Chereads / Zombie : walking dead / Chapter 16 - New Member

Chapter 16 - New Member

Arjun menekan klakson mobilnya beberapa kali hingga terdengar sahutan dari dalam rumah.

"BENTAR ANJING! SABAR DONG,"

Suara Sonya, jelas sekali, nyaring dan menggelegar, namun tentu saja tidak semenggelegar suara Juwita, menurut Arjun.

"Gila kek mak lampir," gumam Dino.

"Mak lampir gitu lo suka kan Din?" Mark menggerling.

"Dih apaan," Dino mendengus.

Tak lama kemudian pintu basement rumah Arjun terbuka, pemuda itu segera membawa mobilnya masuk.

"Bisa nggak sih kalian nggak berisik?" omel Sonya setelah mengunci rapat pintu basement sama seperti semula.

"Takut aja kalian nggak denger," balas Lucas asal.

"LO KATA KITA-KITA BUDEG?!" Sonya melotot marah, menginjak kaki temannya dengan tanpa perasaan lalu segera kembali masuk ke dalam rumah.

Dino dan Mark mengikuti, tak menghiraukan Lucas dan Arjun yang tampak kesulitan mengeluarkan troli dari dalam mobil.

"Bantuin kek," pekik Arjun kesal.

"Kita kan cuma bagian zombie bukan belanjaan," acuh Mark, "Buruan,"

"Iya ini udah," Lucas dan Arjun segera menyusul teman-temannya.

"Gila kalian belanja udah ngalahin cewek banyaknya," Sonya takjub.

"Yang penting gratis," Dino tersenyum lebar.

"Kalian nyuri?" tuduh gadis itu.

"Mana ada, orang yang punya toko aja nggak tau kemana," bela Arjun, "Taroh mana nih?"

"Taroh ruang tamu aja dulu, sekarang kita ke ruang tengah, urgent,"

"Ada apa?" Mark menaikkan sebelah alisnya.

"Udah ntar tau sendiri,"

Arjun mendengus kesal, "Dasar ngegantung,"

"Bodo amat," balas Sonya segera memasuki ruang tengah.

Lucas mengikuti, pemuda itu mengernyit kala beberapa orang asing masuk ke dalam indra penglihatannya, di tambah dengan aura tak mengenakkan di ruangan tersebut, "Ada apa nih?"

Hening, tidak ada yang menjawab, lebih tepatnya tidak ada yang berniat menjawab.

"Gue tanya ada apa?" Arjun mengulangi pertanyaan yang sama, namun beberapa saat kemudian pemuda itu meringis kala menyadari Juwita melayangkan tatapan tajam kepadanya.

Yeri menghela napas, "Mereka minta tolong, jadi kita ajak masuk,"

"Oh, terus masalahnya?" tanya Arjun santai.

"LIAT DULU SIAPA MEREKA!" Juwita berteriak marah, "HENDRY! DIA YANG BIKIN KITA MARAHAN! KEYNAN! SELINGKUHANNYA HENDRY!"

Arjun berjengit kaget, "Hendry? Keynan? Kalian boleh pergi--"

"Plis Jun, kita nggak tau lagi mau kemana," Hendry memelas, "Tolong bantuin kita--"

"Gue nggak peduli,"

"Jun, Juw, tolong, berperikemanusiaan sedikit ya," Yeri mengingatkan, "Toh masalahnya udah kelar kan?"

"Tapi--"

"Ayolah," Yeri memotong ucapan Juwita membuat gadis itu menghela napas lelah namun kemudian mengangguk dengan berat hati, "Yuki? Lo kenapa?"

"Deva, dia yang bikin gue kecelakaan waktu kelas 10,"

"Hah?" Yeri, Juwita, dan Sonya sontak melotot kaget.

"Dia fansnya Lucas yang nekat nabrak lo itu?" Sonya menggelengkan kepalanya tak percaya, "Gila,"

Lucas menghela napas, "Sampe sekarang gue juga nggak habis pikir,"

"Lo bisa per--"

"Biarin dia tinggal karena alasan kemanusiaan, dan jangan harap gue udah maafin lo," potong Yuki.

"Oke, ada masalah lain?" Mark bertanya, di balas gelengan Yeri, "Oke kenalin gue Mark, ini Lucas, di sampingnya Arjun, ini Dino, terus Yeri, Juwita, Yuki, sama Sonya,"

"Oh kenalin gue Yuda, dia Bima, ini Deva, sampingnya Keynan, terus Hendry, sama Galang,"

"Eh susu bayinya buat apa?" tanya Dino.

"Buar adek gue nih," jawab Yuki.

"Hah?"

"Nanti aja jelasinnya, kalian udah makan belum?" tanya Yeri.

Sontak beberapa orang di sana menggeleng.

"Yaudah gue masakin dulu, bawa belanjaannya ke dapur ya bab,"

"Cogan sabar cogan tabah," Arjun mengusap dadanya dramatis.

***

"Jadi? Dia siapa?" tanya Lucas sembari memainkan pipi bayi dalam gendongan Yuki.

"Lo inget masalah keluarga gue nggak?"

"Oh yang papa katanya kena accident itu?"

"Iya, nah ini dia?"

"Oh gue ngerti," Lucas mengangguk, "Namanya siapa?"

