sih lo Fal?!" Calvin yang diserang secara tiba-tiba tentunya terkejut bukan main. Pria dengan kaos putihnya tersebut sudah terjerembap di atas lantai dengan tangan menahan tubuh Raefal.
"Lo nikung gue! Lo tahu sendiri Cyra sejak dulu milik gue, Calvin! Bahkan, lo tahu kalau gue cari dia selama ini! Tapi, lo diem dan diam-diam malah deketin dia?! Ck! Brengsek banget lo ya!" Teriakan dan amarah Raefal sudah memenuhi ruang tamu rumah keluarga Cyra yang cukup luas.
Bahkan, pukulan pria itu juga kembali terdengar. Keduanya sama-sama sedang beradu tenaga. Bedanya, Raefal menggunakan tenaganya untuk niat melukai Calvin, sedangkan Calvin justru menggunakannya hanya untuk menahan pukulan Raefal.
"Lo ngomong apaan sih Fal?!" Calvin berhasil menghindar. Namun tak lama, Raefal kembali melayangkan sebuah pukulan di wajah Calvin.
Sudut bibir Calvin sudah mengeluarkan darah, sama seperti Raefal. Rahangnya lebam karena terkena siku Calvin yang tadinya hendak menangkis.
Kekacauan yang ada terdengar hingga ke dapur rumah Cyra. Bibi Lumi sampai terpogoh-pogoh datang, masih dengan spatula dan sebuah pisau di tangannya.
"Astaghfirullah, ya ampun... ada apa ini Non?" Teriak Bi Lumi histeris.
Melihat pisau di tangan Bi Lumi, Cyra sedikit terkejut. Dua berdeham pelan, mengambil alih pisaunya dan meletakkannya di atas meja.
Gadis itu sejak tadi memandangi Calvin dan Raefal, membuarkan keduanya bertengkar. Dia sempat berusaha melerai, tetapi kedua pria itu seolah menggunakan sumpelan telinga.
"Non, itu gak mau dipisah? Den Calvin sampai berdarah..." ucap Bi Lumi yang mulai sedikit panik.
Cyra menghela napasnya sejenak. Dia menarik lengan bajunya hingga sepenuhnya menutupi tangan. Setelah itu, gadis itu menarik kerah kemeja Raefal, membanting pria itu cukup mudah.
"Berhenti." Ucap Cyra dingin.
Tatapan matanya masih sama, sangat dingin hingga bisa membekukan Raefal seketika.
"Ra, dia calon suami kamu?!" Sentak Raefal.
Cyra memutar bola matanya malas. Dia mendekat ke arah Calvin, menatap pria itu sedikit khawatir. "Mas baik-baik saja?" Tanya gadis itu, membuat Raefal membelalak kaget.
"Kamu manggil dia Mas?! Shit! Ra... kamu gak bercanda 'kan?!" Sahut Raefal yang sudah menggebu-gebu.
Cyra tetap diam tanpa menggubris ucapan Raefal. Seolah, pria itu tidak mengatakan apapun sehingga membuat Cyra tidak mengalihkan perhatiannya pada Raefal.
"Mas gak apa-apa Ra... ini cuman luka kecil. Kamu tenang aja." Balas Calvin lembut, sembari mencoba berdiri.
Sewaktu Calvin berdiri, sesuatu terjatuh dari saku pria itu, membuat semua orang secara bersamaan menatap benda yang terjatuh dari saku Calvin.
"Tespack?!" Teriak Raefal, sembari mendekat dan melihatnya secara jelas.
Fokusnya kini teralihkan pada Cyra yang masih terlihat tenang, memandang Raefal dingin.
"Kamu hamil anak dia Ra?! Kalian udah menikah?! Atau jangan-jangan kamu hamil diluar nikah?!" Mata Raefal kini penuh kekecewaan yang mendalam. Bertahun-tahun dia percaya bahwa Cyra adalah jodohnya, ternyata gadis itu mencintai sahabatnya sendiri.
Raefal marah, dia merasa dikhianati oleh dua orang sekaligus.
Sewaktu suasana semakin memanas, suara seseorang dari arah pintu tiba-tiba saja terdengar, berhasil memecahkan fokus mereka.
"Siapa yang hamil diluar nikah?!"