3 bulan setelah kejadian itu, kini Melinda terlihat lebih akrab kepada Daniel.
Bahkan keakraban mereka hampir mendekati sebuah kemesraan pada umumnya.
Williams beserta kedua anaknya Ann dan Rhonda sedikitpun tak menaruh kecurigaan pada mereka.
"Aku senang, semakin lama Melinda terlihat dekat Daniel. Itu melupakan keinginannya untuk memiliki seorang putra lagi di usiaku yang sudah kurang produktif." gumam William di dalam hatinya.
Pagi itu keluarga Williams sedang sarapan bersama sebelum melakukan aktifitas masing masing.
"Sayang, aku berangkat dulu. Hari ini aku ada meeting penting bersama rekan kerjaku." Williams bangun dari duduk dan kemudian mencium kening Melinda.
"I ya, sayang." Melinda mengangguk dan kemudian mencium tangan suaminya.
"Ann, Rhona ayo kita berangkat." ajak Williams kepada kedua putrinya.
"Baik, Pah." Ann bangun dari duduk di ikuti Rhonda yang terlihat buru buru menghabiskan susunya.
Melinda terlihat melangkah mengantarkan Suami dan kedua anaknya menuju mobil yang sudah terparkir di depan rumahnya.
Sedangkan Daniel terlihat sibuk membereskan bekas makanan sarapan keluarga angkatnya.
"Daniel," panggil Melinda.
"I ya, tante." jawab Daniel dengan tangan yang masih terlihat mencuci piringnya di wastafel.
"Kenapa kau harus repot melakukanya?" tanya Melinda.
"Aku tidak merasa di repotkan tante, jadi santai saja." jawab Daniel dengan santai di sertai senyum khasnya.
Sejenak Melinda terdiam menyaksikan Daniel yang begitu rajinya membersihkan piring bekas sarapan keluarganya hingga selesai.
"Tante, kenapa kau diam saja. Apa kau sedang tidak enak badan?" tanya Daniel yang melihat Melinda sedikit lelah.
"Tidak Daniel, Tante hanya merasakan mual saja beberapa hari ini." Melinda mengelus elus perutnya.
"Tante," panggil Daniel.
"I ya, Daniel." Melinda menyahutinya.
"Apa mungkin tante sedang hamil?" tebak Daniel yang melihat Melinda terus mengusap perutnya.
"Apa ... hamil?" Melinda memastikan apa yang telah di dengarnya barusan.
"I ya, kenapa tante tidak mencoba mengeceknya." usul Daniel yang di angguki langsung Melinda.
"Benar juga, Daniel bisakah aku minta tolong padamu?" pinta Melinda.
"Tentu saja bisa tante." Daniel mengangguk.
"Bisakah kau belikan aku testpack." pinta Melinda dan di angguki Daniel.
"Baiklah tante, Tante tunggu disini saja. Aku akan pergi ke swalayan terdekat."
Dan tak berselang lama, kini Daniel telah kembali membawa testpack yang telah di belinya sesuai permintaan Melinda.
"Ini tante." Daniel memberikan testpack tersebut pada Melinda.
"Terima kasih Daniel." jawab Melinda, seraya melangkah menuju kamar mandinya.
Di dalam kamar mandi, Melinda terlihat harap harap cemas dalam menggunakan alat tes kehamilanya.
Dan benar saja adanya, ternyata hasil testpack 80% akurat tersebut menyatakan bahwa Melinda hamil.
Rasa senang terlihat di wajah Melinda setelah mengetahui hasilnya. Namun, wajahnya kini mendadak berubah menjadi bingung.
Melinda mengingat ngingat terus kapan ia terakhir kali berhubungan dengan suaminya yang super sibuk itu.
"Apa mungkin bayi ini benih dari Daniel?" Melinda menutup mulutnya tak percaya.
"Tidak, mungkin alat ini salah. Aku harus memastikanya pada Dokter kandungan." melinda melangkah keluar dari kamar mandinya.
"Daniel." panggil Melinda dan Daniel pun segera menghampirinya.
"Bisakah kau antarkan aku ke Dokter kandungan?" tanya Melinda.
"Dokter kandungan?" Daniel sedikit kaget.
"I ya, Dokter kandungan. Tante ingin kepastian lebih dari rasa mual yang beberapa hari ini Tante alami." jelas Melinda.
"Baiklah, tunggu sebentar. Aku akan menyiapkan mobilnya." Daniel bergegas menuju garasi.
