u saja Dinda masih penasaran karena tak mendapat jawaban dari Devin,
Ia menunggu dan menunggu sampai rela tak tidur siang menunggu mood Devin kembali baik. Bukannya ia tak lelah, tapi rasa penasarannya mengalahkan rasa lelah tersebut.
"Kebo banget sih dia, jam segini belum bangun juga!" gumamnya. Waktu menunjukkan pukul setengah lima sore dan Devin masih saja belum bangun. Sementara, Dinda menunggu di kamarnya dengan perasaan kesal.
Tak berselang lama, ia memutuskan untuk keluar kamar hendak menemui kakaknya. Seperti biasa ia akan langsung masuk tanpa basa-basi mengetuk pitu.
Clek ….
"Dikunci?" ucapnya.
Tok …. tok …
"Kaaak! Udah sore, bangun, Kak!" teriaknya. Devin sama sekali tak menyahut apalagi membukakan pintu pada adiknya itu.
"Din, ngapain?" Fera datang karena mendengar gedoran pintu Dinda yang terdengar hingga ke dapur.
"Ini si Kakak belum bangun, Ma. Padahal, ini udah mau magrib loh," jawab Dinda pura-pura mengingatkan.