"Feli astaga," Yuki memeluk tubuh Felicia erat, "Akhirnya,"
"Makasih ya kalian udah repot-repot cari penawar racun buat Feli,"
Juwita merengut tak suka, "Jangan gitu lah, kan kita keluarga,"
Felicia tertawa renyah mendengar ucapan Juwita, "Iya kak,"
"Gimana? Ada yang sakit nggak?" Glen bertanya dengan nada khawatir tercetak jelas.
"Enggak kok Glen, puji tuhan,"
"Puji tuhan," Juna menyahut, "Istirahat dulu aja ya, jangan ngapa-ngapain,"
"Ya nanti Feli gabut dong Jun, kan Feli juga mau ikut misi,"
"Misi kita udah nggak di gedung itu lagi," Lucas tersenyum kecil, "Istirahat aja dulu ya,"
"Kenapa pindah?"
"Gedung itu udah meledak, di bom," jawab Arjun.
"Nggak ada yang luka kan? Nggak ada korban kan?"
"Alhamdulillah enggak," Glen tersenyum, "Istirahat dulu ya, nanti kalo infusnya habis boleh balik ke kamar kata Dokter Regina,"
"Oh Dokter cantik itu ya?"
Arjun menatap Felicia horor, matanya melotot dengan mulut terbuka lebar, "Mak lampir di panggil can--"
"Ekhem,"