Chereads / Am I The Female Lead? [Indonesia Version] / Chapter 1 - it's look like a dream

Am I The Female Lead? [Indonesia Version]

🇮🇩beliabei
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 8.7k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - it's look like a dream

Apa yang terjadi? Mengapa semua ruangan ini berwarna putih dan begitu luas?!

Kedua mataku mengerjap pelan menahan silau cahaya matahari yang masuk. Seingatku kamarku tidak berada di dekat jendela. Hanya sebuah kamar kecil yang terasa pengap dan sangat dingin ketika hujan.

"Nona muda, anda sudah bangun?"

Sontak mataku terbuka lebar. A... apa?

"Nona Muda?"

Tiga pelayan di depanku terlihat khawatir. Sementara aku menatap mereka dengan tatapan terkejut.

Apa yang sebenarnya terjadi?! Dimana ini?!

"Apakah kepala nona masih terasa sakit? Jika iya, saya akan panggilkan dokter"

"Tunggu!" cegahku

Baik, aku harus mengatur napasku dengan baik. Menenangkan pikiranku dan harus bersikap tenang.

"Umm.. ini dimana ya?"

JDERRR!

Seperti petir di siang bolong, ketiga pelayan itu terlihat terkejut bukan main.

Apakah pertanyaanku salah?

"Mo....Mohon maafkan kami nona!"

HAHH?!!

Mereka bertiga berlutut dengan tubuh gemetar. Astaga.. Padadahal aku hanya meminta jawaban, bukan perlakuan seperti ini.

"Se..Seharusnya kami mencegah nona saat Nona Muda Rieca mengajak nona ke taman"

Sebentar..

"Maksud kalian Rieca?"

"Benar, nona Rieca Navita"

HAHH?!!

Sekarang akulah yang seperti tersambar petir!

"A..Ambilkan aku cermin!"

Dengan cepat mereka membawakan cermin kecil. Kutatap wajahku di cermin. Hanya sedetik. Lalu menjauhkan cermin dan mendekatkan lagi.

HEEHHH? Ini wajah siapa? Mengapa sangat cantik sampai-sampai membuatku jatuh cinta menatapnya?

"No..nonaa" salah satu pelayan betubuh pendek dengan bintik tipis di wajahnya menatapku takut.

Aku terdiam sejenak. Rieca Navita, nama tokoh antagonis di dalam novel Bunga Kerajaan. Di dalam novel, Rieca di katakan sebagai tokoh yang sangat kejam dan akan melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang dia mau.

Salah satunya adalah mendapatkan cinta dari Edzar Grey. Tokoh laki-laki kedua setelah putra mahkota. Karena cintanya kepada Edzar yang begitu besar, Rieca berkali-kali mencoba melakukan percobaan pembunuhan terhadap tokoh utama wanita.

Yaitu Eloir Diaroa.

Tokoh utama wanita yang selalu memaafkan kesalahan Rieca hingga pada akhirnya Rieca di hukum mati oleh putra mahkota karena menculik dan menyiksa Eloir selama satu minggu.

"Nonaa.. Nona Eloir..."

Dan aku berada di tubuh Eloir?

Rasanya masih tidak percaya jika aku masuk ke tubuh ini. Biasanya mereka yang masuk ke dalam novel akan menjadi tokoh sampingan atau bahkan menjadi tokoh antagonis!

Ahhh! Betapa baiknya dewa padaku!

"Aku ingin mandi" kataku setelah sekian lama hening.

Para pelayan bergegas menyiapkan bak mandi. Harum bunga-bunga dan air hangat membuat tubuhku tenang.

Ohh.. nikmatnya menjadi tokoh utama.

Sejenak aku memikirkan cara bagaimana agar Rieca tidak terbunuh. Mungkin lebih tepatnya supaya aku tidak perlu berurusan dengan Rieca. Apakah dengan berdiam diri di mansion adalah cara terbaik? Karena Rieca hanya mencari gara-gara ketika dia berpapasan dengan Eloir.

Gaun mewah dan berkualitas, pelayan yang selalu sigap, juga tidak perlu bekerja di bawah tekanan bos.

Nikmatnya.. Inilah kehidupan yang aku inginkan.

"Nona Eloir Diaroa"

Begitu selesai mandi, kedua mataku dibuat terkejut karena para pelayan mulai merombak ulang kamarku. Warnanya tidak jauh beda dengan putih, lightblue, dan warna pastel. Bahkan gaunku sendiri dominan berwarna putih dan lightblue. Hanya ada beberapa gaun berwarna peach dan satu gaun coklat tua.

