Puas melepas rasa cintanya yang sudah lama terpendam, kini Daniel bersama Isabel memutuskan untuk kembali pulang menuju rumahnya.
Sepanjang perjalanan menuju rumahnya, wajah Daniel tak surutnya terus menampakan senyum kebahagiaan. Daniel sudah tak sabar lagi untuk menemui kedua orang tuanya yang sudah lama terpisah denganya karena pendidikanya.
Beberapa kali Daniel mengeluarkan handphone dari dalam tas untuk menghubungi kedua orang tuanya, namun Daniel kembali mengurungkan niatnya demi membuat surprise sekaligus hadiah untuk kedua orang tuanya.
Selama 4 tahun Daniel terpisah dengan kedua orang tua dan tinggal sendiri di sebuah kosan yang harganya lumayan cukup miring untuk Daniel.
Sebenarnya Daniel sangat berat melakukan semua ini, tapi semua terpaksa ia lakukan untuk kebaikan di masa depanya.
Daniel bukanlah typekal anak manja dan pemalas, dimana setelah pulang kuliah ia langsung menuju bar untuk bekerja sebagai pelayan di sebuah bar malam.
"Daniel, apa kau yakin akan berhenti dari pekerjaanmu?" tanya Bos pemilik bar malam tempat Daniel bekerja.
"I ya, Bos." Daniel mengangguk dan kembali menundukan kepalanya.
"Apa gaji yang ku berikan padamu terlalu kecil, hingga kau memutuskan untuk berhenti disini?" tanya lagi bos tersebut pada Daniel.
Daniel mengangkat kepala dan menggelengkan kepalanya.
"Bukan, bukan itu masalahnya Bos." jawab Daniel.
"Lantas, apa alasanmu berhenti dari tempatku?" Bos tersebut memaksa Daniel agar segera berterus terang.
Dan pada akhirnya, Daniel menjelaskan alasan utama mengapa ia harus benar benar berhenti dari pekerjaaan pada bosnya.
"Baiklah jika itu memang terbaik untukmu." ucap Bos yang terlihat sedih melepas Daniel.
"Terima kasih, Bos." ucap Daniel.
Daniel bangun dari duduk dan kini terlihat melangkah keluar dari ruangan bosnya.
"Daniel, tunggu sebentar." ucap Bos yang seketika menghentikan langkah Daniel yang sudah memegang knop pintu.
Daniel berbalik dan kini melangkah kembali menghampiri bosnya.
"Ada apa, Bos?" tanya Daniel.
Si Bos terlihat menarik laci meja dan mengeluarkan amplop berwarna kuning dari dalam lacinya.
"Daniel, ambil ini." titah Bos sambil mengasongkan amplop tersebut ke hadapan Daniel.
"Tidak, terima kasih Bos. Saya sudah mendapat gaji bulan ini." Daniel menolak secara halus.
Tapi si Bos terlihat melangkah menghampiri dan langsung memasukan amplop tersebut pada saku kemeja Daniel.
"Tapi ... tapi, Bos ..." Daniel merasa tidak enak.
"Sudahlah, kau terima itu. Aku tidak senang dengan penolakan." ucap si Bos sambil memegang pundak Daniel.
"Sekali lagi, saya ucapkan terima kasih Bos." ucap Daniel sambil membungkukan badan pada Bosnya.
Sang Bos terlihat sedih melihat Daniel yang kini berbalik dan melangkah dan keluar dari ruanganya.
Selain tampan Daniel juga pekerja keras, semenjak Daniel mengabdikan dirinya menjadi pelayan di bar malam milik bosnya.
Omset pendapatan bosnya mendadak berlipat.
Daniel di anggap sebagai pembawa keberuntungan yang spektakuler bagi pendapatan bosnya.
Namun sebagai Bos, dirinya tak bisa terus mengekang Daniel yang sudah 4 tahun terpisah dengan kedua orang tuanya.
Waktu sudah menunjukan jam 20:30. Di kosan kecilnya, Daniel terlihat baru selesai mengepack barang barang yang nantinya akan ia bawa kembali ke indonesia.
Daniel melihat jam dinding yang terpampang pada dinding kosanya.
"Aku masih memiliki waktu 2 jam lagi, sebaiknya sekarang aku membersihkan diriku terlebih dahulu." ucap Daniel sambil mengambil handuk dan melenggang menuju kamar mandi kecilnya.
