Malam sudah semakin larut, Brian masih berada di samping Vee terus menggenggam erat tangan mungil Vee, bagaimana mungkin penyakit yang mengerikan itu menyerang istrinya.
Arkan sedang berbicara dengan Gunawan tentang kondisi Vee saat ini, bahkan teman-teman Vee pun masih berada disana.
" mendingan kalian pulang aja dulu, ini juga udah larut malem orang tua kalian pasti hawatir " ucap Nathan
" tapi gimana kita pulang kk, kita belum tau keadaan Vee sekarang " jawab Angel
" gue masih mau disini " ucap Cleo matanya sudah terlihat bengkak karena menangis
Mendengar ucapan Cleo, Arkan langsung menghampiri nya dan memeluk nya
" Vee pasti baik-baik aja, disini ada Brian dan orang tuanya mendingan kamu pulang, besok kalian bisa datang lagi kesini " bujuk Arkan
" Kk Arkan bener Cle.... kita juga butuh istirahat, kalo Vee liat kita terus-terusan sedih kayak gini yang ada Vee tambah merasa terpukul " bujuk Bintang.
" biar gue yang anter kalian, nggak baik cewek naik taksi sendiri-sendiri larut malam kayak gini " ucap Nathan
" bilang aja Lo mau nganterin Bintang pulang " gumam Restu
" kampret Lo... " balas Nathan dengan menyikut perut Restu
" heran ya sama kalian berdua berantem Mulu.... lama-lama gue iket juga Lo berdua biar gandengan terus tiap hari " ucap Hanna namun mampu mencair kan suasana yang sedari tadi terlihat tegang
" enak aja..... sorry ya gue nggak level sama cowok kayak dia " ucap Nathan kektus
" apalagi gue, emang Lo fikir gue cowok apaan... " balas Restu dengan gaya lembut nya mengundang tawa bagi mereka semua.
Nathan sudah beranjak mengantar kan teman-teman Vee untuk pulang ditemani oleh Restu, sedangkan Anita dan Gunawan masih berada di ruang tunggu ditemani oleh Fadhil. Sedangkan Arkan menghampiri Brian yang masih duduk disamping Vee
" Brian..... "
Lamunannya pecah, saat mendengar seseorang memanggilnya
" gue minta maaf sebelumnya, tapi ada baiknya Lo terima saran dari dokter " Brian beranjak dari duduk nya lalu berdiri menghadap jendela
" gue tau, ini berat buat Lo tapi kita nggak ada pilihan lain lagi cepat atau lambat Vee akan- " Arkan tak mampu lagi untuk mengucapkan nya.
" semua keputusan ada di tangan Lo... waktu Lo cuma sampe besok pagi " Arkan menepuk pundak Brian sebelum keluar.
Vee yang dari tadi memejamkan matanya, kembali melirik Brian yang melihat keluar jendela. Ia tak benar-benar tidur bahkan dengan jelas ia mendengar semua perkataan dari Arkan
" kk Brian... "
Brian langsung menoleh dan kembali menghampiri Vee
Vee tak tahan untuk membendung air matanya lagi
" selamatkan kehidupan yang baru... aku sudah sangat lelah " ucap Vee dengan lemah
" kamu jangan ngomong itu lagi, aku nggak mau dengar " Brian menggeleng kepalanya yg sudah tertunduk menyembunyikan tangis nya
" kelak, jika ia sudah lahir dan menghirup udara dunia, jangan biarkan dia sendiri... jangan biarkan dia merasa kehilangan kasih sayang ku " Vee tersenyum manis
" bahkan jika aku belum sempat melihatnya, katakan padanya bahwa aku sangat menyayangi nya lebih dari nyawaku sendiri "
" aku selalu bermimpi, mommy dan Daddy menjemput dan membawaku pergi... " ucap Vee yang semakin lemah
Brian langsung memeluknya yang masih terbaring, ia tak ingin mendengar Vee mengatakan hal-hal yang ia benci saat ini
" I don't let you go, please stay with me "
" I Will stay with you but- "
Vee mengurai pelukannya lalu mengecup bibir Brain dengan lembut
" in your heart..... always "
Malam ini seperti malam paling menakutkan untuk Brian, ia terus memeluk Vee hingga tersadar saat matahari sudah menyinari ruangan serba putih itu.
Pagi ini Anita yang menjaga Vee, ia menggenggam tangan mungil Vee yang terlihat sangat pucat itu.