Salah satu pelayan yang berwajah tua melirik ke arahku, lalu berbisik ke pelayan di dekatnya.

Oh, mungkin wanita itu adalah kepala dayang Eloir.

"Nona muda, yang mulia Duchess memanggil anda"

Entah ini hanya perasaanku atau tidak, seluruh ruangan mendadak hening.

Aku mengangguk dan meminta pelayan itu pergi. Anehnya, atmosfir di belakang tubuhnya terasa tidak enak.

Entahlah. Atau ini hanya perasaanku saja?

*

Di dalam novel, Duchess Granett Diaroa adalah orang yang tegas dan berwibawa. Dia di kenal di kalangan masyarakat karena sangat rendah hati dan dermawan. Tentu masyarakat lebih kagum ketika melihat putra dan putri Duchess yang tumbuh hebat dan banyak di kagumi.

Terutama Eloir Diaroa. Di kekaisaran, tidak ada yang tidak mengenal Eloir. Bahkan berita jika putra mahkota sangat menyukai Eloir pun terdengar luas baik di kalangan bangsawan atau masyarakat bawah. Mereka juga yakin jika calon ratu masa depan mereka adalah Eloir Diaroa.

Kepala pelayan laki-laki yang mengantarku memberi hormat sebelum membuka pintu.

Sudah kubayangkan seperti apa wajah Duchess Diaroa yang sangat berperan penting ini. Apakah sebuah senyuman hangat, atau pelukan yang akan kudapatkan ketika bertemu nant-

PLAK!!

....Loh?

Aku bahkan belum memberi salam ketika pintu baru saja tertutup. Kedua mataku bergetar menatap mata tajam Duchess yang kini terlihat sangat menusukku.

Apakah ada kesalahan fatal yang dilakukan Eloir sebelum aku merasuki tubuh ini?

"Berani-beraninya..." Duchess terdengar begitu marah

"Ada ap-"

Tamparan kedua menyusul di sisi pipi yang lain. Pikiranku berputar cepat mengingat lagi apakah ada kesalahan yang dilakukan Eloir di dalam novel?

Seingatku Eloir sangat polos di dalam novel dan tidak pernah melawan. Kesehariannya tidak pernah berubah sejak dia bangun tidur.

Tunggu.

Keseharian sejak...

bangun tidur?

Ingatanku terputar ketika aku pertama kali membuka mata. Ada tiga orang pelayan, dan aku yang sangat syok karena tiba-tiba terbangun begitu saja di tempat ini malah bersikap aneh.

Apakahh..

"Kepala pelayan memberitauku jika saat bangun tadi kau bersikap aneh" Tidak sedikit pun aku mendengar nada hangat dari suara Duchess.

"Kau mempermalukan keluarga ini! Bagaimana bisa seorang putri dari keluarga Diaroa bersikap seperti itu?! Hal itu sangat bertentangan dengan tradisi!"

Aku benar-benar tidak bisa berpikir jernih. Bahkan ketika Duchess menghela napas berat dengan tatapan tidak menyenangkan, beliau memintaku kembali ke kamar dan membaca buku.

Kepalaku berdenyut. Masih tidak percaya dengan kejadian barusan. Pelayan tua itu membungkuk hormat sementara yang lain tidak ada yang bersuara.

"Antarkan aku ke perpustakaan" pintaku. Setidaknya aku butuh tempat sepi untuk menenangkan diri.

Hm? Pelayan-pelayan itu saling menatap satu sama lain dengan wajah gusar.

"Ada apa?"

"Itu.. nona, nyonya Duchess sudah menyiapkan buku-buku yang akan nona baca di taman mawar putih"

Hah? Bagaimana bisa aku membaca di tempat seperti itu? Wangi bunga pasti sangat tercium disana di tambah angin yang akan membuatku terusik.

"Aku ingin membaca di perpustakaan"

Lagi, mereka seakan terkejut dan ragu mendengar jawabanku.

"Apa kalian tidak dengar?"

"Ehh?" mereka tersentak kaget.

"Aku ingin membaca di perpustakaan" kesalku menatap mereka tajam.

Mereka mengangguk mengerti, mengantarku ke perpustakaan. Meskipun dari belakang aku bisa mendengar mereka berbisik tentang sikap anehku hari ini.

Hahhh... Ini aneh. Aku harus menemukan jawaban apa yang sebenarnya terjadi sampai-sampai Duchess menamparku.