Setelah selesai dengan ritual membersihkan dirinya, Kini Daniel bergegas mengganti pakaianya dengan pakaian yang telah ia siapkan sebelumnya.
Setelah selesai, sedikit semprotan parfume ia lakukan sebelum meninggalkan kosan tercinta yang menjadi pelindung dari panas dan dinginya air hujan.
Daniel mengembalikan kunci pintu, pada si pemilik kosan dan meminta maaf sekaligus pamit untuk pulang ke indonesia.
Banyak sekali teman teman kos yang merasa kehilangan dan bersedih ketika melihat Daniel melangkah menjauh dan masuk ke dalam sebuah Taxy yang akan membawanya menuju bandara.
Daniel melambaikan tanganya yang terakhir kali pada semua teman teman kos dan pemilik kosanya sambil meneteskan air mata kesedihanya.
Dan tak berselang lama, Taxy yang di tumpangi Daniel kini mulai meninggalkan area kos kosan Daniel menuju bandara.
Dan tak terasa satu jam telah berlalu, kini Daniel telah sampai di bandara.
Daniel mengeluarkan koper di bantu sang supir dalam bagasinya.
"Thanks verymuch." ucap Daniel.
Dan daniel memberikan ongkos taxy yang sengaja ia lebihkan dari tarif sebenarnya.
"You'r welcome and becarefully." jawab sang supir setelah menerima pembayaran ongkos yang lebih dari Daniel.
Daniel melangkah menarik kopernya menuju ruang loket yang tidak begitu mengantri.
"Hallo sir, Can I help you?" tanya petugas loket.
Daniel mengangguk dan tersenyum pada petugas loket tersebut.
"Oh, sure. I need ticket for go to indonesian, Tonight." pinta Daniel.
Petugas loket langsung melayani Daniel dan tak berselang lama memberikan tiket tersebut pada Daniel.
"Thanks Verymuch." Daniel segera membayar sesuai dengan taris yang di berlakukan.
Daniel kini melangkah menuju tempat di mana orang orang menunggu jadwal penerbanganya.
Dan Daniel kembali mengeluarkan ponsel untuk sekedar memastikan ada atau tidaknya pesan yang masuk ke dalam handphonenya.
Dan benar saja, ada 20 panggilan tak terjawab dari Isabel yang kini menjadi kekasihnya.
Dan daniel segera melakukan video call untuk menghubungi Isabel.
"Hi, sayang." sapa Daniel pada Isabel.
"Daniel, kau kemana saja. Kenapa kau tidak mengangkat panggilan dariku?" tanya Isabel dengan mulut dan dahinya mengkerut.
Daniel tertawa dan senang pada Isabel yang kini selalu perhatian pada dirinya.
"Maafkan aku sayang, tadi aku tertidur menuju bandara, jadi aku tidak tahu kalau kau telah menelponnku." Jelas Daniel.
"Sayang, apa kau akan lama berada di indonesia?" tanya Isabel.
"Entahlah, kau sendiri tahu. Bahwa orang tua menginginkanku menjadi seorang Dokter di indonesia." jawab Daniel yang membuat Isabel mulai bersedih.
"Sayang, jangan pernah kau lupakan aku." Isabel menangis dan memohon pada Daniel.
"Sayang, mana bisa aku melupakanmu. Wajahmu kan sudah menancap di hatiku." jawab Daniel dan Isabel mulai kembali senang.
"Isabel, penerbanganku sebentar lagi berangkat. Dan aku harap kau selalu setia menungguku disini." ucap Daniel yang di angguki Isabel sambil menangis.
"Sayang," Isabel menempelkan kedua bibir pada layar handphonenya.
"Mmmmuachhh...," Daniel membalas kembali mebempelkan bibir hingga kedua bibir mereka bertahutan via layar smartphone mereka.
"Selamat tinggal, sayang. Jadilah orang nomer satu di london. Dan buat bangga kedua orang tuamu." Pinta Daniel yang di angguki Isabel sambil menangis.
"Kau juga Daniel, kau harus menjadi Dokter terhebat di indonesia." pinta Isabel sambil memalingkan muka tak ingin Daniel melihatnya terus menangis.
Pengeras suara telah terdengar di telinga Daniel dan Isabel.
"Sayang, nanti akan ku hubungi kau kembali setelah aku sampai di negaraku." Daniel tersenyum dan mereka menghitung mundur dari 3 ke 1 untuk mengakhiri panggilan videonya.
Hi ..Hi...Hi... jangan lupa like dan commentnya.