Melihat raut wajah Alesta yang sudah jelas menggambarkan rasa kecewa, entah kenapa membuat Erick merasa tidak tega. Namun, dirinya harus apa? Pekerjaannya terlalu banyak dan dirinya tidak akan mungkin meninggalkannya begitu saja.
"Maaf, mungkin lain kali. Aku mungkin bisa sedikit memikirkan mengenai hal ini, tapi aku tidak janji. Kau tau betul Minggu depan aku harus pulang ke rumah orang tuaku!" ujar Erick sangat berharap Alesta dan Ansel mengerti.
Dan begitu mereka berdua mendengar perkataan Alesta sesaat langsung mengangukkan kepalanya pelan, mereka paham betul dengan apa yang saat ini akan dilakukan Erick, lagipula perlombaan ini masih memiliki waktu satu bulan lamanya untuk melakukan persiapan.