Dan setelah mobil siap, kini Melinda masuk dan duduk di bangku depan bersebelahan dengan Daniel.
Di tengah perjalananya, tiba tiba saja William menelpon.
"Sayang, kau dimana, mengapa suaranya terdengar berisik sekali?" tanya William di dalam teleponya.
"Maafkan aku sayang, aku sedang bersama Daniel menuju rumah sakit." jawab Melinda yang membuat William sedikit kaget.
"Apa kau sedang sakit, Melinda?" tanya William dengan cemas.
"Tidak, tidak ada yang sakit. Aku hanya ingin menemui Dokter kandungan saja." jelas Melinda.
"Untuk apa kau menemui Dokter kandungan?" tanya lagi William.
"Aku hanya ingin memastikan saja dengan rasa mual yang aku alami beberapa hari ini."
"Ternyata Melinda masih berharap memiliki keturunan lagi." William bergumam di dalam hatinya.
"Sayang, kenapa kau diam?" tanya Melinda.
"Tidak, aku tidak apa apa. Kabari aku lagi setelah kau menemui Dokter kandungan." ucap William yang sudah terlihat bangun dari tempat kerjanya.
"Baiklah, sampai berjumpa di rumah." Melinda mengakhiri panggilan teleponya.
Mobil yang di kendarai Daniel dan Melinda kini telah sampai di rumah sakit. Dan kini mereka berdua keluar dari mobil dan melangkah menuju rumah sakit.
Di dalam rumah sakit, Melinda Dan Daniel sedang duduk mengantri menunggu antrianya di panggil.
"Ibu Melinda." panggil suster yang baru saja keluar dari ruangan Dokter kandungan.
"I ya Sus." Melinda bangun dari duduk dan melangkah menghampiri suster yang memanggilnya.
"Silahkan Bu. Anda sudah di tunggu di dalam." Suster tersebut mempersilahkan Melinda agar segera masuk.
"Terima kasih, Sus." Melinda melangkah mengikuti suster tersebut dari belakang.
"Silahkan duduk, Bu. Sebentar lagi Dokter akan datang." ucap suster, seraya melangkah pergi meninggalkan Melinda.
Dan tak berselang lama, datanglah seorang Dokter kandungan wanita dan langsung menyapa Melinda.
"Selamat siang, dengan Ibu Melinda." sapa Dokter tersebut.
"I ya, betul sekali Bu Dokter." jawab Melinda.
"Baiklah, silahkan berbaring dulu di sana." titah Dokter dengan pandangan menuju bed hospitalnya.
Melinda mengangguk dan kini terlihat membaringkan dirinya di atas bed hospital.
Setelah melalui beberapa tes dan pemeriksaan. Akhirnya Dokter wanita tersebut memberitahukan pada Melinda, bahwa Melinda positif hamil.
"Selamat Ibu Melinda, anda di nyatakan positif hamil." Jelas Dokter tersebut.
Melinda tersenyum bahagia setelah penuturan tersebut
"Terima kasih, Dok." Melinda mengajak Dokter tersebut berjabat tangan.
Dan setelah selesai, kini Melinda kembali melangkah bersama Daniel untuk kembali menuju rumahnya.
Sesampai di rumah, Melinda langsung mengajak Daniel agar duduk di taman.
"Ada apa tante?" tanya Daniel yang melihat Melinda kini serius.
"Daniel, aku hamil." ucap Melinda yang membuat Daniel tersenyum bahagia.
"Wah, tante hamil. Selamat tante." Daniel terlihat bahagia di depan Melinda.
"Daniel, dengarkan tante sebentar." ucap Melinda dan Danil pun kini kembali tenang.
"Kenapa tante, kenapa wajahmu seperti tidak bahagia?, Bukankah ini yang di harapkan tante selama ini?" tanya Daniel.
"Daniel apa kau tahu, William sudah lama tidak menyentuhku dalam 3 bulan terakhir ini, karena dia sangat sibuk dalam pekerjaanya." Jelas Melinda yang membuat Daniel terlihat tegang.
"Apa itu artinya ..." Daniel menunjuk ke arah perut Melinda tak percaya.
"I ya, kau adalah lelaki yang menanamkan benih pada rahimku." jawab Melinda sambil meneteskan air matanya.
"Tante, asal tante tahu. Aku tidak akan pernah lari dari tanggung jawab." ucap Daniel yang kini duduk di samping Melinda dan memeluknya.