Cyzarine tidak bergerak. Sedangkan Zio memberanikan diri berteriak mengutarakan isi hatinya kepada Cyzarine. Ia tidak peduli bagaimana jawaban yang akan diberikan oleh Cyzarine nanti kepadanya. Karena ia telah siap jika mendapatkan penolakan. Lebih tepatnya, siap untuk patah hati.
"Cyza, mengapa kau diam saja? Kau tidak harus menjawabnya sekarang. Karena aku akan menunggu mu hingga kau bersedia menjawabnya."
Zio masih melajukan motor dengan kecepatan di atas rata-rata. Zio lega karena telah mengutarakan isi hatinya yang selama ini sangat mengganggu pikirannya.
"Cyza? Bicaralah! Mungkin terlalu cepat bagimu, tetapi percaya 'kah kau dengan love at the first sight? Ya, itulah yang aku rasakan saat pertama kali bertemu denganmu."
Zio terus menerus mengajak Cyzarine berbicara. Namun, wanita itu tidak meresponnya juga. Akhirnya, Zio menghentikan motornya.
"Cyza?"
Zio menoleh ke belakang dan mendapatkan Cyzarine sedang tertidur.
"Cyza, bangun!"