Zio melangkahkan kakinya menuju ranjang besar di mana Cyzarine berbaring di atasnya. Ia melihat Cyzarine menutup dirinya dengan selimut.
"Apakah kau suka tidur dalam kegelapan, Cyza?"
Cyzarine belum menutup matanya. Ia merasakan Zio sedang baik ke ranjang. Cyzarine mengedipkan kedua matanya berulang kali seraya menahan napas.
Sepertinya Zio sudah berada di atas ranjang. Aku harus berpura-pura tertidur.
Cyzarine menjalankan niatnya. Ia berusaha memejamkan mata agar Zio yakin bahwa dirinya benar-benar tertidur.
Deg! Deg! Deg!
Jantung Cyzarine berdegup kencang tidak beraturan ketika merasakan sebuah tangan memeluknya dari belakang.
Astaga! Jantungku seolah ingin terlepas dari rongganya! Apa yang sebaiknya aku lakukan sekarang?!
Cyzarine memutar otaknya. Tubuhnya kaku. Ia tidak tahu apa yang akan dilakukan olehnya saat berhadapan dengan Zio.
"Tidurlah dan jangan terlalu banyak berpikir!"