"Kau yakin dengan ucapanmu itu?" Jessica diam, kemudian menganggukkan kepalanya pelan dan tanpa bicara sepatah katapun, Jessica segera pergi begitu meninggalkan Erick yang hanya diam tidak mengerti akan pola pikir Jessica saat ini.
"Aku rasa dia semakin aneh saja, aughh.." gumang Erick, seketika meringis pelan merasakan sensasi antara pegal dan perih pada tangannya yang terperban.
"Tck, jangan-jangan apa yang dirinya ucapankan selama ini benar, jika aku ini bodoh!" ujar Erick benar-benar merasa, jika ucapan Jessica Ada benarnya juga. Dan, seharunya dirinya memikirkan kompetisi ini bukan masalah emosi hatinya, wajar saja bukan? Apa yang dilakukan Erick itu merupakan reflek, ketika dirinya mendengar suara Arini.
Di dalam kamar Jessica memilih untuk merebahkan tubuhnya, ada satupun kegiatan yang bisa dirinya lakukan hari ini. Perlahan dirinya berjalan kearah meja belajarnya, beberapa kali Jessica menghela nafas gusar sembari menatap potret seluruh keluarganya ketika masih lengkap.