Chapter 5 - Change

Ini gila!

Sepanjang acara berburu, aku tetap tidak bisa berhenti berpikir. Teh dan aneka kue cantik yang terlihat menggiurkan tidak terasa apapun di mulutku.

Pikiranku kacau. Aku sama sekali tidak bisa mencerna apa yang sebenarnya terjadi. Mengapa semua berbeda?!

"Lady Diaroa"

Tanpa kusadari ada banyak pemuda yang berlutut dan menatap penuh harap padaku.

Di dalam tradisi kekaisaran ini, bukan para 'lady' yang memberikan pita, tetapi para pemuda yang berharap pita mereka akan diterima.

"Maaf" Aku tersenyum manis, "Kali ini aku hanya menerima pita pemberian Duke"

Begitu menatap mata yang mulia Duke yang menatap mereka dengan tajam, mereka bergegas memberi hormat dan pergi dengan ekspresi sedih.

"Tidak apa-apa" ayahku menepuk kepalaku pelan, "Aku tidak akan menceritakan apa yang terjadi"

Eh?

Wajah Duke tersenyum hangat. Bukankah dia tidak pernah peduli dengan apa yang mereka lakukan pada Eloir? Atau..

Baik..

Mari lupakan isi novel.

Meskipun aku menolak pita mereka, di depan tenda sudah ada beberapa pengawal yang menunggu dengan kotak di tangan mereka.

"Kami memberi hormat kepada nona muda keluarga Diaroa"

"Ada apa?"

Kotak-kotak dengan ukiran emas. Aku yakin ini bukan pemberian sembarang orang. Siapa lagi jika bukan yang mulia putra mahkota.

"Yang Mulia Putra Mahkota berpesan untuk memberikan ini kepada nona. Lalu beliau juga mengirimkan ini sebagai hadiah"

Aku menatap kotak itu. Aku yakin pengawal-pengawal ini sedang menertawakan diriku.

"Sepertinya berita ini belum sampai ke telinga yang mulia" kuberi senyum manis, "Aku menolak menerima pita siapapun selain milik ayahku yaitu yang mulia Duke"

"Tapi ini pemberian putra mahkota"

"Apa kalian tuli?" mataku menatap tajam, "Sepertinya kalian tidak bisa patuh dengan perintah ya"

Mereka terlihat gemetar. Langsung membungkuk meminta maaf dan pergi.

Mataku menatap langit yang bersinar terik. Satu hari terasa sangat lama sekali. Tapi disini aku merasa bebas. Juga,

"Nai, tolong ambilkan kertas dan pena" pintaku

"Baik nona"

"Tolong katakan pada pengawal, jika aku tidak ingin menerima tamu hari ini. Siapapun itu"

"Baik, akan saya sampaikan"

Karena sekarang aku harus menyusun rencana untuk keluar dari rumah dan mengubah alur.

=========

Kekaisaran Areign, mempunyai dua Duke, yang pertama Duke Diaroa yang menjadi pihak pendukung kerajaan, lalu yang kedua Duke Kharzak.

Di dalam novel tertulis selain putra mahkota, ada banyak pemuda yang mendekati Eloir. Di antara mereka ada putra kedua keluarga Count Seto yaitu Garil Seto dan putra tertua keluarga Marquess Heint, Arawan Heint.

Yang satu sangat terobsesi dengan Eloir sedangkan yang satu lagi selalu melindungi Eloir.

Aku belum pernah bertemu dengan mereka berdua. Seingatku pertemuan dengan mereka berdua terjadi di pesta dansa hari terakhir berburu.

Sepertinya aku harus membuat alasan untuk tidak hadir di pesta. Daripada itu, ada satu penyihir yang membantu Derreck. Penyihir muda yang ditemuinya di pasar ketika menyamar sebagai rakyat biasa.

Lalu, penyihir itu sangat setia dan membantu putra mahkota menyingkirkan keluarga Rieca sehingga hanya ada satu Marquess di kekaisaran ini.

Aku harus menemukan penyihir itu lebih dulu!

Disaat aku menyusun rencanaku, suara tembakan terdengar menandakan acara berburu telah di mulai. Teriakan dan tawa pada lady terdengar menunggu ksatria dan pasangan mereka kembali membawa buruan.

"Nona"

Nai memegang sebuah kotak berwarna perak. Segera aku mengenali lambang di kotak itu.

Duke!

Sesuai dengan ucapanku sebelumnya, duke memberikan pita dan aku menerimanya dengan senang hati. Sungguh aku tidak tau apakah perasaan senang ini hanya milikku atau juga milik Eloir. Entahlah.. Karena rasanya sangat membahagiakan sampai-sampai air mataku mengalir.

Perburuan berlangsung sekitar 2 jam paling cepat dan sudah ada beberapa yang kembali ke tenda membawa hasil buruan dan menyerahkannya sebagai kehormatan kepada lady yang disukai mereka.

Sebagian sudah kembali namun aku tidak melihat tanda-tanda Duke kembali. Maka dari itu aku memutuskan kembali masuk ke dalam tenda untuk beristirahat.

"Lady Diaroa"

Deg!

Putra Mahkota berlutut di hadapanku dengan senyuman tulus yang membuat siapapun terpesona karenanya.

"Izinkan saya menyerahkan kehormatan perburuan ini kepada lady"

Setumpuk hewan buruan yang berhasil mengalahkan poin milik ksatria lain berada di depan mataku. Seluruh bangsawan yang melihat hal itu langsung terpesona dan beberapa iri melihatnya.

Derreck melangkah mendekat, meraih tanganku dan mengecupnya lembut.

Aku menunduk menahan rasa takut yang tiba-tiba menghampiriku. Jika aku menolak hadiah Putra Mahkota di depan umum.

"Aku-"

"Eloir"

Duke Diarora datang dan dengan segera melindungi Eloir dalam pelukan.

"Hadiah kehormatan milik ayah untukmu"

Sontak mereka melihat tiga binatang raksasa dan 2 tumpukan gerobak penuh hasil buruan Duke Diaroa.

"Ya!" Kupeluk dengan erat ayahku. Mencoba menahan tangis karena membantuku menolak hadiah pemberian Putra Mahkota.

"Maafkan ketidaksopanan kami, yang mulia. Tapi aku ingin memberikan kehormatan ini kepada putriku satu-satunya"

Putra Mahkota yang terkejut melihat Duke mengangkat suara, segera mencoba menenangkan sikapnya, "Ya? Ya! Duke tidak pernah memberikan hadiah kehormatan kepada siapapun sebelumnya selain Duchess. Karena itu, baiklah. Eloir, kali ini aku mengalah" katanya memberikan hormat padaku dan ayahku.

"Lalu anda ingin memberikan hadiah ini kepada siapa, yang mulia"

Derreck terlihat mencari seseorang di tengah kerumunan. Aku menebak dia mencari Rieca tetapi Rieca tidak ada disana sehingga dia mengatakan akan memberikan kehormatan itu kepada Permaisuri.

Sekali lagi aku berhasil menghindari Putra Mahkota. tetapi di satu sisi aku juga merasa takut karena berita ini pasti terdengar ke telinga Duchess Diaroa.