"Namanya Gara,"

"Bentar," Arjun merentangkan kedua lengannya lebar-lebar, "Masalah apa? Om kenapa? Ada apa? Coba jelasin,"

"Nah bener," Yeri mengangguk menyetujui.

"Lah kirain gue lo udah tau," ujar Mark.

"Jadi gini, sekitar setahun yang lalu atau mungkin lebih, bokap gue di jebak sama musuhnya. Di paksa minum yang ada obat you know lah, dan berakhirlah bokap tidur sama nyokapnya Yuda yang notabenya karyawannya," Yuki mulai bercerita, "Karena itu emang murni accident jadi mereka sepakat buat lupain kejadian itu, tapi ternyata nyokapnya Yuda hamil. Dan ya gitu, bonyok nyaris cerai, nyokap maksa buat balik ke Jepang, terus-terusan nyalahin nyokapnya Yuda,"

"Sampe sebulanan bonyok gue ribut, pada akhirnya bokap cerita semuanya, bener-bener detail dari awal,"

"Nyokap lo percaya?" tanya Dino.

"Enggak, tapi nyokapnya Yuda juga cerita dari sisinya juga," Yuki menghela napas, "Nyokap nangis, sampe nggak tega gue liatnya. Dan gilanya nyokap gue maksa nyokapnya Yuda buat aborsi. Tapi di tolak keras sama dia, sama bokap, dan sama gue,"

"Kenapa lo juga nolak?" Sonya melemparkan pertanyaan, "Secara nggak langsung kan bayi itu nggak dalam hubungan yang sah,"

"Iya emang, tapi lo tega bunuh bayi yang bahkan nggak tau salahnya apa? Enggak kan? Makanya bokap gue akhirnya ngusulin buat nikahin nyokapnya Yuda selama dia hamil. Tapi nyokapnya Yuda nolak, dia nggak mau jadi orang ketiga,"

"Jadinya, bokap gue ngambil jalan tengah, dia yang ngurusin kebutuhannya nyokapnya Yuda selama dia hamil. Dan juga bantu biayain sekolahnya Yuda," lanjut Yuki, "Karena nyokapnya Yuda terpaksa di pecat dari kantor bokap gue. Dan bokapnya Yuda udah nggak ada,"

"Gila, kaya sinetron," Juwita mengacak rambutnya, "Kok lo nggak ada cerita sama kita?"

"Ya gue nggak mau kalian kepikiran," jawab Yuki, "Bahkan Lucas tau aja di kasih tau bokapnya,"

"Kalo Juwi? Masalahnya apa sama Hendry?" tanya Sonya, "Kalian putus baik-baik kan?"

Juwita menggeleng, "Gue macarin Hendry itu karena kagum, orangnya mandiri, pekerja keras, dan yang paling penting dia ganteng. Tapi eh dia selingkuh sama Keynan. Awalnya gue nggak percaya waktu Arjun bilang gitu, sampe kita berantem hebat. Tapi 4 hari yang lalu gue nyiduk mereka lagi ciuman di belakang sekolah, yaudah gue putusin deh,"

"Padahal gosipnya Juwita yang selingkuh sama Arjun," Yeri berujar.

"Jangan kebanyakan ngegosip makanya," balas Yuki, "Kalo masalah Deva kalian tau semua kan?"

"Iya, cuma baru tau aja dia orangnya," sinis Juwita.

"Udah-udah, jangan ribut di rumah gue," Arjun menengahi, "Kalian bisa pake kamar yang di atas, kamar bawah udah penuh,"

"Oke, makasih banget lo mau bantuin kita," jawab Hendry.

"Santai aja, kalian bawa senjata nggak?" tanya Dino.

"Enggak, kita nggak punya apa-apa buat ngelawan mereka. Mau pake pisau juga yang ada kita kewalahan," tukas Bima, "Yaudah yang ada kita kejar-kejaran,"

"Terus kemaren kalian tidur di mana?" tanya Yeri.

"Kita tidur di gudang sekolah, di sana sepi, lumayan aman," Galang menjawab dengan wajah menelasnya, "Gila banyak nyamuk, dingin, tidur langsung di lantai. Mana katanya banyak setan lagi di sana,"

"Terus Gara? Dia tidur di lantai?" tanyaYuki lengkap dengan wajah paniknya.

"Enggak, dia tidur di perut gue," Yuda menepuk perutnya beberapa kali, "Eh ini botol susunya Gara. Dia nggak terlalu terbiasa minum susu sambung sih, tapi di coba aja,"

"Oke, kalian nggak lupa beli susu kan?"

"Enggak kok, Dino tuh ambil banyak banget," Lucas menjawan cepat.

"Yaudah bikinin susu sana Cas, botolnya di rebus--"

"Iya botolnya di rebus dulu, susunya jangan sape kepanasan, di rasain dulu di tangan," sela pemuda itu, "Nggak inget lo Tante Meta suka nitipin Zero di gue,"

"Oh iya, yaudah sana," Yuki mendorong tubuh Lucas dengan sebelah tangannya, "Tante gimana?"

"Mama, dia udah--" Yuda menunduk sedih.

"Nggak papa," Yeri menepuk bahu pemuda itu, "Lo nggak sendiri di sini, ada kita-kita, sekarang jadi keluarga lo,"

"Duh istriable sekali mbaknya," seru Bima girang.

"Iya bener banget, mbak mau nggak jadi istri saya?" Gilang menggerling jahil, yang hanya di tanggapi kekehan sang gadis.