Chereads / Zombie : walking dead / Chapter 14 - Dont wanna cry

Chapter 14 - Dont wanna cry

Mark memasuki ruang tamu rumahnya dan seketika menemukan mayat kedua orang tuanya tergantung di langit langit ruangan. Pemuda itu melirik sekeliling dan mendapati sepucuk surat diatas meja. Mark segera meraihnya sebelum cepat cepat pergi keluar di mana yang lain sudah menunggunya di teras rumah.

"Gimana Mark?" tanya Lucas sesaat setelah Mark memasuki mobil.

"God bless me. Daddy sama Mommy gantung diri. Nggak papa. Di bandingin lihat mereka jadi zombie. Gue merasa better they die. Mereka meninggal dengan lebih terhormat," jawab Mark seraya membuka surat yang ia bawa.

"From your parents?" tanya Yeri.

Mark tersenyum simpul seraya mengangguk, "Dear Mark. Your daddy here. I hope you can read this letter. Daddy dan Mommy ijin untuk pergi. Dan kami percaya, you can survive all of this. Mark is our superhero. You are super man. I know you can survive son. Berbeda dengan Daddy dan Mommy. Daddy dan Mommy tidak akan bisa bertahan lebih lama. Maka dari itu kami lebih memilih menyerah di bandingkan menjadi salah satu penyebab putra kebanggaan kami kesulitan. Mark Lee. Daddy and Mommy are always proud of you. We believe you can do your best. Dont cry son. Daddy tau, kamu cengeng sekali sampai sampai menangis bukan? Tidak perlu menangis Mark. Lihat ke depan sana. Kamu harus berjuang dengan hidupmu. Berjuang Mark. Daddy and mommy will always support you, we are proud of you son, stay happy, we always see you from afar. From mark's daddy,"

Mark menatap kap mobil Lucas, menghalau air matanya untuk tidak semakin mengalir dengan deras. Namun gagal, pemuda itu semakin terisak hebat. Yeri yang melihatnya segera memeluk pemuda itu, menenangkan Mark yang tubuhnya bergetar hebat karena tangisannya, "You can cry as long as you want Mark. We are here for you Mark,"

"Thanks Yeri. You make me feel better," Mark menjawab dengan suara serak.

Lucas menunduk, menatap stir kemudi dengan pandangan kosong. Sedang Yuki bahkan sudah menangis hebat sejak tadi. Gadis itu juga sudah menghabiskan berlembar lembar tisu karena tangisannya.

"Kita berangkat ya. Ke rumah Sonya," ujar Lucas, menatap ponselnya yang berada di dashboard mobil. Masih tersambung panggilan video dengan Arjun.

"Ya kita berangkat," suara Arjun terdengar lemah dari seberang sana. Bersamaan dengan itu mobil di depan mobil Lucas mulai bergerak, pergi ke arah barat menuju rumah Sonya yang cukup jauh jaraknya dari rumah Mark.

"Mark? You okay?" tanya Lucas.

"Im okay bro dont worry. But a letter from daddy messed everything up," Mark terkekeh getir. Menatap kosong surat di tangannya, "But no problem. Gue masih bisa nahan kok,"

"I can see, Arjun iri banget sama lo. Kayanya selama ini your daddy love you so much," ujar Lucas seraya terkekeh kecil.

Mark mengangguk mantap, "Daddy love me so much. Makanya gue bener bener sedih sekarang like, gue nggak bakalan masalah kalo misalnya daddy samaa mommy jadi zombie. But ternyata mereka milih untuk nggak nyusahin orang lain. Lebih milih buat ngasih jalan buat gue. Nggak mau jadi penghalang buat gue. Daddy sama Mommy udah tau, di usia mereka sekarang, bakalan sulit untuk selamat dan pilihan mereka cuma dua, mati jadi zombie atau mati karena hal lain,"

"Your parents are hero Mark. Lo harus bangga sama mereka," ujar Yeri.

"Yeah im so proud of them,"

"Mark Dino. Kalian harus buktiin ke keluarga kalian ya. Kalian bisa selamat dari ini semua," ujar Yuki, mencoba untuk tersenyum selebar mungkin walaupun kini, hanya senyum hambar yang dapat ia lepaskan.

***

"I cant found them," Sonya dengan putus asa memasuki mobil Arjun, "But its okay. My mom and dad itu tentara. Mereka mungkin lagi tugas atau yang lain. Seenggaknya gue harus berdoa semoga mereka baik baik aja.

"Ya i hope so," Juwita tersenyum simpul. Melompat ke jok belakang untuk memeluk tubuh Sonya.

Arjun tersenyum simpul, melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya, "Udah jam tiga. Nggak kerasa banget. Ayo pulang sekarang,"

Juwita mengangguk, membuka kap mobil Arjun untuk melihat ratusan zombie yang berada di depan sana. Gadis itu segera mengeluarkan pistolnya, mulai menembakkan peluru tanpa jeda. Dengan kemampuan menembaknya yang sekarang setidaknya Juwita dapat membunuh beberapa zombie dalam satu tarikan napas.

"Gue bantuin," Yuki berteriak dari dalam mobil Lucas. Tidak lama hingga mobil pemuda itu berada sejajar dengan mobil Arjun, "Juw lo Tenggara lo Timur laut. Terus sampe ke timur. Biar merata,"

"Oke," Juwita segera mengangguk.

"Yuki but gue nggak ada di jalur yang bener," seru Lucas.

"Bahkan di sini nggak ada mobil lain selain mobil lo sama Arjun Cas. Jangan mikirin hal itu dulu deh. Ya walaupun gue tau lo adalah warga negara yang baik dan selalu menaati peraturan lalu lintas. Tapi nggak gitu juga lah," jawab Yuki dengan jengkel, gadis itu melampiaskan kekesalannya pada zombie zombie di hadapannya. Membunuh para mayat hidup itu tanpa ampun. Yuki benar benar tidak terlihat seperti biasanya. Gadis itu bahkan tidak lagi terlihat seperti gadis manis yang selalu bersikap menggemaskan kepada siapa saja.

Dor dor dor

Peluru kembali di lepaskan membabi buta. Sedang Lucas sendiri mengemudikan mobilnya dengan kecepatan rata rata. Guncangan terus menerus menghantam mobil pemuda itu.

Yuki menggeram. Mengisi peluru dalam pistolnya secepat yang ia bisa sebelum menembakkannya kembali, "Oh my god? Isn't he Dean? My ex boyfriend?" pekik gadis itu.

Juwit segera menoleh, ikut melihat ke arah pandang Yuki, "Dia yang selingkuhin lo itu? Oh god, you should shoot him in the head right now," pekiknya.

"Of course. Nah kan mati lo Dean. Oh gue ngerasa bener bener puas," Yuki tersenyum miring, "Okay here we go. Kita harus cepet cepet singkirin zombie zombie ini dan go home. Badan gue udah capek banget Juw,"

"Gue juga. Please tambahin kecepatannya Jun. Gue pengen cepet cepet sampe rumah. Pengen tidur aja rasanya,"

"Ya. Terutama Mark, Dino, and Sonya. You should rest soon," sahut Yuki seraya tersenyum kecil, "But wait, kenapa di sini listrik masih aman aman aja ya? Sinyal juga masih aman kan tuh Arjun sama Lucas aja masih bisa video callan,"

"Mungkin karena masih beberapa hari. Masih dua hari setelah virusnya nyebar. Gue nggak tau juga sampe berapa hari virus ini bakalan menyebar ke seluruh negara bahkan dunia. But jelas bukan dalam waktu yang lama," sahut Lucas.