"Awh! Sakit, sayang!"
Bugh!
"A-Aw!..."
Berkali-kali Arland meringis kesakitan sewaktu Arasha memukulinya tanpa henti.
Setelah Arland berkata bahwa Arasha boleh melampiaskan amarahnya pada Arland, perempuan bermanik coklat tersebut benar-benar melakukannya.
Arland sampai menyalahkan dirinya sendiri, menyesal atas apa yang dirinya katakan.
Dia sepertinya lupa jika sang istri adalah wanita jadi-jadian.
Pelampiasan Arasha bukanlah makanan ataupun kenikmatan. Melainkan sebuah siksaan berat yang menyakitkan.
Entah sudah berapa pukulan yang Arland terima saat ini. Dia tidak kuasa menangkisnya karena Arasha yang terlalu membabi buta.
Selama liburan ini, Arasha sulit mengendalikan amarahnya. Sedikit saja Arland salah, maka Arasha akan mengamuk bagai singa kesetanan.
"Arland nyebelin! Arland nyebelin—"
"No! Jangan wajah aku, Sayang..." potong Arland cepat, kemudian segera menangkap pergerakan sang istri sebelum mengenai wajahnya.