"Yah,"
"Masuk Jun," seru Regina.
"Bunda," Arjun tersenyum lebar, memeluk erat tubuh sang ibu, "Bunda kapan sampe sini?"
"Barusan, mumpung udah nggak ada urusan di markas 2,"
"Bunda baik kan?"
"Baik kok syukur," Regina merangkul tubuh putra tunggalnya.
"Eh iya ayah,"
"Kenapa Jun?"
"Yang bagi kelompok itu siapa?" tanya Arjun mendudukkan diri diantara kedua orang tuanya.
"Ayah kurang tau, tapi sepertinya dari pimpinan markas," jawab Profesor Alan, "Ada apa?"
"Nggak, Arjun ngerasa aneh aja, kok kelompoknya gitu,"
"Yang kamu di pisahin sama Yeri, Yuda, Bima itu?" tanya Regina.
"Nah iya Bun, aneh banget nggak sih?"
"Bunda juga agak aneh sih, buat apa kalian di pisah sedangkan kalian udah terkenal sebagai salah satu kelompok pemenang,"
"Ayah juga berpikir seperti itu, tapi saat ayah bertanya pada pimpinan markas, tidak ada yang menjawab,"
"Kayaknya bener ada penghianat," guman sang anak.
Regina tersenyum kecil, "Emang ada, banyak,"
"Bunda tau?"