" ma... maafin aku ya, kalo pernah buat salah sama mama.... "
" enggak sayang... kamu nggak pernah salah Dimata mama... bahkan kamu juga segalanya buat mama "
Arkan menemani Brian kembali menemui dokter Bayu yang menangani kasus penyakit Vee beberapa hari ini
" semua kemungkinan bisa saja terjadi pasca operasi pak Brian.... saya harap anda menerima semuanya hasilnya "
Dokter Bayu memberikan selembar kertas untuk ditanda tangani oleh Brian.
Arkan hanya mampu mengusap lembut pundak Brian untuk memberikan nya sedikit kekuatan.
Diluar ruangan teman-teman Vee sudah datang untuk menjenguk nya
" eh kalian nggak pada ke kampus " tanya Restu yang duduk di depan pintu kamar Vee
" enggak, kk kita bolos " dengan polosnya Hanna mengakuinya " ops sorry " dengan wajah cengengesan nya
" ya ampun Hanna..... mulut Lo kok ember banget sih.... kok bisa ya Enggar jatuh cinta sama Lo " ejek Bintang
" gue aduin Fadhil Lo semua " ancam Restu
" Kk Restu kok bawel banget sih " teriak Angel.
" Angel..... ini rumah sakit " bantah Cleo
Merekapun terdiam.
Melihat Arkan dan Brian keluar dari ruangan dokter, Cleo langsung menghampiri mereka
" gimana keadaan Vee "
Arkan melirik wajah Brian yang sudah terlihat sangat sayup, ia menyadari bahwa sudah beberapa hari ini Brian kurang tidur dan makan, beruntung ia memiliki sahabat seperti Restu yang selalu cerewet mengingat kan nya untuk makan walaupun itu hanya sedikit setidaknya bisa memberi energi meski hanya secuil.
" Vee akan operasi Cesar siang ini " Arkan menjawab pertanyaan Cleo, Brian berjalan meninggalkan Arkan dan Cleo
" kita harus memahami keadaan Brian sekarang "
" tapi bagaimana dengan Vee " Arkan menghela nafas panjang
" metabolisme Vee benar-benar sudah tidak stabil saat ini dan yang pertama harus kita lakukan adalah menyelamatkan bayi nya " Arkan tak mampu lagi menjelaskannya saat mata Cleo kembali berkaca-kaca
" lalu Vee ? " Arkan kembali menarik nafas
" sesuatu bisa saja terjadi pasca operasi apa lagi dengan keadaan Vee saat ini, kita hanya mampu berdo'a "
Cleo terduduk di lantai dengan lemas, melihat keadaan Cleo yang merasa terpukul Bintang dan yang lainnya pun berlari menghampiri Cleo dan memeluk nya, seketika tangis Cleo pun pecah.
Brian duduk di kursi tunggu, tatapan nya kosong entak apa yang ia fikirkan saat ini gejolak jiwa nya bercampur menjadi satu, rasa sesak di dadanya seakan membuatnya berhenti untuk bernafas.
" kamu harus kuat " bujuk Gunawan yang kini berada disampingnya " papa tau ini adalah pukulan terberat bagi kamu " Brian menahan tangisnya " menangis lah nak... jika menangis membuatmu lebih tenang " ucap Gunawan lagi.
Brian langsung memeluknya, ia memilih menangis dalam pelukan sang ayah yang sangat ia hormati. Anita hanya terdiam saat melihat Brian dan Gunawan menguatkan satu sama lain.
Saat ini Brian sudah berada di dekat Vee, membantu mengganti pakaian Vee dengan pakaian pasien, Vee tersenyum melihat wajah Brian yang dinilai nya sangat tampan itu
" kamu terlihat sangat tampan hari ini " goda Vee " apa setelah aku pergi kamu akan mencari wanita lain? untuk menggantikan posisiku? " tanya Vee, Brian memandang nya dengan tatapan dingin
" I know... you just love me " ucap Vee yang sudah meneteskan air mata dan entah keberapa kalinya, lalu mengecup sekilas dengan lembut bibir Brian yang tipis
" tapi akan ada orang yang merebut semua nya itu dari aku " Vee kembali tersenyum sedangkan Brian masih menatap nya dengan dingin
" my baby... " Brian langsung memeluknya dengan erat menghapus air mata nya yang juga ikut menetes.